Keep you with me (Part 2)

[POV HARA]
“Drrrrrrr……..” bergetarlah ponsel yang kuletakkan di dekatku.
Getaran dari ponsel itu yang membuatku terbangun dari tidur malamku yang kurasa benar-benar sangat lelap.
Ada sebuah pesan masuk yang dikirim oleh Nicole, teman satu grup ku,
“Ha Ra ~~ benarkah kau sedang ada di Gwangju ?? kini aku juga sedang berada di Gwangju…..
Keluarlah pagi ini…. Aku ingin berbicara denganmuu “

Aku kaget membaca pesan masuk dari nya, Nicole ??? Ada di Gwangju ??? sekarang !!!!!
“untuk apa dia kemari ?”
“Tau darimana juga, kalau aku ada di Gwangju ??? Ini aneh… “

“Hei Haraaa ~” Sapa Nicole, yang pada akhirnya kini aku temui.
“Tuhan ! ini nyata, Nicole sungguh sedang berada di Gwangju saat ini.” Ungkapku dalam hati.
Aku menuju tempat yang telah ia pesan sebelumnya, ia terlihat sangat gembira sekali.
Setelah aku duduk dihadapannya,
“Sssstttttt ~ tenang saja…. Aku tak kan member itahu siapapun kalau kau sedang ada disini. Janji !”
Ungkap Nicole sambil menunjukkan jari kelingkingnya didepanku.
Aku menghela nafas, “ Yaaaa…..baiklah terserah kau saja”
“Ha Ra….” Panggil Nicole
“Yaaa….”
“Aku membuatkan ini untukmu ^^” ia mengeluarkan bungkusan kecil dari dalam tas nya.
“Apa ini ?”
“Buka saja ^^” kubuka bungkusan itu, kulihat didalamnya
“Choco-chip ??”
Ia tersenyum sambil diikuti anggukan.
“Kau yang membuatnya ?”
Ia kembali mengangguk dan tersenyum.
“Waahhh… nampak nya lezat ^^”
“Kau tidak bermasalahkan kalau memakan choco-chip ?” Tanya Nicole padaku.
Aku menggeleng, kutunjukkan perut ini. Perutku tidak gendut kok…jadi makan beberapa choco-chip kurasa tak masalah bagiku.
“Terima kasih yaa, Nicole”
Ada macam gadis seperti Nicole ini……
Teman satu memberku, tapi selalu terlihat lembut dan manis….
Sangat berbeda denganku…..
Dia sangat hangat…sosok keibuan…..dan pintar memasak…..
Sedang aku ??
Hah…… Gadis macam apa aku ini……
“Ha Ra….” Panggil Nicole, Sontak saja lamunanku menjadi buyar.
“Iyaa…”
“Hmmmm… ada sesuatu hal yg ingin aku ceritakan padamu….”
Sejenak, aura Nicole jadi berubah. Ia terlihat sedikit lemas dan menunduk kebawah. Aku jadi khawatir melihatnya. Namun, jujur saja saat ini sebenarnya bukanlah saat yang tepat untuk mendengarkan, atau menerima curhatan dari orang lain….
Tapi, entah kenapa sepertinya Nicole sangat membutuhkan teman untuk curhat. Jadi, untuk saat ini…
Khusus untuk Nicole, aku harus menyembunyikan perasaan sedih yg sebenarnya masih menggelayutiku……..
Aku langsung menggenggam tangannya, alih-alih untuk tetap menguatkan jiwa nya.
“Ayooo cerita saja kepadakuu…”
Setelah mendengar ucapanku, ia pun terlihat mulai membuka mulutnya.

“Tolong rahasia kan tentang ini yaaa, Ha Ra….” Pinta Nicole kepadaku sebelum ia mulai bercerita.
“Tentu saja…”
“Aku saat ini sedang berpacaran dengan seseorang…..” ungkap Nicole sambil memainkan tangannya.
“Rupanya Ia ingin bercerita tentang masalah percintaan” Batinku dalam hati.
“Siapa Nicole ? Mungkinkah aku kenal dengannya ?” Tanyaku yang mulai menunjukkan bahwa aku harus terlihat tertarik dengan cerita nya.
“Iyaa, kau mengenalnya…. Dia seorang artis……………….”
“Penyanyi dari suatu boy-group lebih tepatnya” Nicole melanjutkannya
“Dia, Kang Daesung ! Orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Daesung……”
Mendengar Nicole mengucapkan nama Daesung, mataku langsung terbelalak.
Apa ? Dia pacaran dengan Nicole ? Teman satu group ku ?
Berarti, Aku telah diselingkuhi ??
Tanganku tak bisa berhenti bergetar…..
Aku tak siap dengan apa yang telah Nicole ceritakan…….
Namun, aku masih melihat Nicole masih terus melanjutkan cerita nya….
“Pertama kali, ketika aku berpacaran dengannya aku sudah tahu bahwa ia sedang berpacaran dengan gadis lain yang satu pekerjaan dengannya.
Aku sempat berfikir, apakah gadis itu seorang artis juga ?
Namun, tak lama kemudian Daesung bercerita kepadaku bahwa dia dan gadis itu kini sudah putus. Tapi, kalau misal ini semua terjadi karena aku ?
Aku merasa sangat tidak enak hati , bahwa aku telah merampas Daesung dari nya.” Jelas Nicole
Dari tadi, tangan ini terus bergetar…..
Aku tak mampu lagi untuk mendengar Nicole bercerita, tanpa sadar aku menjatuhkan gelas yang dari tadi sudah dipesan dan berada disebelahku.
“Traaaangggg…………..” gelas berseta isi nya pun jatuh di meja kami.
“Ehhh ! Ha Ra, kau tak apa-apa ?” Nicole tersentak kaget, melihat aku menjatuhkan gelas diatas meja.
“Tak apa, Nicole….” Jawabku untuk meyakinkan Nicole bahwa aku sama sekali tak terpengaruh apapun dengan cerita nya.
Jangan sampai Nicole tahu, bahwa gadis yang dipacari Daesung sebelumnya adalah aku.
Nicole langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas nya, dan mengelap tumpahan air yang membasahi meja kami.
Setelah mengelapnya , kami berdua kembali duduk di kursi.
“Ha Ra , kamu kenapa sih ?”
“Hehehe…. Mungkin aku sedikit kelelahan maka nya, aku minta ijin untuk pulang ke Gwangju agar aku bisa sedikit beristirahat sejenak dari rutinitas…” Jawabku bohong.
Aku tahu kini aku sedang berbohong……
Tapi apakah ini masalah buat mu ? Karena aku sedang tak mempedulikannya…
Kini kepalaku terasa pusing,
Perutku menjadi sakit,
Perasaanku jadi tak enak,
Tak ada selera untuk mencicipi choco-chip buatan Nicole……….
“Soal ceritamu tadi, Mungkin kesannya memang tak baik . Tapi, aku rasa perasaan Daesung pada gadis itu sejak awal memang sudah berubah. Jadi saranku, kau tak usah mencemaskannya, Nicole.”
Aku harus terlihat tegar didepan Nicole.
“Hmmmmm… begitu yaa ?”
“Iyaa.” Jawabku sambil tersenyum.
Aku kembali melanjutkan,
“Mungkin………. Ada atau tidak ada nya kau, dalam hubungan antara Daesung dan mantan kekasihnya itu cepat atau lambat mereka pasti akhirnya juga akan berpisah… Itu menurutku.”
Itu ucapan terakhir yang kuucapkan pada Nicole, sebelum pada akhirnya aku pamit untuk pulang dan mengakhiri pertemuan ini.
“Bisa bisa nyaa, aku sok menasehati seperti itu didepan Nicole.” Aku tak habis pikir dengan perkataan yang aku utarakan di depan Nicole tadi.

“ I don’t understand….
Looking into my eyes (With those sad eyes, to me)
You told me you loved me….was it all lies
I still remember, you let go of my hand (Slowly getting farther)
Even my memory….did you erase it all ?
I remember your last smile……if time could be stopped
I would run and hold you and could do anything for you
I miss you a lot today too, I want to hold you just one more time
Today and tomorrow too…. I’m fading away with only tears baby
Stop this now, I’ve hurt as much as I can hurt and its hard
[Song This Part : BIGBANG – I don’t understand]
Langkah kaki ini berhenti,
Sungguh kali ini aku tak mampu utnuk berbohong….
Aku tak lagi memiliki kemampuan untuk berjalan…
Perasaanku saat ini……….. ?
Aku patah hati………………….
Tangisku tak dapat kubendung……
Aku tak menyukainya……
Aku tak menyukai ini semua……….
Aku ingin tenang, tapi ini terlanjur terasa sakit………..
Sakit sekali…………
Tiap aku memikirkan Nicole, ia teman satu gruopku………..
Sampai hati ia melakukan ini kepadaku ?
Nicole……………..
Memang sosok gadis yang baik, feminism, manis yang manis nya melebihi diriku…….
“Jangan menangis lagi, Ha Ra……….”
Hah ? Aku seperti mendengar suara dari seseorang…..
Aku mengusap air mata ini, betapa terkejutnya aku……
“i….. ini………….” Ucapku terbata-bata.
Ternyata aku berada di depan rumahnya Seungri……….
Kaki ini ternyata sudah melangkah sejauh ini ?
Ini seperti sihir………..
Seketika itu, air mata ku benar-benar berhenti……………
Aku tak menangis lagi,
Aku berjalan mendekati rumah itu, tangan ini berusaha untuk meraih pintu nya.
Aku melihat cahaya didalam rumah ini,
Masih ada cahaya……………..
“Rumah itu sedang terkunci, kalau mau masuk kau harus membiarkan pemiliknya untuk membuka kannya untukmu. Baru setelah itu kau bisa masuk.”
“Degh………………..” Lagi, lagi……… aku mendengar seseorang berbicara, apa itu ditujukan untukku ?
Aku membalikkan diri kebelakang,
Seungri sedang berdiri dibelakangku. Ia terseyum melihat wajahku.
“Ah ?”
“Kau tersesat ?” Tanya nya.
Aku mempersilahkan diri nya untuk membuka pintu rumahnya, yang memang benar bahwa rumah itu sedang terkunci.
Aku melihat Seungri menggenggam tas belanjaan,
“Kau habis berbelanja ?”
“Iyaa….” Kemudian ia mempersilahkanku masuk ke dalam rumahnya.
“alat-alat menjahit ?” aku melihat begitu banyak perlengkapan menjahit yang ia beli di swalayan.
Malam-malam beg ini pergi berbelanja, dan…………….. berbelanja peralatan menjahit ??
“Iya tentu saja… ada yang salah dengan belanjaanku ?” Tanya nya, sambil mengangkat sebelah alis nya.
Aku tak sanggup untuk benar-benar menggeleng, karena kenyataannya hal ini sangat terlihat aneh bagiku.
“Hah………. Kenapa setiap orang yang mengetahuiku seperti ini mereka semua menertawaiku.” Ungkapnya sambil mengangkat tas belanjaan yang ia bawa.
Aku tahu apa yang ia maksud,
“Ah ~ maafkan aku kalau begitu.” Pintaku
Dia sungguh………..laki-laki yang sangat unik………….
Tapi, berkat dia airmata ku bisa berhenti……………….

“Maukah kau mengajariku menjahit ?”
Ia terlihat kaget mendengar ucapanku,
“Menjahit ?”
“Iyaa…. “ jawabku mantap.
“Apa terdengar aneh bagimu ?” aku mendekati nya.
“Ah-ah……. Tidak kok.” Wajahnya mendadak bersemu kemerahan
Sudah kuputuskan, bahwa aku akan memulai dari hal kecil terlebih dahulu.
Aku harus merubah diriku !
Aku harus merubah kepribadianku !
Lihatlah aku, Daesung !
Kalau aku pasti mampu……………..
[+++++++++++++++++++++]

Aku duduk dikursi yang telah ia siapkan, setelah itu ia menyiapkan alat menjahit yang simple dan sebuah kain didepanku.
“Jahit ditempat yang ada tanda nya, jahitlah mulai dari sini.” Ia menunjukkan daerah yang mana aku harus memulai menjahitnya dari situ.
“Baiklah.” Aku segera mengambil benang jahit, dan segera memasukkannya ke daerah yang ia tunjukkan tadi.
“Menjahit itu mudah, dulu waktu SD aku pernah menjahit seperti ini. Lihat………. Mudah kan ?”
“Betsssss…………” ternyata, benangnya keluar lagi.
Seungri tertawa kencang melihatnya.
“Sini…….” Ia menyuruhku menyerahkan kain itu pada nya.
“Sebelumnya kau harus ikat mati dulu benangnya, seperti ini. Lihat……………. Mudah kan ?”
“Wah……………….” Aku terpesona melihat tangannya yg cekatan mengajariku.
Ia benar-benar terampil dalam menjahit.

“Sekarang, cobalah.” Ia kembali memberikanku sebuah kain baru
Aku mulai melakukan seperti apa yang tadi telah Seungri tunjukkan kepadaku,
Disampingku Seungri terdengar memberikan interuksi padaku,
“Masukkan jarum ke posisinya, lalu lanjutkan… Yak, masukkan ke lubang kancingnya.
Jahitan di kain, harus sama dengan lebar kain. Kau nanti harus mengukur panjang benangnya, kira-kira akan sepanjang………………………..”
“Ah !”
“Benangnya kenapa ini ?” Tunjukku kaget.
“Tenang…..tenang……… Ini hanya kusut saja,kok” Seungri mencoba menenangkanku.
Sebenarnya ada apa denganku ini ?
Beberapa hari yang lalu, aku diputuskan oleh kekasihku secara sepihak….
Tadi pagi, aku mendengar cerita dari teman satu memberku yang ternyata ia telah jadian dengan mantan kekasihku…………..
Tapi, sekarang………..
Aku kedapatan sedang menjahit…….
Hal yang paling aku benci……………….
Tak kusukai, karena terlalu wanita dan terlalu sedehana………….
“Se~le~sai~” akhirnya selesai juga aku menjahitnya, aku merasa bangga karena berhasil menyelesaikannya ^^
Kutunjukkan hasil jahitanku pada Seungri, “Wahhhhh hebat !”
Namun, wajahnya terlihat tak segembira perkataannya.
“Coba sini pinjam sebentar.” Ia kembali memintaku untuk menyerahkan hasil jahitanku pada nya.
“Masih kurang sempurna yaa ?”
“Sebentar……lihatlah, sebentar lagi ini akan menjadi benda sederhana yang bermanfaat.”
Tak lama kemudian,
“Wahh ~ sebuah kantong “ aku terkejut melihat hasilnya.

Ini seperti sihir……………….
Kancing yg tidak pas aku pasang, ia sempurnakan menjadi sesuatu semanis ini…………..
Selama ini, aku hanya sibuk bekerja……
Mengasah diri sekuat tenaga didunia entertainment, agar banyak orang yang mengenaliku….
Aku sangat percaya diri dengan diriku….Sosokku yang seperti itu………
Aku yang tak bisa memasaka, atau sekedar membuat choco-chips saja aku tak mampu
Apalagi menjahit……….
Pikirku, dulu tak jadi masalah…….
Tapi, hari ini pemikiranku dibuat dewasa olehnya……..
Ia menyuruhku untuk membuka “mata” ini…………
Membuka “pikiran” ini, bahwa………
Perempuan belum bisa dikatakan perempuan kalau belum bisa melakukan salah satu pekerjaan seperti ini……..
Aku telah terhanyut dengan dunia yang penuh dengan orang-orang yang “memanjakanku”
Aku akan meneruskannya sampai akhir !
“Seungri………..” Kugenggam tangannya,
“Ah……”
“Kau akan membantuku sampai aku bisa membuat apapun kan ?”
“Tolong ~ buatlah diriku ini, agar bisa dikatakan sempurna sebagai seorang perempuan.”
My Prince……… Keep you with me”

[ To Be Continued……………………]

Keep you with me (Part 2)

[POV HARA]

“Drrrrrrr……..” bergetarlah ponsel yang kuletakkan di dekatku.
Getaran dari ponsel itu yang membuatku terbangun dari tidur malamku yang kurasa benar-benar sangat lelap.
Ada sebuah pesan masuk yang dikirim oleh Nicole, teman satu grup ku,

“Ha Ra ~~ benarkah kau sedang ada di Gwangju ?? kini aku juga sedang berada di Gwangju…..
Keluarlah pagi ini…. Aku ingin berbicara denganmuu “

Aku kaget membaca pesan masuk dari nya, Nicole ??? Ada di Gwangju ??? sekarang !!!!!
“untuk apa dia kemari ?”

“Tau darimana juga, kalau aku ada di Gwangju ??? Ini aneh… “

“Hei Haraaa ~” Sapa Nicole, yang pada akhirnya kini aku temui.

“Tuhan ! ini nyata, Nicole sungguh sedang berada di Gwangju saat ini.” Ungkapku dalam hati.
Aku menuju tempat yang telah ia pesan sebelumnya, ia terlihat sangat gembira sekali.

Setelah aku duduk dihadapannya….

“Sssstttttt ~ tenang saja…. Aku tak kan member itahu siapapun kalau kau sedang ada disini. Janji !”
Ungkap Nicole sambil menunjukkan jari kelingkingnya didepanku.
Aku menghela nafas, “ Yaaaa…..baiklah terserah kau saja”

“Ha Ra….” Panggil Nicole

“Yaaa….”

“Aku membuatkan ini untukmu ^^” ia mengeluarkan bungkusan kecil dari dalam tas nya.

“Apa ini ?”

“Buka saja ^^” kubuka bungkusan itu, kulihat didalamnya

“Choco-chip ??”

Ia tersenyum sambil diikuti anggukan.

“Kau yang membuatnya ?”

Ia kembali mengangguk dan tersenyum.

“Waahhh… nampak nya lezat ^^”

“Kau tidak bermasalahkan kalau memakan choco-chip ?” Tanya Nicole padaku.
Aku menggeleng, kutunjukkan perut ini. Perutku tidak gendut kok…jadi makan beberapa choco-chip kurasa tak masalah bagiku.

“Terima kasih yaa, Nicole”

Ada macam gadis seperti Nicole ini……
Teman satu memberku, tapi selalu terlihat lembut dan manis….
Sangat berbeda denganku…..
Dia sangat hangat…sosok keibuan…..dan pintar memasak…..
Sedang aku ??
Hah…… Gadis macam apa aku ini……

“Ha Ra….” Panggil Nicole, Sontak saja lamunanku menjadi buyar.

“Iyaa…”

“Hmmmm… ada sesuatu hal yg ingin aku ceritakan padamu….”

Sejenak, aura Nicole jadi berubah. Ia terlihat sedikit lemas dan menunduk kebawah. Aku jadi khawatir melihatnya. Namun, jujur saja saat ini sebenarnya bukanlah saat yang tepat untuk mendengarkan, atau menerima curhatan dari orang lain….
Tapi, entah kenapa sepertinya Nicole sangat membutuhkan teman untuk curhat. Jadi, untuk saat ini…
Khusus untuk Nicole, aku harus menyembunyikan perasaan sedih yg sebenarnya masih menggelayutiku……..
Aku langsung menggenggam tangannya, alih-alih untuk tetap menguatkan jiwa nya.

“Ayooo cerita saja kepadakuu…”
Setelah mendengar ucapanku, ia pun terlihat mulai membuka mulutnya.

“Tolong rahasia kan tentang ini yaaa, Ha Ra….” Pinta Nicole kepadaku sebelum ia mulai bercerita.

“Tentu saja…”

“Aku saat ini sedang berpacaran dengan seseorang…..” ungkap Nicole sambil memainkan tangannya.

“Rupanya Ia ingin bercerita tentang masalah percintaan” Batinku dalam hati.

“Siapa Nicole ? Mungkinkah aku kenal dengannya ?” Tanyaku yang mulai menunjukkan bahwa aku harus terlihat tertarik dengan cerita nya.

“Iyaa, kau mengenalnya…. Dia seorang artis……………….”

“Penyanyi dari suatu boy-group lebih tepatnya” Nicole melanjutkannya

“Dia, Kang Daesung ! Orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Daesung……”

Mendengar Nicole mengucapkan nama Daesung, mataku langsung terbelalak.
Apa ? Dia pacaran dengan Nicole ? Teman satu group ku ?
Berarti, Aku telah diselingkuhi ??
Tanganku tak bisa berhenti bergetar…..
Aku tak siap dengan apa yang telah Nicole ceritakan…….
Namun, aku masih melihat Nicole masih terus melanjutkan cerita nya….

“Pertama kali, ketika aku berpacaran dengannya aku sudah tahu bahwa ia sedang berpacaran dengan gadis lain yang satu pekerjaan dengannya.

Aku sempat berfikir, apakah gadis itu seorang artis juga ?
Namun, tak lama kemudian Daesung bercerita kepadaku bahwa dia dan gadis itu kini sudah putus. Tapi, kalau misal ini semua terjadi karena aku ?
Aku merasa sangat tidak enak hati , bahwa aku telah merampas Daesung dari nya.” Jelas Nicole
Dari tadi, tangan ini terus bergetar…..
Aku tak mampu lagi untuk mendengar Nicole bercerita, tanpa sadar aku menjatuhkan gelas yang dari tadi sudah dipesan dan berada disebelahku.

“Traaaangggg…………..” gelas berseta isi nya pun jatuh di meja kami.

“Ehhh ! Ha Ra, kau tak apa-apa ?” Nicole tersentak kaget, melihat aku menjatuhkan gelas diatas meja.

“Tak apa, Nicole….” Jawabku untuk meyakinkan Nicole bahwa aku sama sekali tak terpengaruh apapun dengan cerita nya.
Jangan sampai Nicole tahu, bahwa gadis yang dipacari Daesung sebelumnya adalah aku.
Nicole langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas nya, dan mengelap tumpahan air yang membasahi meja kami.
Setelah mengelapnya , kami berdua kembali duduk di kursi.

“Ha Ra , kamu kenapa sih ?”

“Hehehe…. Mungkin aku sedikit kelelahan maka nya, aku minta ijin untuk pulang ke Gwangju agar aku bisa sedikit beristirahat sejenak dari rutinitas…” Jawabku bohong.

Aku tahu kini aku sedang berbohong……
Tapi apakah ini masalah buat mu ? Karena aku sedang tak mempedulikannya…
Kini kepalaku terasa pusing,
Perutku menjadi sakit,
Perasaanku jadi tak enak,
Tak ada selera untuk mencicipi choco-chip buatan Nicole……….

“Soal ceritamu tadi, Mungkin kesannya memang tak baik . Tapi, aku rasa perasaan Daesung pada gadis itu sejak awal memang sudah berubah. Jadi saranku, kau tak usah mencemaskannya, Nicole.”

Aku harus terlihat tegar didepan Nicole.

“Hmmmmm… begitu yaa ?”

“Iyaa.” Jawabku sambil tersenyum.
Aku kembali melanjutkan,

“Mungkin………. Ada atau tidak ada nya kau, dalam hubungan antara Daesung dan mantan kekasihnya itu cepat atau lambat mereka pasti akhirnya juga akan berpisah… Itu menurutku.”
Itu ucapan terakhir yang kuucapkan pada Nicole, sebelum pada akhirnya aku pamit untuk pulang dan mengakhiri pertemuan ini.

“Bisa bisa nyaa, aku sok menasehati seperti itu didepan Nicole.” Aku tak habis pikir dengan perkataan yang aku utarakan di depan Nicole tadi.

“ I don’t understand….
Looking into my eyes (With those sad eyes, to me)
You told me you loved me….was it all lies
I still remember, you let go of my hand (Slowly getting farther)
Even my memory….did you erase it all ?
I remember your last smile……if time could be stopped
I would run and hold you and could do anything for you
I miss you a lot today too, I want to hold you just one more time
Today and tomorrow too…. I’m fading away with only tears baby
Stop this now, I’ve hurt as much as I can hurt and its hard

[Song This Part : BIGBANG – I don’t understand]

Langkah kaki ini berhenti,
Sungguh kali ini aku tak mampu utnuk berbohong….
Aku tak lagi memiliki kemampuan untuk berjalan…
Perasaanku saat ini……….. ?
Aku patah hati………………….
Tangisku tak dapat kubendung……
Aku tak menyukainya……
Aku tak menyukai ini semua……….
Aku ingin tenang, tapi ini terlanjur terasa sakit………..
Sakit sekali…………
Tiap aku memikirkan Nicole, ia teman satu gruopku………..
Sampai hati ia melakukan ini kepadaku ?
Nicole……………..
Memang sosok gadis yang baik, feminism, manis yang manis nya melebihi diriku…….

“Jangan menangis lagi, Ha Ra……….”

Hah ? Aku seperti mendengar suara dari seseorang…..
Aku mengusap air mata ini, betapa terkejutnya aku……

“i….. ini………….” Ucapku terbata-bata.
Ternyata aku berada di depan rumahnya Seungri……….
Kaki ini ternyata sudah melangkah sejauh ini ?
Ini seperti sihir………..
Seketika itu, air mata ku benar-benar berhenti……………
Aku tak menangis lagi,
Aku berjalan mendekati rumah itu, tangan ini berusaha untuk meraih pintu nya.
Aku melihat cahaya didalam rumah ini,
Masih ada cahaya……………..

“Rumah itu sedang terkunci, kalau mau masuk kau harus membiarkan pemiliknya untuk membuka kannya untukmu. Baru setelah itu kau bisa masuk.”

“Degh………………..” Lagi, lagi……… aku mendengar seseorang berbicara, apa itu ditujukan untukku ?
Aku membalikkan diri kebelakang,
Seungri sedang berdiri dibelakangku. Ia terseyum melihat wajahku.

“Ah ?”

“Kau tersesat ?” Tanya nya.
Aku mempersilahkan diri nya untuk membuka pintu rumahnya, yang memang benar bahwa rumah itu sedang terkunci.
Aku melihat Seungri menggenggam tas belanjaan,

“Kau habis berbelanja ?”

“Iyaa….” Kemudian ia mempersilahkanku masuk ke dalam rumahnya.

“alat-alat menjahit ?” aku melihat begitu banyak perlengkapan menjahit yang ia beli di swalayan.
Malam-malam beg ini pergi berbelanja, dan…………….. berbelanja peralatan menjahit ??

“Iya tentu saja… ada yang salah dengan belanjaanku ?” Tanya nya, sambil mengangkat sebelah alis nya.
Aku tak sanggup untuk benar-benar menggeleng, karena kenyataannya hal ini sangat terlihat aneh bagiku.

“Hah………. Kenapa setiap orang yang mengetahuiku seperti ini mereka semua menertawaiku.” Ungkapnya sambil mengangkat tas belanjaan yang ia bawa.
Aku tahu apa yang ia maksud,

“Ah ~ maafkan aku kalau begitu.” Pintaku
Dia sungguh………..laki-laki yang sangat unik………….
Tapi, berkat dia airmata ku bisa berhenti……………….

“Maukah kau mengajariku menjahit ?”
Ia terlihat kaget mendengar ucapanku,

“Menjahit ?”

“Iyaa…. “ jawabku mantap.

“Apa terdengar aneh bagimu ?” aku mendekati nya.

“Ah-ah……. Tidak kok.” Wajahnya mendadak bersemu kemerahan

Sudah kuputuskan, bahwa aku akan memulai dari hal kecil terlebih dahulu.
Aku harus merubah diriku !
Aku harus merubah kepribadianku !
Lihatlah aku, Daesung !
Kalau aku pasti mampu……………..
[+++++++++++++++++++++]

Aku duduk dikursi yang telah ia siapkan, setelah itu ia menyiapkan alat menjahit yang simple dan sebuah kain didepanku.
“Jahit ditempat yang ada tanda nya, jahitlah mulai dari sini.” Ia menunjukkan daerah yang mana aku harus memulai menjahitnya dari situ.

“Baiklah.” Aku segera mengambil benang jahit, dan segera memasukkannya ke daerah yang ia tunjukkan tadi.

“Menjahit itu mudah, dulu waktu SD aku pernah menjahit seperti ini. Lihat………. Mudah kan ?”

“Betsssss…………” ternyata, benangnya keluar lagi.
Seungri tertawa kencang melihatnya.

“Sini…….” Ia menyuruhku menyerahkan kain itu pada nya.

“Sebelumnya kau harus ikat mati dulu benangnya, seperti ini. Lihat……………. Mudah kan ?”

“Wah……………….” Aku terpesona melihat tangannya yg cekatan mengajariku.
Ia benar-benar terampil dalam menjahit.

“Sekarang, cobalah.” Ia kembali memberikanku sebuah kain baru
Aku mulai melakukan seperti apa yang tadi telah Seungri tunjukkan kepadaku,
Disampingku Seungri terdengar memberikan interuksi padaku,

“Masukkan jarum ke posisinya, lalu lanjutkan… Yak, masukkan ke lubang kancingnya.
Jahitan di kain, harus sama dengan lebar kain. Kau nanti harus mengukur panjang benangnya, kira-kira akan sepanjang………………………..”

“Ah !”

“Benangnya kenapa ini ?” Tunjukku kaget.

“Tenang…..tenang……… Ini hanya kusut saja,kok” Seungri mencoba menenangkanku.

Sebenarnya ada apa denganku ini ?
Beberapa hari yang lalu, aku diputuskan oleh kekasihku secara sepihak….
Tadi pagi, aku mendengar cerita dari teman satu memberku yang ternyata ia telah jadian dengan mantan kekasihku…………..
Tapi, sekarang………..
Aku kedapatan sedang menjahit…….
Hal yang paling aku benci……………….
Tak kusukai, karena terlalu wanita dan terlalu sedehana………….

“Se~le~sai~” akhirnya selesai juga aku menjahitnya, aku merasa bangga karena berhasil menyelesaikannya ^^
Kutunjukkan hasil jahitanku pada Seungri, “Wahhhhh hebat !”
Namun, wajahnya terlihat tak segembira perkataannya.

“Coba sini pinjam sebentar.” Ia kembali memintaku untuk menyerahkan hasil jahitanku pada nya.

“Masih kurang sempurna yaa ?”

“Sebentar……lihatlah, sebentar lagi ini akan menjadi benda sederhana yang bermanfaat.”
Tak lama kemudian,

“Wahh ~ sebuah kantong “ aku terkejut melihat hasilnya.

Ini seperti sihir……………….
Kancing yg tidak pas aku pasang, ia sempurnakan menjadi sesuatu semanis ini…………..
Selama ini, aku hanya sibuk bekerja……
Mengasah diri sekuat tenaga didunia entertainment, agar banyak orang yang mengenaliku….
Aku sangat percaya diri dengan diriku….Sosokku yang seperti itu………
Aku yang tak bisa memasaka, atau sekedar membuat choco-chips saja aku tak mampu
Apalagi menjahit……….
Pikirku, dulu tak jadi masalah…….
Tapi, hari ini pemikiranku dibuat dewasa olehnya……..
Ia menyuruhku untuk membuka “mata” ini…………
Membuka “pikiran” ini, bahwa………
Perempuan belum bisa dikatakan perempuan kalau belum bisa melakukan salah satu pekerjaan seperti ini……..
Aku telah terhanyut dengan dunia yang penuh dengan orang-orang yang “memanjakanku”
Aku akan meneruskannya sampai akhir !

“Seungri………..” Kugenggam tangannya,

“Ah……”

“Kau akan membantuku sampai aku bisa membuat apapun kan ?”

“Tolong ~ buatlah diriku ini, agar bisa dikatakan sempurna sebagai seorang perempuan.”
My Prince……… Keep you with me”

[ To Be Continued……………………]

Keep you with me (Part 1)

Cast :

  • Seungri     (BigBang)
  • Goo Hara (KARA)
  • Daesung   (BigBang)
  • Nicole       (KARA)

Created by : admin TOP

*************************************************************************************************

Namaku Goo Hara , sekarang ini siapa sih yg tidak mengenaliku ?

Orang-orang bilang aku masih muda tetapi memiliki talenta yang luar biasa dalam bernyanyi, selain itu orang-orang juga bilang bahwa aku ini serba bisa, mandiri, cantik, stylish dan serba bisa.

Aku benar-benar senang akan anggapan orang-orang yg menganggapku serba bisa dan seusiaku ini aku termasuk remaja yg patut diperhitungkan.

Aku juga senang karena managementku sangat mengandalkanku.

Tetapi, jauh didalam sana aku menyimpan sebuah rahasia. Aku tak mau rahasiaku ini terbongkar, cukup fatal memang kalau seandainya saja rahasiaku ini ada yg mengetahui.

Hubungan percintaan, ya itulah rahasiaku. Tanpa orang-orang ketahui saat ini aku sedang menjalin asmara dengan seseorang. Dia satu profesi denganku, dia juga berbakat dalam bernyanyi. Bila ada orang yg beranggapan bahwa berpacaran dgn orang yg profesi nya sama dgn kita itu tidak menyenangkan, syukur nya hingga saat ini aku blm pernah merasakannya.

Kang Daesung, itulah kekasihku saat ini. Apabila kebetulan kami dipertemukan sebagai bintang tamu dlm acara televise aku begitu merasa senang, karena tak ada alasan untuk tak memandangi nya. ^^

Wajahku memerah setiap kali aku memandangnya, begitupun dia. Berkat dia aku benar-benar merasa lengkap. Setiap hari aku selalu merasa dapat melangkah dgn pasti, ya berkat dirinya….. Berkat kekasihku…….. Kang Daesung…..

Begitu percayanya aku terhadap daesung, aku sampai tak pernah berfikir kemungkinan buruk akan terjadi… dan pada hari itu pun ternyata sesuatu yg tak pernah kuduga sama sekali benar-benar terjadi….

Ketika itu aku baru saja pulang dari sebuah acara, baru saja aku hendak membersihkan make-up yang ada di wajah ini tiba-tiba saja ponselku bergetar

“Drrrrrrrrrrrr………….”

Ternyata ada pesan masuk yg dikirimkan oleh daesung,

“Kau sudah pulang ? aku ada didepan menunggumu, temui aku didalam mobil.”

Ah, ada daesung rupa nya didepan. Aku begitu gembira ketika mendapati ia mengirimkan pesan seperti itu padaku,karena ini saatnya aku bisa bertemu dgn nya dan untuk beberapa lama aku pasti akan bisa memandangi wajahnya secara jelas ^^

“Lebih baik aku jgn menghapus make-up ini dulu, sebaiknya sekarang aku langsung menemui nya didepan ” ucapku dan segera berlari menuju ke luar.

*Sesampainya diluar……………

Aku melihat mobilnya terparkir tak jauh dari dorm ku berada, ah…aku bisa melihat nya duduk dikursi depan ^^ kulambaikan tangan ini dan kusertakan pula senyum indahku menyambut kedatangannya. Segera buru-buru aku berlari untuk menuju ke mobil nya, ketika sudah sampai ia membukakan kaca mobil

“Masuklah…..” perintah nya.

aku segera masuk ke dalam mobilnya, aku terseyum melihatnya namun entah mengapa kala itu ia tak membalas senyumanku. Ini aneh, kenapa ia tak membalas senyumanku ? yg tadi juga, ketika didepan dari kejauhan aku melambaikan tangan padanya ia juga tak membalasku dg melambaikan tangan. Ada apa ini ???

“Kau tidak mau keluar ?” tanyaku mengawali pembicaraan.

“Tidak, disini saja sudah cukup”

Jawaban yg ia keluarkan tak seperti biasanya, ia juga sama sekali tak menatap kearahku. Pandangannya terus menatap kearah bawah.

“Eh….ada apa ini ? kau baik-baik saja kan?” akupun mulai khawatir.

“Aku tak apa-apa.” Jawabnya singkat

“Ha Ra…..” lanjutnya

“Iyaa…”

“Kita akhiri saja hubungan ini…”

Mendengar apa yg barusan ia ucapkan, membuatku tak percaya. Kita akhiri saja ? sekarang ? tiba-tiba ??

“apa yg barusan kau ucapkan ? kenapa tiba-tiba seperti ini? “

“Ternyata selama ini kau berbeda dari yg aku harapkan…. Aku pikir kau wanita yg serba bisa segala nya tapi ternyata kau sama sekali tak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Memasak ? apa kau pernah membuatkan makanan untuk ku ? kau tidak pernah membuatkan karena kau tidak bisa memasak. Lalu, menjahit kancing baju ? jelas-jelas pada saat itu kau tau kancing baju ku lepas, tetapi kau malah diam saja..menjahit kancing baju saja kau tak bisa. Aku mengharapkan dirimu lebih, Ha Ra. Tapi kau tak mampu tunjukan itu didepanku.” Jelasnya

“Apa ??? dia ini bicara apa sih ?” mendengar alasan dari nya, aku semakin tak habis pikir

“Memasak ? menjahit kancing baju ? Hah…konyol sekali !!” ini benar-benar alasan putus yg sangat konyol.

Setelah mendengar ucapannya aku segera membuka pintu mobil, sebelum aku meninggalkannya aku pun berucap

“terserah apa maumu !” dan “Blam………..” kututup pintu mobil itu dgn kencang, karena kesalnya menerima ungkapan putus dari nya.

Setelah pintu dari mobilnya kututup, ia langsung menyalakan mesin mobil dan segera itu juga melaju dgn kencangnya. Aku memandangi mobilnya yang mulai hilang ditikungan jalan dgn perasaan sangat kesal dan masih tak percaya.

“Alasan macam apa itu ? Dia ingin memiliki kekasih yg seperti ibu nya ? mampu melakukan pekerjaan rumah tangga ? Iya ! aku sama sekali tidak bisa memasak, bersih-bersih rumah saja tak pernah kulakukan karena aku alergi terhadap debu. Lalu kenapa ? apa setiap org harus sempurna dan sesuai dg harapannya ? Hah ???

Apa jangan-jangan ada alasan lain , kau memiliki wanita lain dibelakangku ? Hei…… Kang Daesung !! jujurlah padaku !! “ teriakku kesal didepan dorm.

Setelah aku mengucapkan itu, tubuh ini seakan-akan tak kuasa lg untuk berdiri… lemas rasanya, ingin juga aku menangis, tapi tak bisa kulakukan karena ini semua begitu menyebalkan bagiku bukan menyedihkan !!

“Aku butuh waktu untuk pulang kerumah, aku butuh ke gwangju sekarang..” ucapku lirih

[+++++++++++++}

*Keesokan hari nya………

Karena untuk beberapa hari ini jadwalku tak begitu padat, akupun diperbolehkan untuk ijin pulang ke gwanju. Aku memang tak mengutarakan alasan yg sejujurnya,

aku saat ini sedang membutuhkan tempat yg tenang dan gwanju….tempat kelahiranku, disanalah aku akan merasa tenang untuk beberapa hari kedepan….

Aku pulang ke gwangju sendirian, beberapa helai baju sudah kukemas dan kutata rapi di tas yg aku bawa. Setelah berpamitan pada org di managementku aku segera pergi ke bis yg menjadi tujuanku.

Aku tak mau diantar dgn mobil, saat ini aku sedang malas mengobrol dg siapapun jadi kurasa alternative menggunakan bis inilah yg dapat kupilih untuk dapat sampai ke gwanju.

Aku memang sengaja tak dandan mencolok supaya aku tak dikenali, ponsel kerja dan ponsel pribadiku kedua nya aku matikan.

Aku benar-benar butuh waktu untuk sendiri, aku butuh untuk menenangkan pikiran ini.

Baby don’t cry….. Baby don’t cry…..Baby don’t cry…..

Eonjenga deo bitnalgeoya, give me your smile……..

Baby don’t cry….. Baby don’t cry…..Baby don’t cry…..

Han beonman deo nal wihae, just give me your smile……..

Just give me your smile…… Just give me your smile…

Just give me your smile…………….

Sepanjang perjalanan aku hanya mendengarkan mp3, hanya satu lagu yg aku perdengarkan secara berulang-ulang. Setiap mendengar suara nya…..suara Daesung dlm lagu Baby Don’t Cry aku merasa sangat bodoh….

“Bodoh !! kau bodoh !!!” sambil terus mencaci nya.

Dan tanpa kusadari, akupun kini mulai menangis…..

Ini semua ternyata bukan mimpi………ini benar-benar sudah berakhir……..

tapi, kau terus berucap “Baby Don’t Cry” kau ini bodoh !!

Sudah….berhenti berucap “Baby Don’t Cry” lagi !!

Tangisanku pun semakin meledak, tak terkendali……

*Sesampainya di gwangju….

Supir bis menurunkanku di hatel gwangju, sampai aku turun pun ternyata tak ada penumpang yg mengenaliku….

Kali ini tak ada orang yg mengenaliku adalah menguntungkan bagiku.

Buru-buru ku seka sisa air mata yang masih basah dipipiku ini, dan segera aku keluarkan kacamata hitam dari dlm tasku dan segera kukenakan, supaya tak ada orang yg mengetahuiku kalau aku baru saja menangis. Ketika hendak berjalan,

“Klakkkkk……”

tiba-tiba aku terjatuh, kulihat apa yg menyebabkanku terjatuh “Ah….rupa nya hak sepatu ku lepas !”

Aku melihat penyebabku tejatuh ketika itu, namun ketika  aku melihatnya betapa terkejutnya aku bahwa  ternyata hari ini aku memakai sepatu pemberian daesung.

Aku memakainya tanpa kusadari, dan sekarang sepatu hak pemberiannya ini rusak.

“Apa ini pertanda ?” tanyaku heran dalam hati.

“Ah ! lalu aku harus bagaimana sekarang ? membuang dua-dua nya dan memilih untuk tak mengenakan sepatu ????”

Aku sadar  ketika melihat sepatu yg sebelahnya tak rusak, tapi tak mungkin aku menggunakan kedua nya karena tinggi sepatu itu kini sudah berbeda.

Dari kejauhan aku melihat ada sungai didepanku, merasa dapat ide akupun segera berlari kesana.

“Kau sudah mencampakkanku dg alasan tak logis mu, sekarang gantian aku yg kini akan mencampakkan mu ! hah ! lihat ini, lihat ! aku benar-benar akan mencampakkan mu” Ucapku didepan sepasang sepatu pemberian daesung itu, kini aku akan membuangnya ke sungai.

“Terserah, kau mau pergi kemana mengikuti arus sungai itu karena sekarang aku sudah tak memperdulikanmu lagi !”  maki ku pada sepasang sepatu yg kugenggam ini.

“Tamat sudah riwayatmu…………”

aku hendak melemparnya  kesungai, namun secara tiba-tiba ada seseorang yg mencegahku

“Hei nona….. apa yg mau kau buang itu ?” perkataan yg datang tiba-tiba dari seseorang yg datang secara tiba-tiba ini mengagetkanku.

Aku menoleh kearahnya, kulihat dia seorang pria yg seumuran denganku… kan kini ia mulai mendekat kearahku…….

Ia terseyum…..terseyum sambil tetap berjalan menuju  tempatku berdiri

“Kenapa kau mau membuangnya ? itu sepasang sepatu bukan ?”

“Apa pedulimu ? terserah aku, mau kuapakan sepatu ini. Sepatu ini sudah rusak, jadi aku akan membuangnya.” Jawabku

Pria itu mengamati kakiku, kemudian setelah nya pengamatannya berganti arah, kini ia terlihat mengamati sepasang sepatu yang masih ada di genggaman tanganku ini.

“Yakin kau ingin membuangnya ?”

Aku segera melihat kakiku, namun setelah melihat kakiku yg kini sedang tak beralaskan apa-apa aku pun menjadi bimbang.

“Berikan padaku, aku bisa memperbaiki nya.” Sambil mengulurkan tangannya didepanku , pria itu memintaku untuk menyerahku sepatu yang rusak ini. Aku memberikan sepatu ini kepadanya, dan tak lupa pula hak dari sepatu  yang tadi lepas. Setelah menerima nya, pria itupun tersenyum didepanku

“Baiklah….sepatu ini  akan aku perbaiki ^^” Tak berapa lama setelahnya, kulihat pria itu melepaskan sepatu yg ia kenakan. Ia meletakkan sepasang sepatu nya itu didepanku,

“Kini kau harus memilih, kau akan berjalan dg tanpa alas kaki seperti itu atau kau memilih menggunakan sepatuku ini untuk alas kakimu sementara ? atau jika kau menolak kedua nya, maka aku bersedia untuk menggendongmu dan mengantarmu sampai ke tempat tujuan .”

Apa-apaan ini, aku tiba-tiba bertemu pria aneh seperti dia yang menawarkan pilihan-pilihan aneh yang harus kujawab saat ini juga .

Apa urusannya dia ? hanya pria yg kebetulan lewat, tapi ia sudah menawarkan yg macam-macam .

Apa dia itu tau bahwa aku ini Goo Ha Ra ? apa ini salah satu kesempatannya sebagai fans yg kebetulan tengah bertemu dg idola nya ?

Seperti nya aku tak diijinkan untuk berburuk sangka terhadapnya, karena angin dingin tiba-tiba berhembus dan kakiku ini dapat merasakan hawa dingin dari angin yg baru saja berhembus.

Karena kupikir akan benar-benar semakin dingin bila aku bertelanjang kaki, maka segera saja aku memasukkan kaki-kaki ini ke dalam sepatu nya.

Setelah melihatku memasukkan kakiku kedalam sepatu nya, si pria itu segera menunduk dan menalikan tali sepatu nya agar lebih kencang. Saat melihatnya menunduk, dan menalikan tali nya dihadapanku entah mengapa  pikiran buruk sangka terhadapnya tak mampu lagi untuk aku lanjutkan.

“Nah, sekarang sudah kencang ^^ sekarang kau dapat berjalan seperti biasa tanpa perlu kedinginan.”

Mendengar ucapannya, aku segera melihat kearah kaki nya,

“Lalu bagaimana denganmu ?” Ia kembali tersenyum,

“Kulit pria lebih tebal dibandingkan kulit wanita, maka aku akan lebih bisa menahan hawa dingin daripada kau.. Seperti inipun aku jg sudah terbiasa” ucapnya lembut sambil menggoyang goyangkan kedua kaki nya.

Aku tersenyum geli melihat tingkah nya yg menggoyang-goyangkan kakinya..

“Aku ikut denganmu, memperbaiki sepatu ini.” Ucapku tanpa sadar

“Baiklah…” Tanpa bisa dijelaskan alasannya, kaki ini melangkah mengikuti kaki nya..

aku sama sekali tak bisa menaruh rasa curiga kepada nya, karena kupikir ia sepertinya pria baik-baik. Dalam hitungan detik, ia mampu meyakinkanku untuk percaya kepada nya. Melihatku yg berjalan dibelakangnya, ia pun menyuruhku untuk berjalan sejajar dengan nya.

“Aku bertemu dengan orang baru………..

Yang jelas-jelas aku tak tau siapa dia….

Awalnya, begitu besar rasa curiga ini mengarah kepadanya…..

Entah mengapa, dalam hitungan detik ia mampu membuatku percaya padanya……

Tak jadi sepatu itu kubuang………

Ia malah berniat memperbaiki nya ?

Apakah ini juga sebuah pertanda ?

Ini seperti sihir…………

Ya, dan kau mampu melakukannya…….”

Sambil kupandang pria yang kini ada disampingku…..

Music : Seungri – Magic

 

[++++++++++]

[Hara POV]

Setelah cukup lama berjalan, aku berhenti disebuah rumah. Baru pertama kali ini aku melihatnya, warna cat luarnya pun masih terlihat seperti baru.

Aku melihatnya itu melangkah masuk ke dalam bangunan minimalis itu.

“Bangunan apa ini ? Aku baru tahu ada tempat seperti ini disini.” Namun tetap saja, aku mengikuti langkahnya untuk masuk ke dalam rumah itu.

“Klek…….” Suara pintu yang terdengar ketika aku mulai masuk ke dalamnya.

“Selamat siang ^^” sapa pria itu yang tadi sudah lebih dulu masuk ke dalamnya

Aku terpana melihat situasi didalamnya , “wah……..rasa nya ini seperti…………”

“Tempat ini benar-benar cantik, dekorasi nya terlihat feminim,lembut, dan manis” ucapku dalam hati.

Kemudian pria itu mempersilahkanku untuk duduk dikursi yang telah ia sediakan, sementara ia terlihat sedang mencari peralatan yg akan digunakannya untuk memperbaiki sepatuku aku tak henti-henti nya terus mengamati dekorasi-dekorasi yg ada didalam rumah ini.

Hingga pada akhirnya, aku kembali dibuat terpana oleh pemandangan yg ada didepanku.

Ada banyak kumpulan boneka panda dalam bentuk kecil dengan berbagai macam model aksesoris yg dikenakan. Boneka-boneka panda itu berjajar rapi di meja yg kini tepat ada didepanku.

Kuambil salah satu boneka panda yang ia letakkan disana, kupandangi dengan pandangan penuh Tanya dan kemudian aku melihat pria itu yang sedang duduk tak jauh dari tempatku berada.

Dari kejauhan, aku melihatnya begitu tekun memperbaiki sepatuku yang rusak. Aku beranjak dari kursi tempatku duduk tadi, dan kini aku berjalan mendekati nya.

“Ini buatanmu ?” kutunjukkan boneka panda ini kepadanya.

Mendengar ucapanku, ia kemudian berhenti sejenak dan beberapa detik terlihat memandangiku.

“Iyaa…itu aku yang membuatnya.” Jawabnya dgn senyum ramah

“Itu…..itu semua yg ada disitu juga aku yang membuatnya….” Tambahnya, sambil menunjuk   kearah jejeran boneka panda yang ada di atas meja tempat ku duduk tadi.

Aku memutuskan untuk duduk didekatnya, sambil mengamatinya membetulkan sepatuku.

“Siapa namamu ?” tanyaku , yang kini mulai penasaran dengannya.

“Seungri..” jawabnya, namun ia tak melihat kearahku.  Ia tetap fokus mengerjakan sepatuku

Kemudian suasana hening diantara kami berdua terjadi dalam beberapa saat..

“Namaku Goo Ha Ra. Kau bisa memanggilku Ha Ra” ucapku tiba-tiba

Kuulurkan tangan ini untuk mengajaknya bersalaman, ia kemudian menyambut jabat tanganku ini. Bukan dia, kini…….gantian aku yang tersenyum didepannya.

Sepertinya ia tak menyadari siapa aku ini sebenarnya, namun hal ini bagiku terlihat lebih baik bila dibandingkan bila ia ternyata mengetahui siapa aku sebenarnya.

“Nah………………” tak beberapa lama setelahnya, sepatuku terlihat sudah selesai ia perbaiki.

“Sudah selesai………” ucapnya senang, sambil mengangkat sepasang sepatu ini dan memperlihatkannya didepanku.

Aku mengambil dari tangannya, kupegang bagian hak yang tadi sempat lepas. Kini benar-benar sudah kencang.

Segera kulepas sepatunya dari kakiku, dan segera kuganti dengan sepatuku yang kini terlihat seperti sedia kala lagi.

“Terima kasih…”

“Ya sama-sama J coba berjalanlah, kira-kira apa benar-benar sudah kencang ? kalau belum nanti akan kuperbaiki lagi.” Perintahnya

Aku setuju dengannya, maka akupun berdiri dan mencoba berjalan mondar-mandir didepannya.

Merasa tak puas hanya berjalan mondar-mandir saja, kini aku mencoba sedikit menari didepannya. Diatas kursi tempatnya duduk,  Seungri terlihat tertawa melihat tingkahku ,

aku meyakinkannya bahwa sepatu ini kini benar-benar sudah seperti sedia kala dan ia pun terlihat puas melihatnya.

[++++++}

“Mau minum kopi sejenak ? kalau mau nanti akan kubuatkan untukmu.” Tawar seungri yang disusul dengan beranjaknya ia dari tempat duduk. Akupun mengangguk mengiyakan.

Tak berapa lama, ia terlihat membawa dua cangkir kopi. Sebelum ia kembali duduk, ia menyerahkan satu cangkir kopi nya kepadaku.

Aku meminumnya….satu,dua,hingga tiga tegukan… Kuhirup nafas ini dalam-dalam, sambil merasakan kopi yang masih ada didalam mulut, setelah menelannya kubuka mata ini.

Aku melihatnya ada didepanku, ia juga terlihat sedang meneguk kopi buatannya.

Rasa kopi nya benar-benar enak….dan pas…..rasa kopi seperti ini, adalah rasa yg benar-benar kusukai.

Tangan ini terlihat menggenggam erat cangkir kopi, karena kehangatan juga dapatku rasakan hanya dengan menggenggam cangkir ini.

Seungri……..Pria yg kini ada dihadapanku, benar-benar bisa melakukan hal –hal yg sama sekali tak kuduga……..

“Dia begitu menakjubkan…….” “Dia bisa segala nya ?” batinku.

“Eh………..” ucap seungri tiba-tiba setelah meneguk kopi tadi.

“Ada apa ?” aku menatapnya heran.

“Sebentar……” ia terlihat pergi mengambil sesuatu.

Kemudian ia kembali, aku melihat ada gunting dan jarum jahit serta benangnya digenggaman tangannya kini. Aku heran melihat apa yang ia bawa.

“Kancing jaketmu lepas.”

“Kan….….kancing !!?” aku sedikit menjerit mendengar perkataannya.

Oh, itu adalah ungkapan yang saat ini paling tak ingin aku dengar !!

“kau bisa melepaskan jaketmu ?”

“Eh…….”

“Yasudah, tak apa kalau kau tak ingin melepasnya. Tapi diam sebentar ya, aku akan menjahitkannya.”

Ia mendekatiku, dan terlihat mulai memasukkan jarum jahit kesela-sela lubang yang ada dikancing jaketku.

Ia menjahit dengan sangat lancar………………

Hebat , tangannya bergerak seolah mengalir……

Dia sangat terampil……………

“Degh …… !” secara tiba-tiba, Seungri menatap kearahku.

Aku terkejut dengan pandangannya kepadaku, tak lama kemudian pipi ini terlihat ber-semu merah.

“Yakk ! sudah selesai.” Ucapnya, sambil menggunting sisa benang yg masih menempel dijarum jahitnya

“Kini kau terlihat sempurna.” Tambahnya sambil tersenyum menatapku.

“Sempurna apanya ?” ujarku dalam hati sambil menunduk, tak berani untuk melihat kearahnya lagi.

Aku begitu kaget,tadi……..

Dari jarak sangat dekat, setelah diamati anak ini memiliki mata yang sangat indah….

Sampai mampu membuat pipi ini ber-semu merah…….

Dan, untuk beberapa saat aku tak sanggup untuk memandang kerahnya lagi…….

 

[++++++++]

“Blam………” suara ku menutup pintu rumah itu.

“Hah….aku benar-benar tak sanggup bila harus ada didalam rumah ini lagi.”

Aku melangkah meninggalkan rumah itu, sambil membawa perasaan yg masih tidak percaya bahwa baru saja aku dipasangkan kancing oleh pria yang barusan aku kenal…dimana dia adl pria yg serba bisa, punya sisi feminim dan memiliki mata yang indah….. Hah…..

Aku merasa tertekan !

Kutepuk-tepuk  pipiku beberapa kali, untuk menyadarkan diri ini.

“Sadar Ha Ra ! Sadar !! ini bukan saatnya untuk tertekan !! Ayo, segera pulang kerumah !” semangatku pada diri ini.

Tanpa terasa langkah kaki ini mulai meninggalkan rumah Seungri, tapi apakah suatu saat aku akan kembali lagi kerumah itu ???

Lihat saja nanti, seperti apa takdir berbicara………

(to be continue………….)

Butterfly (Eps. 4) “Last Episode”

Cast :

  •  Goo Hye Sun (Geum Jan Di in “BBF”)
  •  Kwon Ji Yong a.k.a GDragon
  •  Choi Dong Wook a.k.a se7en
  •  Choi Seung Hyun a.k.a TOP

Created by :

Admin TOP

*************************************************************************************************

[*Hye Sun POV*]

Music : 2AM – Sorry I Can’t Smile For You

Setelah foto bersama, akupun kembali duduk ke kursi tempatku tadi,

Apa aku tak boleh mengatakan didepan mereka semua (sahabatku),  bahwa  sekarang sebenarnya aku sedang tinggal serumah bersama Jiyong… Padahal, aku kan ingin sedikit pamer didepan mereka, apalagi didepan Ji Hye…aku ingin melihat reaksi riang dari Ji Hye yang mengetahui kalau aku ternyata saat ini tinggal dirumahnya Jiyong.

Aku juga baru tahu, pada akhirnya aku melihatnya tersenyum…ia dia, Jiyong…siapa lagi kalau bukan dia ?  Aku melihatnya tersenyum ketika kami foto bersama tadi. Tapi, sejak awal dia memperlihatkan senyumannya kepada Ji Hye..ia begitu ramah terhadap Ji Hye, ia juga banyak tersenyum didepan Ji Hye.

Perlakuan seperti ini membuatku tertekan, sejak awal kedatanganku dirumahnya aku sama sekali tak pernah melihatnya tersenyum didepanku seperti hal nya ia tersenyum terhadap Ji Hye…

Bolehkah aku menangis ditengah perasaan bahagia yang sedang dirasakan  sahabatku ini ???

 [++++]

Terima kasih semua nyaa, terima kasih atas hadiah nyaaa” ucapku ketika Ji Hye dan Kwang Ri hendak pulang.

Aku baru menyadari ternyata hari ini adalah hari ulang tahunku. Itulah mengapa Ji Hye dan Kwang Ri mengajakku ke “Butterfly  Café and Resto”. Ya, aku begitu menyukai kupu-kupu.. ternyata ditempat itu, aku dihadiahkan roti kesukaanku dengan berbagai bentuk kupu-kupu yang lucu.

Rencana, aku ingin membawa pulang juga untuk Jiyong,dan lainnya dirumah. Tapi, bukankah tadi mereka bertiga juga baru saja kemari ? jadi, kuurungkan niat untuk membawa pulang roti nya.

*Sesampainya dirumah……..

“Blammmm….”

Ah, ternyata mereka belum pulang. Rumah pun terlihat gelap dan sepi, buru-buru aku segera menyalakan lampu ruangan.

“Drrrrrrrrrrr…….” Ah, ponselku ! segera kuambil ponsel ini didalam saku jaketku,

“Haloooo….ibu……” Rupa nya, ibu yang meneleponku.

“Ibu apakabarnya ? wah….ibu masih ingat hari ulang tahunku yaa J ayah bagaimana , bu ? sehat-sehat sajakan disana ?.”

“ya bu, disini tak terjadi apa-apa kok…aku dan mereka (Dong Wook, Seung Hyun dan JiYong) kami semua akur kok, bu. Apa? Ibu mengirimkan kue untukku ? wah, sungguh bu?”

Perlahan aku tak bisa menahan air mata ini, telepon dari ibu benar-benar membuat suasana hatiku menjadi “lebih baik”.

Tapi, tetap aku tak bisa membohongi ibu

“Iyaa bu…aku baik-baik saja disini… semua nya benar-benar baik kepadaku, mereka terseyum menyambut kedatanganku, bu… tidurku disini juga nyenyak kok, aku senang berada disini jadi jgn mengkhawatirkan aku, bu. Dagh…..”

Kemudian kututup ponselnya,

Sekarang hatiku sedang lemah, jadi air mataku mudah berlinang…hanya karena Jiyong masih menyambutku “dingin”…hanya hal sepele seperti ini, masa aku menangis ? aku harus berusaha lebih…..

Tanpa kusadari akupun tertidur,

“Gadis bodoh ! kenapa malah tidur di sofa ? dia belum mengganti baju nya lagi, masih memakai baju yang tadi.” Ucap Jiyong

Aku bermimpi Jiyong ada didepanku sekarang, ahh…aku bisa mencium aroma tubuhnya , ia menggendongku menuju kamar dan sepanjang perjalanan… tuh dia tersenyum,  dia tersenyum sambil menggendongku.

Indah…..mimpi yang begitu indah………tolong jangan bangunkan aku dulu……

“Degh !!!”

Ah, sontak aku terbangun . Rupa nya Jiyong tersandung sesuatu. Eh, Jiyong ?? menggendongku ??

“kyaaaaaaaaa !! “ jeritku kaget.

“Aahhhhhh…… !!” tambahnya.

“Kau jahat !!”

“Maaf……” “Jangan salah paham dulu, aku menggendongku karena kau ketiduran di sofa dan kau menggangu tempat favorite ku”

Kemudian, ia membalik badannya dan berjalan meninggalkanku. Punggung yang terlihat berjalan menjauhiku,

Ternyata, bukan hanya mereka yg berubah…tapi akupun berubah…

Aku kecewa setiap kali melihat perlakuan Jiyong terhadapku…..

Aku iri terhadap Ji Hye yang dapat dengan mudahnya melihat Ji Yong tersenyum didepannya…

Namun, ketika melihatnya tersenyum tadi dadaku menjadi terasa sesak…

semakin kencang, jantung ini berdetak…..berada didekatnya, membuatku merasa sangat bahagia…aku tak dapat mengontrol perasaan ini lagi…

kini, aku benar-benar telah menyukai Jiyong…..

makanya, terseyumlah didepanku…. Perlihatkan senyum itu didepanku lagi….

[*Jiyong POV*]

“ayo…cepat acting lah lagi !” perintah Hyung Dong Wook

“Hah….kenapa begitu sulit sih ? ganti percakapan saja , ah !”

“Hei…itu percakapan yang paling pas dan tepat “

“tapi, itu pasti akan menyakiti hati nya “

“ganti scenario nya, aku tak mau “

“Sudah, ayo lakukan ! untuk urusan setelah kau mengucapkan ini didepannya biar aku dan seung hyun yang mengurus “

“Hahh….. sudah kubilang aku tak bisa melakukannya “

“Kau mau mengungkapkan cinta mu , kan ?”

“Iyaaa” akhirnya aku pun mengalah dan melakukan scenario konyol ini yang suda direncanakan oleh kedua kakakku.

“Hyung….aku benar-benar sudah tak sanggup lagi tinggal bersama dia ! Lebih baik hanya ada tiga laki-laki di rumah ini, ada wanita lain dirumah ini selain ibu membuatku kelimpungan . Lihat ? tadi pagi saja kita sarapan dengan Korean beef besok pagi dia akan masak apa lagi ? sesuatu yg lbh mahal dari itu ?

Menurutku itu hanya merepotkannya saja, mustahil untuk tinggal dengannya !”

“Breeekkkkkkk………” suara pintu ruangan dimana kami berada tiba-tiba terbuka, dibalik pintu itu ternyata ada Hye Sun yang terlihat berdiri di depannya.

“maaf mungkin aku memang sudah membuat kalian merasa tak nyaman, aku begitu payah..wanita mana yang akan menyediakan Korean beef  sebagai menu sarapan pagi ? benar itu terlalu mahal, dan karena payahnya aku, aku membelinya dan menghidangkan kpda kalian.

Kalau begitu, malam ini aku akan membereskan pakaianku . Waktu liburan kuliahku juga hampir selesai, aku akan kembali pulang. Dengan begini, kuharap aku bisa lebih tenang begitupun kalian.”

Hye Sun menangis…….

Ia mengucapkan semua sambil menangis dihadapanku….

Setelah mengucapkan semua, Hye Sun segera berlari meninggalkan kami….

Di tengah jalan (masih didalam rumah) ketika Hye Sun ingin keluar, ia berpapasan dengan Hyung Seung Hyun

“Lohhh, hye sun kau mau kemana ?”

“Hei…bodoh ! scenario kita sedang dimulai sekarang, cepat kejar dia !” perintah Hyung Dong Wook sembari memukul kepalaku.

Aku panic melihat reaksinya, sekuat tenaga aku berlari mengejar dirinya yg keluar dari rumah.

“Hye Sun……..!!” panggilku.

[*Hye Sun POV*]

Music : Look Only at me –Taeyang

“Bodoh !! aku benci Jiyong…aku benci pria yang seperti dia.”

Cukup jauh aku berlari, hingga tak sadar aku berlari sendirian di tempat yg salah. Didepanku, kini terlihat jejeran pria-pria yang sedang mabuk.

“Hei….kenapa menangis ? kau ditolak oleh lelaki ya?” goda beberapa pria nakal itu.

“Aku tak suka pria seperti dia.” Mendengar jawabanku, mereka semua tertawa terbahak-bahak.

“kalau begitu, mari….kita ke karaoke bersama yaa?” salah seorang pria nakal itu telah berhasil meraih pundakku, namun tak beberapa lama….

“ada perlu apa dengan wanita ini, hah ?” seorang lelaki mencoba menolongku, ia menyingkirkan tangan pria nakal itu dari pundakku dan kini ia memelukku.

Ia mengajakku untuk kembali pulang menuju rumah…………

Tapi hati ini masih enggan untuk menerima tawarannya,

“Hei ! sebenarnya kamu tak mempunyai tempat tujuan lagi kan selain rumah kami ?? kau mau pergi kemana ?”

“Deggg…….!” Ucapan Jiyong menyadarkanku…. Aku memang sudah berlari tanpa arah tujuan, dan memang hanya rumah merekalah tempat tujuanku.

Akhirnya aku menuruti nya, iapun segera menggenggam tanganku dan membawaku untuk pulang bersama nya, tapi masih berjalan beberapa meter akupun menghentikan langkah kaki ini. Ia pun menoleh heran kearahku,

“Kau tak apa-apa, hye sun ?”

“Sebenarnya, kau tak menginginkan keberadaanku kan? Kau bilang, mustahil bila harus tinggal denganku?”

“Itu semua hanya scenario…..”

“Demi merayakan ulang tahunmu, kedua Hyungku mengatur scenario ini… kapan lagi kami bisa merayakan hari kelahiranmu seperti ini, setelah lama kita tak bertemu lagi?

Sungguh….. itu benar-benar bukan ucapan yang sejujurnya ingin aku katakan terhadapmu..itu hanya scenario.” Ulang nya lagi.

“Coba jawab jujur, hye sun………..”

Aku menghentikan kata-kata nya,

“saat bersama denganku tadi di café, apa sebenarnya kau melihatku?”

“Iya…aku melihatmu”

“lalu, kenapa kau tak tersenyum kepadaku malah kau tersenyum dg Ji Hye?”

“Ji Hye adalah penggemarku, jadi ku harus bersikap ramah dihadapan mereka…dan kau, aku terlalu gugup ketika berada di dekatmu.”

“Ramah terhadap penggemar, tapi tak membuatmu untuk membohongi penggermarmu kan? Dengan tidak memakan bekal yang selalu mereka kirimkan untukmu.”

“Sekarang berfikirlah,  hye sun…. dengan menu yang sama, didepan dirimu aku lebih memilih untuk memakan makanan yg telah penggemarku kirimkan untukku padahal jelas-jelas besok aku pasti masih bisa merasakannya lg karena mereka akan mengirimkannya setiap hari, tapi kalau masakanmu ? kapan lagi aku bisa memakannya kalau bukan hari ini….”

“Setiap tindakan yg aku kerjakan, pasti ada alasannya……”

“lalu mengapa dari awal kedatanganku, kau tak pernah menyambutku dengan “ramah” seperti kau menyambut fans mu diluar sana ? mungkin, kau bisa menganggapku sebagai fans mu.”

“maaf kalau soal itu, hye sun….aku tak bisa menjawabnya….”

“katamu, setiap tindakan yg kau lakukan pasti ada alasannya…..sekarang katakana padaku apa alasannya?”

“masih ada lagi yg ingin kau tanyakan kepadaku ?”

rupa nya ia tak menggubris perkataanku.

“Aku cemburu ! iri….. melihatmu tersenyum didepan Ji Hye, sekalipun dia penggemarmu..tapi kau tak pernah tersenyum didepanku, aku ingin kau juga ingin diperlakukan sama…. Dong Wook Oppa dan Seung Hyun Oppa berlaku adil terhadapku..hanya kau….hanya kau yang…………”

Tiba-tiba JiYong mencuim bibir ini….lembut………..dan, wajah kami sama sama terlihat memerah….

“Aku menyukaimu, mana mungkin aku memperlakukanku sama seperti aku memperlakukan para fansku. Kau yang special…dari awal hanya kau yang terlihat di mata ku………. Tapi sampai sekarang, aku bingung harus bersikap seperti apa bila berada didepanmu……..

Apa kau tahu ?”

“Tau apa?”

“Butterfly itu dirimu……. Sejak awal, aku hanya menuruti apa yang kau katakan…karena aku sudah menyukaimu lebih dulu sebelum kau menyukaiku sekarang ini.”

“Rupanya kau sudah mengetahuinyaa……”

“Jelas saja….karena kau si Butterfly ………”

“Takkan kubiarkan lagi kau terbang kemana-mana…..Diam saja, pada genggamanku ini..”

Kini aku berjalan menuruti nya untuk pulang…

Wajah kami berdua merona hingga telinga…

Walau terasa geli, tapi kini aku lega…

Kami memang masih amatiran dalam hal ini…..

Kini ia banyak menunjukkan senyum “canggung” nya didepanku…geli aku melihatnya…

Walaupun senyumannya masih canggung, tapi genggaman tangan ini adalah buktinya…

Bukti betapa tulusnya ia mencintaiku…

Perasaan tulus ini mengalir dari genggamannya…

Dan membuat dadaku terasa hangat….

“Hari ini dirumah ada banyak kue.”

“Oiyaa, dari siapa saja memangnya?”

“Kue yang kami belikan untukmu di Café tadi, kue yang sengaja dibikin Hyung Seung Hyun untukmu dan kue kiriman dari ibumu yang telah sampai dirumah kami ^^”

“Sungguh….?”

“Ya….dan kau harus menghabiskannya……hahahaha”

“Ahh….kau curang !! bagaimana rasa kue-kue nya, apakah rasa nya enak?”

“Semuanya belum kami makan….karena, kami ingin memakannya bersama denganmu….”

Music : Butterfly- Gdragon

************* The End*************

Butterfly (Eps. 3)

Cast :

  •  Goo Hye Sun (Geum Jan Di in “BBF”)
  •  Kwon Ji Yong a.k.a GDragon
  •  Choi Dong Wook a.k.a se7en
  •  Choi Seung Hyun a.k.a TOP

Created by :

Admin TOP

*************************************************************************************************

[*Hye Sun POV*]

Kujatuhkan badan ini di atas sofa ruang tivi, setelah seharian ini aku mengerjakan pekerjaan rumah.

Sofa ini….. tanpa sadar, tangan ini bergerak untuk mengusap-usapnya.

Kupandangi gerakan tanganku yang tak  mau berhenti dan terus saja mengusap-usap sofa ini.

Tak mau terhanyut semakin dalam, aku goyang-goyangkan kepala ini alih-alih supaya  pikiran dan perasaan yang tak jelas seperti ini segera kubuang jauh-jauh dari kepala

Akupun membuka ponsel, dan mencoba mengecheck e-mail yang masuk

“siapa tau ada e-mail penting yang masuk” gumamku

Pokoknya aku harus melakukan kegiatan, agar tak memikirkan hal yang bukan-bukan. Belum ada beberapa menit, aku dikejutkan oleh pesan yang masuk di e-mailku.

“Yang Ji Hye…..” ah, ini Ji Hye sahabatku dulu. Buru buru aku membuka pesan yang ia kirimkan kepadaku,

“Hye suunnnnnnn >,< ! kudengar kau sekarang lagi berada di korea ? benarkaahhhh ituu ?”

Aku tersenyum membacanya, kuketik balasan email untuknya.

“Iyaaaaaaaa >,< berita itu memang benar ^^”

Setelah ku send, ternyata tak berapa lama Ji Hye membalasnya. Rupanya, saat ini diseberang sana Ji Hye juga sedang online.

“Kuliahmu sedang libur yaaaa ? waah, berikan aku nomormu yang bisa ku hubungi”

“01-57488-1104”

Tak berapa lama, ponselku bordering…..dan benar itu telepon dari Ji Hye.

[++++++]

“Butterfly Café and Resto…” aku membaca papan resto yang kini ada di depanku.

Yap, ketika mengobrol dengan Ji Hye di telepon kemudian ia mengatakan bahwa ia ingin bertemu denganku, karena sudah lama tak bertemu denganku maka ia menyarankanku untuk bertemu dengannya di Butterfly  Café and Resto ini.

Kubuka pintu restorannya,  dan aku segera melihat Ji Hye melambaikan tangan kepadaku. Aku berjalan menuju tempat Ji Hye berada.

Aku terkejut, ternyata Ji Hye mengajak Kwang Ri (Kwang Ri itu juga salah satu sahabatku)

“Ahh… Kwang Ri >,<” jeritku gembira, Kwang Ri menyambut kedatanganku dengan pelukan darinya.

Setelah aku duduk, Kwang Ri megatakan sesuatu…

“Lihat, sahabat kita yg satu ini Hye Sun” mengarahkan wajahnya kearah Ji Hye

“Dia bodoh ! masa ada idola nya disini, tapi ia tak berani minta foto . Yang dia lakukan disini dari tadi, hanya menjerit saja… Ah, ayo sana minta foto pada mereka !”

“Idola nya Ji Hye, siapa memangnya ?”

“Tuh dibelakang kita.”

Akupun segera membalikkan posisi badan, aku terkejut melihat siapa yang ada di belakangku.

aduh, pipiku mendadak jadi memerah seperti ini, dan  kenapa perasaanku tiba-tiba menjadi begitu senang juga yaa…..

“Ah….sebenarnya mereka itu…… Aku…….”

Belum sempat aku mengatakannya , Ji Hye pun berdiri. Ia terlihat membawa ponselnya dan memberanikan diri untuk mendekati orang yang ada di belakang kami

“Lhooo? Kenapa begini ?” tanyaku dalam hati.

*Jiyong POV*

Music : 2AM – Sorry I Can’t Smile For You

Ketika aku sedang menunggu pesanan, tiba-tiba saja ada seorang wanita yang datang dan kemudian mendekatiku.

“Jiyong…….” Ucapnya sambil malu-malu dihadapanku,

“Iyaa…..”

“Aku penggemarmu……Ah…begini..aku…ingin………”

Aku melihatnya menggenggam ponsel, nampaknya ia menginginkan untuk foto bersamaku

“Kau ingin foto denganku ? kalau begitu silahkan ^^” akupun segera berdiri dan mendekati nya

Wanita itu terlihat gembira, dan segera mengeluarkan ponselnya yang dari tadi ia genggam di tangan.

“Hyung…. Hyung….Seung Hyun…tolong foto kami.” Ujarku setelah aku meminta kepada wanita itu untuk menyerahkan ponselnya supaya kami dapat berfoto bersama.

“1…………2…………3…………. Say, Kimchi >,<” perintah Seung Hyun

“Kiimmmchiiiii ><”  ucap kami berdua secara bersamaan.

Setelah selesai, Hyung Seung Hyun mengembalikan kembali ponsel milik wanita itu. Ia terlihat sedang melihat ulang hasil foto nya, seperti nya foto nya terlihat sempurna karena wanita itu tersenyum ketika melihat hasil foto tersebut.

“Ah…begini, maukah kau juga foto bersama dengan dua sahabatku yang ada disana itu?” pinta wanita itu, kepadaku.

“Ya Baiklah…”

Aku mengikutinya darii belakang, kemudian  beberapa menit ia terlihat mengucapkan sesuatu terhadap dua sahabatnya. Setelah mereka bertiga berdiri wanita itu segera menyerahkan kembali ponselnya kepadaku . Dari kejauhan , aku berusaha memanggil Hyung Seung Hyun untuk datang kemari.

Betapa terkejutnya aku melihat seorang wanita dari mereka bertiga yang aku kenal..

“Hye Sun……” “Deg !!!” sejenak aku mematung memandanginya, namun aku harus mengontrol emosiku ini. Aku harus terlihat biasa saja dihadapannya,

“Tenang….Tenangkan dirimu , Jiyong…. Tetap seperti biasa…tenang….” Ujarku dalam hati untuk menenangkan diri ini.

sesi foto bersama kita sudah selesai. Dan aku kembali lagi ke meja tempat asalku, sambil berusaha menutupi mulut  dan menepuk-nepuk pipi yang mulai terlihat memerah.

Hyun Dong Wook hanya tersenyum melihat tingkahku, yang terlihat masih gugup .

(to be continue…………)

Butterfly (Eps. 2)

Cast :

  •  Goo Hye Sun (Geum Jan Di in “BBF”)
  •  Kwon Ji Yong a.k.a GDragon
  •  Choi Dong Wook a.k.a se7en
  •  Choi Seung Hyun a.k.a TOP

Created by :

Admin TOP

*************************************************************************************************

[*Hye Sun POV*]

Keesokan hari nya………

Aku sengaja bangun lebih awal untuk memasak telur dan juga Korean beef , harapanku semoga mereka suka ^^.

Setelah selesai memasak aku membangunkan mereka satu persatu, tak lupa pula aku membangunkan Jiyong. Namun ia terlihat sangat lelah, dengan rasa berat untuk membuka mata ia bertanya kepadaku,

“Jam berapa ini?”

“jam setengah delapan” jawabku.

“Apakah ada panggilan masuk di ponselku? Coba tolong di check”

Perintahnya dengan suara yg masih terasa berat ia keluarkan, ia menunjuk kearah atas meja.

Atas meja ? yaa benar, semalam lagi-lagi dia menggunakan sofa diruang televisi sebagai tempatnya tidur di malam itu dan didekat sofa terdapat meja panjang , ponselnya ia letakkan di atas meja itu.

Aku membuka ponselnya, dan kudapati satu pesan yang masuk (inbox) di ponselnya, lalu kubacakan pesan itu di dekatnya. Aku medekati nya, namun karena ia masih dalam posisi berbaring di atas sofa aku menurunkan badan ini supaya posisi kita sejajar.

Kini posisi wajahku dan wajahnya menjadi sejajar, lalu kubacakan pesan yang masuk di ponselnya

“Jiyong, jangan lupa hari ini kau ada pemotretan lagi.. Jam Sembilan ini aku menunggumu , jadi jangan telat ! lekaslah bangun dan bersiap sekarang juga !! c’mon mister jiyong-ah , kkkkkk”

Beberapa detik setelah aku selesai kubacakan, terlihat tak ada respon dari nya. Namun tiba-tiba, ia berbalik badan. Badan nya sekarang mengarah kearahku, masih dengan mata tertutup kemudian ia bertanya kembali,

“Kau masak apa pagi ini?”

“Ah….ada telur dan Korean beef…….”

Ketika kuucapkan kata Korean beef seketika itu pula ia membuka mata nya,

“Korean Beef…?”

“Iya.”

“Haaaah…..sarapan itu tak perlu mewah ! Ashhh….kau ini !!”

Ia pun segera bangun dari tidurnya, dan pergi meninggalkanku.. lebih tepatnya, mungkin ia bersiap untuk segera mandi dan sarapan.

*Di meja makan…….

Dong Wook Oppa tertawa melihat menu sarapan kami di pagi hari ini,

“Berapa uang yang sudah kau habiskan untuk membeli ini semua?”

Aku  tak menjawabnya, karena aku malu mengatakannya atau mungkin aku berfikir bahwa aku telah salah membeli bahan-bahan yang kugunakan untuk membuat arapan pagi.. Bahan makanannya terlalu mewah.

“Yah, tapi setara lah dengan mahalnya bahan ini. Rasa masakannya enak kok ^^ “ ucap seung hyun Oppa setelah beberapa sendok menu sarapan ini masuk ke mulutnya.

Dan itu juga disetujui oleh Dong Wook  Oppa dengan anggukan darinya, hanya Jiyong yang tak berkomentar apa-apa ia terus saja melahap telur dan kini ia mencoba mencicipi Korean beef yang aku buat.

“Tok……Tok….Tok…….”

Tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu ditengah suasana sarapan pagi hari ini.

“Ah…biar aku yang membuka nya.” Ucapku, sambil beranjak meninggalkan meja makan menuju pintu di depan. Ketika pintu kubuka, aku terkejut dengan kedatangan dua gadis yang masih menggunakan seragam sekolah.

“Jiyong Oppa nya ada ?”

“Jiyong ? Iya ada “

“mmmmm, Ini……”

Sambil mengeluarkan sebuah tempat bekal, kemudian diserahkannya kepadaku,

“Ini sarapan pagi untuk Jiyong Oppa.. aku memasak telur gulung hari ini, karena Jiyong Oppa suka dengan telur gulung maka aku membuatnya hari ini “

“Dan….” Tambah , gadis yang satu nya. Ia juga terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya, kemudian ia menyerahkan kepadaku juga.

“Hmmmmm…itu susu untuknya.” Ujar gadis itu yang kelihatannya lebih pemalu dari gadis yang satu nya.

“Semoga Jiyong Oppa meminumnya, pagi ini.” Tambahnya

“Baiklah karna kami harus sekolah, tolong jangan lupa berikan menu sarapan dan susu ini kepada Jiyong Oppa, kami pamit dulu.”

Setelah berpamitan dan bow dihadapanku mereka pun pergi meninggalkan rumah ini. Aku kembali masuk ke dalam rumah, masih terheran-heran memandangi dua kiriman yang ada di tanganku ini.

“Apa tiap hari seperti ini ? sarapan pagi, makan siang dan makan malam selalu dapat kiriman dari para fans.”

*Sesampainya di ruang makan,

“Siapa yang datang, Hye Sun ?” Tanya Seung Hyun Oppa.

“Ini…..” sambil kutunjukkan pada mereka, apa yang ada ditanganku sekarang ini.

“Oh…. Sarapan pagi ? fans Jiyong sudah datang yaa ?” ucap Dong Wook Oppa, yang baru saja selesai meneguk susu yang aku buat.

“Iya…”

“Menu nya apa ?” Tanya Seung Hyun Oppa.

“Telur gulung, dan susu.” Jawabku

“Baiklah..mana ? serahkan bekal dan susu nya padaku.” Pinta Seung Hyun Oppa, aku terkejut.

“Inikan untuk Jiyong ?”

“Coba tanyakan pada Jiyong, apakah Jiyong mau memakan bekal ini?” suruh Seung Hyun Oppa kepadaku, lalu aku menanyakannya pada Jiyong.

“Ambil saja hyung, bawalah bekal itu ke kantor.”

Aku terkejut melihat jawaban darinya, kenapa dia begitu ?

“Aku sudah selesai makan, sekarang aku berangkat dulu, hyung…” Jiyong pun segera beranjak dari meja makan. Ia pergi mengambil jaket nya dan terlihat kembali lagi ke ruang makan, menuju lemari es dan mengambil botol air mineral didalamnya.

Sebelum ia melangkah meninggalkan ruangan, ia sempat berucap

“Hati-hati dirumah” setelah selesai mengucapkannya, ia pergi meninggalkan kami semua.

“Jiyong memang seperti itu….”

Perkataan Dong Wook Oppa, mendadak mengejutkanku. Aku memandanginya dengan pandangan heran.

“Setiap hari, kejadian seperti ini akan terus terjadi. Para fans yang datang kemari, memberikan sarapan dan banyak makanan kesini. Awalnya, memang Jiyong selalu memakannya tapi semakin hari karena semakin banyak yg datang ia jadi kewalahan dan akhirnya kami yg turun tanggan.

Ya, seperti yang kau lihat sekarang ini…Aku dan Seung Hyun bergantian yang memakan makanan yang mereka (fans) kirimkan, beberapa hari yg lalu aku sudah mendapat giliran sekarang gantian Seung Hyun yang membawa nya.”

“Bukankah ini akan menyakiti perasaan para penggemarnya, jika mereka mengetahui ini?”

“Kau sudah berapa lama mengenal Jiyong?”

Aku terdiam,

“Ia sulit untuk mengatakan berhenti mengirimkan makanan pada para penggemarnya, sebenarnya ia ingin…tapi, ia takut menyakiti banyak perasaan. Nanti kau juga akan terbiasa dengan ini semua, Hye Sun” Tambah Dong Wook Oppa

“berarti ia sama saja  ia sudah membohongi para penggemarnya ” namun, ucapan ini hanya kuucapkan didalam hati, aku tak tega untuk mengutarakan ini semua didepan mereka.

Aku sedih…..

Mengapa mereka  berubah…..

Tak seharusnya berbohong seperti ini…

(to be continue…….)

Love Song

  • Tittle : Love Song 
  • Created by : Hanifa ashila (@_30010)
  • editing by : admin TOP (@Desiijo)
  • Cast : Kwon Jiyong (BIGBANG) , Han Jihyo, and Park Sanghyun (MBLAQ)

 

One woman is becoming disaster

Even though a man is still singing

I’m tearing up at the thought of break up

 

I can’t touch you, I know yeah eh

I’m falling, catch me (hello)

 

I hate this love song… I hate this love song..

I hate this love song… I hate this love song.. (2x)

Jiyong terus mendengarkan musiknya…

Mula-mula volume musiknya pelan, namun lambat laun ia mulai menaikkan volume musik yg sedang ia perdengar..

Sambil sesekali ia memikirkan yeojanya…

Kakinya  terus-menerus mengetuk-etuk tanah yang keras…

Pandangan matanya hanya tertuju pada satu arah..

Yaitu, arah dimana seorang yeoja sedang berada di depan sebuah gedung…

lagu berjudul “Love Song” terus tersiar di telinganya. Jiyong menghela nafas saat ia melihat yeojanya berduaan dengan seorang namja.

Dari kejauhan terlihat  yeoja tersebut tersenyum lebar..

Dan, Jiyong pun hanya bisa terdiam melihat peristiwa tersebut…

Terdiam, namun kali ini ia bisa lebih sedikit berfikir dgn tenang..

Ribuan kali, ia sudah memikirkan hal ini..

Yeoja nya telah ketahuan berselingkuh didepannya. Kini, ia pun sudah berpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan yeoja tersebut.

Han Jihyo….

Yaa benar, yeoja tersebut bernama Han Jihyo….

Ialah yeoja yang Jiyong cintai…

Jihyo dan seorang namja yang tidak ia kenal kini berpelukan mesra didepan mata nya…

Walaupun terdiam melihatnya, tetapi didalam hati seseorang pasti tak dapat ditipu..

Kini, hati Jiyong sungguh terasa seperti  diiris-iris…

“Apakah aku bukan namja baik untuknya?”

pertanyaan tersebut terus menghantui pikiran Jiyong.

Diarahkan tangannya itu kearah tubuh Jihyo… Berharap, tangannya dapat  meraih tubuh Jihyo sekarang ini.

***

Jiyong mulai jatuh dalam pikirannya.. Ia kemudian membanting MP3 player miliknya sendiri..

“Plarrrrr…” suara mp3 tersebut terdengar cukup keras, sehingga sempat membuat orang yang lewat didepannya menjadi menoleh kearahnya..

Rasa amarah memenuhi hatinya, lebih tepatnya perasaannya.

“Arrgghhhh… Aku sudah mencoba untuk mengendalikan perasaan emosi ini… tapi kenapa aku tak bisaaaa !!! arrghhh…!!! Aku tak bisa mengendalikannya” maki Jiyong pada dirinya sendiri.

Tanpa sadar, kini Jiyong sudah benar-benar menjadi pusat perhatian orang disekitarnya..

***

Kini terlihat, Namja itu mulai meninggalkan Jihyo..

Mulut Jiyong masih tertutup rapat melihat pemandangan didepannya.

Namun, air mata perlahan tanpa ia sadari kini sudah menggenangi matanya yang tajam.

Beberapa detik kemudian, ia baru membuka bibirnya…

Suara berat yang sangat terlihat bahwa ia menahan kesedihan untuk menangis, mulai keluar dari bibirnya..

Jiyong mulai bernyanyi dengan lirih.

Melanjutkan lyrics lagu yg ia dengar di mp3 beberapa saat yg lalu…

Menyanyikan lagu itu, tambah membuat hati jiyong sakit…

Namun, tak ada yg bisa ia lakukan sekarang…

Hanya menyanyilah yg saat ini sedang ingin dilakukannya…

I hate this love song, I’ll never sing it again

So I can stop thinking of you, so I can finally forget

you

 

I hate this love song, I’m going to sing it with a

smile

In order to cure your loneliness, I’m going to you now

ooh ooh ooh ooh ooh-hoo

 

“biarkan aku menangis untuk beberapa menit…” pinta nya pada dirinya sendiri.

***

Dengan wajah yg terlihat lesu tak berdaya, ia berjalan menuju dorm BIGBANG.

Memencet bel sekali, dengan tak bersemangat.. Namun, malah seketika itu juga pintu dorm langsung dibuka oleh Seungri dari dalam.

“Hyung~!” Seungri menyambut dengan bahagia.

Jiyong pun tersenyum kecil.

“Hyung… ada apa ? Apa terjadi sesuatu padamu ?” Kini, Seungri mulai peka terhadap perilaku Jiyong yg terlihat tak biasa kali ini.

“Anniyo…” Hanya itu jawaban untuk pertanyaan yg Seungri lontarkan barusan.

Ia terus berjalan menuju kamarnya.. Sambil berjalan menuju kamar, ia terus- menerus menyanyikan lagu “Love Song”. Masih sama seperti tadi, ia masih menyanyikannya dengan nada lirih.

Dipikirannya hanya ada Jihyo… Jihyo… dan  Jihyo semata…

*Sesampainya di kamar*

Buru-buru ia rebahkan badannya diatas tempat tidur.

Digigitnya bibir bawah.. Rasa sakit terus menyelimuti perasaannya…

“Perkataan mereka semua tentang Jihyo ternyata benar.. Tapi, kenapa mengetahui secara langsung begitu terasa lebih menyakitkan?” ucapnya.

“jiyong pabo!” lanjutnya..

Ia terus-menerus mengucapkan kalimat itu.

Kini, ia berhenti menyanyi.. Diraih guling yang berada tak jauh dari dirinya , segera setelahnya ia dekap guling itu..

Ia berusaha memejamkan mata..

Ia mulai mencoba untuk tidur…

Untuk melupakan semuanya, dan berharap ketika bangun nanti ia mendapati bahwa ini semua hanyalah mimpi…

 

“Nan modeun geol algo isseo…

Baby I don’t hate you…

Nemoseupgeudaeroga joheunde naneun..

Naegamichyeogayo ijen jichyeogayo…

Liar, liar… Stupid liar,liar,liar,liar…..”

+++++++++++

[3 Bulan kemudian~]

Jiyong kembali bernyanyi, tetapi kali ini nyanyiannya lebih bahagia…

Kini, senyuman menghiasi wajahnya.

Usaha tidur yg dia lakukan tiga bulan yg lalu sepertinya berhasil dengan baik..

Ditengah perjalanannya pulang menuju dorm, tanpa sengaja ia melihat Jihyo duduk di taman sambil menangis.

Mungkin, waktu tiga bulan sudah cukup bagi nya untuk menata hatinya yg sempat hancur berkeping-keping..

Tanpa berpikir lama, namja tampan itu mendekati Jihyo.

Ia kemudian duduk disamping Jihyo.

“Kau kenapa?” Tanya jiyong dengan suara yg kini terdengar berbeda.

“..hhks.. a-aku barusaja putus dengan namjachinguku ..” ucap Jihyo terisak.

“namjachingumu? Nugu?”

“Park Sanghyun” Jelas Jihyo.

Mendengar jawaban terakhir dari Jihyo, Jiyong terlihat mulai mengontrol emosi nya..

Cukup lama ia terdiam dan tak meneluarkan suara…

Selanjutnya, ia mulai terlihta mengigit bibir bawahnya..

Dulu, ia telah mengetahui apa yg terjadi.. dan kini, tepat tiga bulan sudah, ia baru memperoleh pengakuan yg sebenarnya dari Jihyo..

Jihyo ternyata sudah benar-benar menghianati cinta Jiyong.

“sekarang, aku pasti akan kesepian Ahgassi” ucap Jihyo tanpa melihat siapa sebenarnya penanya tersebut.

“Aku akan menemanimu..” ucap Jiyong mengelus rambut Jihyo.

Tiga bulan yang lalu, hatinya memang tengah terluka…

Tiga bulan yang lalu, ia benar-benar merasa hancur…

Namun, tiga bulan itu… tak sampai hati untuk membuat Jiyong benar-benar membenci orang yg telah membuat luka parah ini…

Pintu cinta yg masih senantiasa ia buka, untuknya…

Karena, cinta yg begitu tulus telah ia tanamkan pada sosok Jihyo..

Jihyo pun berhenti menangis, ia menatap siapa ahgassi tersebut.

Matanya membulat saat melihat namjachingu pertamanya disampingnya.

“Jiyong…oppa…” Jihyo memanggil nama Jiyong.

Jiyong tersenyum kecil. Kini ia membatalkan rencananya untuk memutuskan hubungannya dengan Jihyo.

Satu kenyataan lagi tentang kisah tiga bulan yg lalu…

“Pernyataan putus” dari Jiyong, itu hanya pernyataan dimulutnya saja. Tak sampai hati, ia mengutarakan itu pada Jihyo..

Yg ia lakukan selama tiga bulan ini hanya memutus kontak dgn Jihyo..

Ya.. itu yg teman-teman member BIGBANG lainnya yang mereka sarankan padaku..

Tiga bulan sama sekali tak menghubunginya saja, sudah membuatnya kalang kabut..

Sekedar bercerita, selama waktu tiga bulan tsb memang masih terdapat Jihyo menghubunginya beberapa kali..Namun, Jiyong tetap melakukan perintah yg disarankan teman-temannya.

“Ah…..” wajah Jihyo kini terlihat panic. Ia keceplosan bercerita, dan setelah diketahui siapa lawan bicara nya, ternyata lawan bicara nya adalah kekasih pertama nya sendiri..

Yaitu, Jiyong…

***Jiyong POV***

Sebenarnya aku sudah mengetahui ini sebelumnya… Tapi, hal seperti itu tak kuutarakan dihadapannya..

Mata nya terlihat berkaca-kaca didepannku..

Aku sungguh tak mampu untuk membiarkannya terus menangis..

Apalagi menangis demi pria lain…

“Syukurlah, kau sudah putus.. Sudah, jgn menangisi pria lain lagi.. Mulai sekarang, tetap dan

hanya tersenyum…menangis untuk diriku… Maaf, ini mungkin memang salahku. Aku terlalu

sibuk bekerja, sehingga kau merasa kesepian dari mencari sosok pengganti diriku, disaat aku tak

bisa membahagiakanmu kala itu…” ucapku kepadanya.

 

“I’m scared, this world is meaningless

Take me to where you are, a place with the moon and

stars

 

We were so beautiful; you know

You taught me what love was, hello

I hate this love song… I hate this love song..

I hate this love song… I hate this love song..”

Mungkin masih ada perasaan bersalah kepadaku, karena wajahnya masih terlihat tegang..

“Kemarilah, sayang..” yakinku kepadanya sambil menepuk bahuku. Isyarat itu menunjukkan bahwa aku memperbolehkannya untuk besandar di bahuku sekarang.

Tak butuh waktu lama, kini raut wajahnya terlihat tenang dan warna merah yg semula nampak diwajahnya perlahan mulai hilang..

Kepala Jihyo mulai menyandar di bahuku.

“Oppa..~ Saranghae” ucap Jihyo pelan.

“Nado saranghae Jihyo-ah” sambil ku elus rambutnya pelan.

“Dunia ini begitu menyeramkan… Kau butuh tempat yang tenang. Tenang seperti langit yang cerah.” lanjutku sambil tetap mengelus-elus rambut panjangnya.

“Oppa~” panggilnya.

“Ne?” kualihkan pandanganku ke wajahnya yang berseri. “Kita adalah pasangan serasi bukan?”

“Ne, sangat serasi..” kugenggam tangannya, dan ia balas dengan menggenggam tanganku.

“Oppa… Aku sungguh sungguh minta maaf..”

Kuarahkan jari telunjuk ini dibibirnya, aku tak ingin ia mengucapkan kejadian masa lalu nya lagi..

“Sudahlah, Jihyo… Aku sudah memaafkanmu , jauh sebelum kau tahu..”

Jihyo, mulai tersenyum lagi untukku..

“Apa kau tau? Bahwa cintaku sebesar… ini~~” ia membuat gambar sebuah hati besar dilangit dengan jarinya.

“Kalau aku….. Aku… tidak terhingga” akupun mulai melakukan balasan gombalan.

“The warm rays of the sun are of another world

The field of reeds are dancing all alone

I remain paused at a green hill, holding a conversation

I’ve yet to finish with her

The sky is of an expressionless face that holds no

answers

You’re probably hiding behind the clouds, you’re

probably a star”

[ 6 Bulan setelahnya..]

*Jihyo POV*

Hari ini tepat tanggal 28 Februari…

Sehari lagi akan menjadi tanggal 29 Februari…

Karena tahun ini adalah tahun kabisat…

Entah mengapa, aku sedang tak begitu sibuk saat ini. Siang ini kumanjakan diriku dengan dunia internet sejenak. Dalam sebuah beranda google, karena tahun ini adalah tahun kabisat entah ada angin apa aku mengetik keyword pada kolom search “Leap Year” (Tahun Kabisat). Dan, kutemukan salah satu artikel yang mengejutkan diriku mengenai salah satu tradisi tradisional orang-orang Irlandia. Karena penasaran, aku klik artikel tersebut, dan sebuah halaman lengkap mengenai penjelasan itu dapat kubaca sekarang.

Dikatakan pada artikel ini, bila tiba tanggal 29 Februari (Di Tahun Kabisat) para perempuan disana berbondong-bondong untuk melamar para lelaki yang dia cintai. Kubaca artikel itu perlahan sama bawah bagian dan kutemui ada sebuah video yg dibubuhkan dibawah artikel itu. Rasa penasaranku semakin besar, ku klik dan segera kulihat video tradisi “Leap Year”.

Sepuluh menit adalah durasi dari video itu. Setelah melihatnya, aku jadi memiliki inspirasi. Segera kulihat kearah kalender.

“Tanggal 29 itu besok ya ? Hmm…apa sebaiknya aku juga melakukannya ?” pikirku.

Aku benar-benar ingin melakukan tradisi itu, melamar laki-laki yang aku cintai.

Bukan pria nya yg melamarku, tapi akulah yg melamar dia lebih dulu.

Wajahku semakin berseri-seri membayangkan hari esok. Tersadar, aku segera mencari-cari ponselku dan segera kutekan nomor ponselnya Jiyong…

*Jiyong POV*

Tonight~~

Tonight~~

ponselku bergetar. Kulirik layar ponselku. Han Jihyo calling. Itu yang tertampang. Kuangkat telephone tersebut. “Yobosseo?”

“Ah… my yeobo…” suara Jihyo yang kukenal ada dibalik panggilan ini.

“Apa besok kau ada waktu ?” lanjutnya.

“Besok ? Kau ingin bertemu denganku ? kalau begitu, besok aku ada kapanpun untukmu..” jawabku.

“Ah… kau ini, baiklah kalau begitu. Besok temui aku jam 2 siang ditaman perkotaan yaa.. jangan datang terlambat ! berjanjilah padaku bahwa kau akan datang besok..” pinta nya padaku.

“ Aku berjanji..”

Setelah mendengar kesanggupanku, ia langsung menutup teleponnya.

Aku memutar-mutar tubuhku diatasa kursi putar yg sedang aku duduki.

“Besok ? 29 Februari kan ? itu bukanlah hariku, atau hari ulang tahunnya.. Lantas mengapa ia menyuruhku untuk menemui nya besok ? Dari nadanya tadi, ia seperti ingin member kejutan.. Hmmm….”

Kupukul-pukul kepala ini, karena bagiku itu adalah sebuah misteri dari Jihyo yang sulit untuk kupecahkan.

*Jihyo POV*

Kini, aku sudah berada disebuah toko cincin.

Aku berada tepat didepan seorang pegawai cincin.

Cincin yang aku pilih sedang diambilkan olehnya, tak butuh waktu lama..cincin yang ku pilih kini sudah berada didepanku.

“Ini cincinnya..” ujar pegawai toko itu.

“Wah….cantiknya…” aku begitu terpesona akan keindahan cincin yang sedang kupegang.

“Pilihan yang bagus…” perkataan pegawai itu, mengagetkanku.

“Apa?” ulangku.

“Cincin yang kau pilih adalah cincin yang aku sukai juga.. Aku menyukai desainnya, maka nya aku bilang itu adalah cincin yg bagus..”

“bukan kesan glamor yang terlihat dicincin itu, kesan lembutlah yang ia nampakkan. Dulu, aku ingin menghadiahkan cincin itu kepada orang yg kusukai..maka nya, aku bekerja disini. Karena harga cincin ini yang begitu mahal bagiku, salah satu cara agar aku bisa mendapatkan cincin ini adalah dengan mengumpulkan gaji-gajiku tiap bulannya. Namun, setelah semua uangnya terkumpul cincin itu tak dapat kuberikan padanya..”

Aku terdiam mendengar cerita nya.

“Tak dapat kau berikan kepadanya ?” tanyaku penasaran.

“Iya… Karena, dia mengalami kecelakaan setelahnya dan… nyawanya tak bisa tertolong lagi.”

Pelayan itu mulai menitihkan air mata, karena merasa bersalah aku meminta maaf kepada nya karena telah menanyakan hal yg bukan-bukan.

Kuambil tissue dari dalam tasku, namun dia menolaknya. Ia mengusap airmata nya dgn tangannya sendiri. Karena, kalau tissue dariku diterima maka pegawai lainnya pasti akan tahu bahwa dia sedang menangis dan hal seperti itu tak boleh dilakukan ditempat kerja, apalagi didepan seorang pembeli.

“Kau ingin membeli cincin ini?” tanyanya kepadaku.

“Iya..aku akan membeli nya.”

“Cincin itu akan kuberikan kepada kekasihku besok, aku akan melamarnya .” tambahku.

“Kau melamarnya ?”

Kini ekspersi wajah pegawai tersebut terlihat berubah, ia mulai nampak senang mendengar perkataanku.

“Iya…aku akan melamarnya , bukan dia tapi aku.. “ ucapku sambil tertawa.

“Dimana ?”

“Besok jam dua siang, ditaman perkotaan..”

“Wah…tempat itu kan ramai sekali… benarkah ?”

“Iya..karena, aku ingin membuat kejutan untukknya, makanya aku suruh untuk dia datang kesana besok..”

Tanpa terasa, aku malah keasyikan mengobrol dgn pegawai toko tersebut. Dan, tanpa kusadari percakapan kami berdua telah didengar oleh seoarng laki-laki mengenakan topi hitam yg keberadaannya disana ternyata tak kusadari.

[Esok harinya]

“I close my eyes and feel your breath, I dream of you

A smile spreads across my lips, you’re breathing with

me now

Time, please stop, don’t divide her and I

Wind, stop blowing, this is my last letter to you”

 

Hembusan angin jam dua siang, membuat gaun putih yang sedang kukenakan sekarang terlihat bermekaran.

Aku memang sengaja datang lebih awal daripada dia, karena aku sangat ingin memberinya kejutan,

Kupegang dengan erat, kotak berwarna merah yg berisi cincin kami berdua. Aku begitu cemas menanti kedatangannya. Di tengah kecemasanku, datanglah anak kecil yang merasa aneh melihat jenis pakaian yg sedang aku kenakan.

“Kakak, sedang menunggu seseorang ?” suara kecilnya menandakan bahwa umurnya sekitar lima tahun.

“Iya..” akupun mulai merendahkan posisiku agar sejajar dengannya. Dan kudekati dia.

“Namamu siapa gadis kecil ?”

“Oh Nao Mi.. Kakak, apa kau ingin menikah ? kenapa kau memakai baju seperti ini ?”

“Benar…aku akan menikah.”

“Dengan siapa ?”

“Dengan seorang pria tamban, dengan rambutnya yang pirang. Badannya kurus, matanya begitu tajam namun indah. Ia memiliki senyum yg indah… Ketika menangis sekalipun, ia tetap akan mengeluarkan senyum indahnya.. Pria yg kakak maksud bernama Kwon Ji Yong.”

“Ah….” Gadis kecil itu, tiba-tiba membuka tasnya dan mengeluarkan benda dari dalam tas nya.

“Tulis apa yg ingin kau tulis untuk kakak itu, anggap saja hari ini aku adalah tukang pos untukmu. Ketika dia tiba disini aku akan mengantarkan ucapanmu ini kepadanya.”

“Aku ? menulis dikertas ini ?”

Gadis kecil itupun mengangguk, hingga kedua kuciran dikepalanya pun ikut bergoyang.

Aku menulis apa yang ingin kuutarakan kepadanya. Kututup bolpoint setelah aku selesai menulis, kuserahkan beserta kertas yg sudah selesai aku tulis.

Gadis itu meletakkan kembali bolpoint nya kedalam tas, dan menggenggam kertas itu.

“Sekarang…saatnya aku menjadi tukang pos mu, aku akan mencari kakak itu.” Ujarnya sambil berlari meninggalkanku.

“Hei… Nao Mi..” panggilku, tapi nampaknya panggilanku tak berhasil ia dengar. Padahal, aku ingin memberitahu nya bahwa Jiyong belum tiba ditempat ini. Bagaimana ia bisa mencari nya nanti ?

“Han Jihyo…..”

Panggilan seseorang mengagetkanku, ah suara itu… segera kutoleh kearah belakang. Karena, suara yg memanggilku berasal dari belakangku.

Aku melihat pria yang memanggilku tadi, Namun terlambat…

Sebuah peluru dalam sekejap tepat bersarang dijantungku..

Bukan… Pria itu bukanlah Jiyong…

*Jiyong POV*

Aku sudah sampai di taman perkotaan, segera kutelepon Jihyo untuk memastikannya. Namun, beberapa kali teleponnya bordering tetap tak ada sahutan dari nya. Aku segera keluar dari mobil.

Baru beberapa langkah aku berjalan, aku melihat kerumunan orang ramai sekali. Sangat ramai, seperti ada sesuatu hal yg terjadi..

Terlebih lagi, ada mobil polisi serta ambulans terparkir disana. Aku berusaha mendekati kerumunan itu. Seorang ibu paruh baya, mengatakan pada salah seorang temannya.

“Kasihan sekali ya, gadis itu.. Pria yg membunuhnya itu benar-benar kejam.”

“Iya..benar sekali.” Sahut ibu disebelahnya.

Mendengar ucapan mereka berdua aku jadi berfikir,

“dibunuh ? pria yang membunuhnya ?

Kembali, aku mendadak menjadi khawatir. Aku mencoba lagi menghubungi Jihyo..

Tanpa kusadari, aku menggigit bibir bawahku lagi.

Aku berjalan maju, menyusuri kerumunan orang. Berharap melihat sesungguhnya dgn jelas apa yg sedang terjadi.

Kini aku sudah berada tepat didepan semua orang, aku bisa melihat polisi membawa seorang mayat yang ditutup dengan kain polisi. Semakin kencang, aku menggigit bibir bawah ini.

Kuulangi lagi untuk menghubungi Jihyo, namun betapa terkejutnya aku mengetahui sebuah ponsel yang terbungkus plastic yg dibawa oleh seorang polisi bergetar.

Itu ponsel Jihyo….

Apa yang sebenarnya terjadi ?

Apa yang barusan adalah mayat Jihyo ?

Aku berlari, aku kehilangan akal.. Hanya berlari mendekat, karena aku ingin memastikan semua nya. Namun, aku dihadang oleh beberapa polisi.

“Kau keluarga nya ?”

“Bukan…”

“Kalau begitu, jangan mendekat kemari.”

“Tapi aku kekasihnyaaa !!!!!” jeritku, namun polisi itu begitu kuat mendorongku untuk menjauh.

“Kami janji untuk bertemu disini !!! Dia kekasihku !!” aku mulai merasa lemas, seperti nya ada seorang polisi yang memahami perasaanku.

Rupa nya, polisi yg membawa ponselnya Jihyo tadi. Ia merangkulku, menuju belakang mobil polisi.

Setelah berada agak jauh, ia mulai menanyakkan nya padaku.

“Dia kekasihmu ?”

Tanpa menjawab perkataannya, aku menekan nomor telepon Jihyo lagi. Kini, ponsel yang terbungkus diplastik itu kembali bergetar.

Polisi itu mengangkat plastiknya, melihat sebentar ponsel itu kemudian melihat kearahku.

“Korban itu bernama Han Jihyo..”

Aku merasa lemas tak berdaya, apa yang sedang aku rasakan nampak sangat kacau…

Aku masih tak menyangka atas semua yang sedang terjadi…

Jihyo….

Jihyo….

Begitu tahu orang tua Jihyo, datang setelahnya aku segera menghampirinya. Namun, yg membuatku lebih terkejut adalah seorang lelaki dgn kedua tangan yg diborgol, dan aku mengenal pria itu..

“Park Sanghyun….”

“Hei kau ! Park Sanghun, kurang ajar sekali kau !! Berani-berani nya kau membunuh Jihyo ! Iblis kau !!”

Amarahku meluap, begitu mengetahui siapa pelaku nya. Sekitar lima orang polisi mencoba menahan tubuh ini, namun..tubuh ini terus memberontak. Melihat perlakuanku, ibu Jihyo mejadi semakin menangis.

Amarah ini sedikit dapat kureda, ketika melihat ibu nya Jihyo terlihat menjadi tambah begitu sedih. Air yang mengalir dari mata indahnya menjdai semakin deras.

Sanghun telah berada didalam mobil polisi, dan segera pergi meninggalkan tempat itu. Disusul mobil ambulans didalamnya, namun disana masih ada beberapa polisi yg bertugas menenangkan hati orang tua Jihyo.

Aku menatap langit, entah mengapa.. Cuaca mendung sengaja diturunkan..

Jangan turun hujan.. karena akan menambah suasana kalut bagi diriku…

Seorang gadis kecil berkucir dua menarik-narik tanganku dari belakang. Aku tak begitu jelas melihatnya, karena mata ini telah penuh dgn airmata yang siap kujatuhkan dengan sekali kedip.

“Apa kau, Jiyong Oppa? Ini ada surat untukmu..dari kekasihmu.”

Aku menundukkan badan, untuk meraih surat itu..

“You’re my happiness..

You’re my sadness..

You’re my tears..

You’re my sky..

You’re my star..

and

You’re my heaven..”

29/2

Your Lovely..”

(dengan gambar dua buah cincin yang saling menyatu)

Aku berkedip..

Air mata inipun tumpah….

Kucium dengan lembut kertas yang ia tulis..

Ini bukan seperti sembilan bulan yg lalu..

Dimana aku, masih bisa melihat senyumnya..

Tangisannya..

Kini semua itu benar-benar lenyap..

Aku, menjadi sosok yg tak bisa memaafkan seseorang..

Aku tak bisa memaafkan Park Sanghyun…

Hujan perlahan mulai turun..

Aku kehilangan separuh jiwaku ditahun kabisat ini..

Aku tak mampu bangkit..

Tak mampu melihat kedepan..

Mata ini begitu kabur..

Air hujan yang jatuh diwajahku, semakin membuatku terlihat menangis begitu deras..

Padahal, memang sesungguhnya iya…

Airmata ini, kujatuhkan lebih dari peristiwa apapun yg pernah terjadi selama hidupku..

What about now ?

What should I do ?

Sekarang, sekalipun aku menutup mata dan membuka kembali..

Ini semua tak akan bisa berubah….

She’s Gone….

“Han Jihyo, nan neorul saranghae”

-The End-

Butterfly (Eps.1)

Cast :

  •  Goo Hye Sun (Geum Jan Di in “BBF”)
  • Kwon Ji Yong a.k.a GDragon
  •  Choi Dong Wook a.k.a se7en
  •  Choi Seung Hyun a.k.a TOP

Created by :

  •        Admin TOP
*************************************************************************************************

Akhirnya tiba juga….

Saat seperti ini, dimana tanganku mengeluarkan keringat dingin dan gemetar begitu saja ketika aku sedang mencoba memencet bel rumah seseorang…

[*FLASHBACK*]

Yaa..

Bagiku, sepuluh tahun yang lalu rumah ini adalah rumah keduaku…

Dulu, saking ekstremnya, aku pernah meminta kepada ayah untuk menjadi salah satu anggota keluarga dari pemilik rumah ini.

Bukan karena pemilik rumah ini, lebih kaya dari keluargaku.

Bukan, keluargaku juga bukan termasuk keluarga yang kurang mampu, setiap hari ayah masih mampu memberikan makan untukku.

Ayah juga masih mampu membelikan permintaanku sewaktu kecil dahulu sesuatu yang aneh-aneh.

Alasan utama nya , bukanlah karena materi.

Perilaku ekstrem ku waktu kecil dahulu, berlandaskan pada “rasa kehangatan” yg aku terima setiap kali aku berkunjung kerumah ini.

Yaa, jika boleh dikata jujur, rumahku tak memberikan kehangatan yg lebih hangat seperti rumah ini.

Aku anak tunggal alias anak satu-satu nya, kehangatan yg kumaksud adalah kehangatan dari yang namanya saudara dan dirumah aku tak mendapatkan kehangatan seperti itu.

Ayah dan ibu, setiap hari selalu memberikanku kehangatan.

Tapi, kehangatan seorang “saudara” sungguh tak pernah kudapatkan ketika aku sedang berada dirumah.

“Bibi, Choi.” Itulah kalimat sapaan yang aku gunakan untuk memanggil si pemilik rumah ini.

Bibi Choi memiliki tiga seorang anak laki-laki.

Anak pertama adalah, Choi Dong Wook…

Dulu, setiap aku mendapatkan pekerjaan rumah atau PR pulangnya pasti aku langsung mapir ke rumah ini. Kedatanganku kemari adalah untuk bertemu dengan , Oppa (kakak) Dong Wook.

PR matematika, PR Bahasa Inggris, hingga aku pernah datang kesini hanya untuk minta dibikinkan sebuah gambar untuk PR keterampilan , pada waktu itu.

Setelah selesai mengarjakan PR, dai pasti akan membuatkanku pudding cokelat yang lezat. Diatasnya selalu ia beri saus putih yang lezat.

Jika ku Tanya , “mengapa kau hidangkan aku makanan secantik ini?”

Dia pasti akan menjawab , “ Wanita yang cantik, sudah sepantasnya mendapatkan makanan yang cantik, bukan?”

Mendengar jawabnnya yg seperti itu, aku hanya bisa menjilat sendok pudding sambil tersipu malu.

Pokoknya, untuk urusan PR , Oppa Dong Wook lah yang paling bisa aku andal kan !!

Anak kedua bibi, bernama Choi Seunghyun…

Dia adalah orang yang paling sering mengajakku datang ke festival sekolahnya.

Tak jarang pula pada saat itu, ia memamerkan kepada temannya bahwa aku ini kekasihnya. Dan banyak pula teman-temannya yg mempercayai bualannya tersebut.

Dia pulalah yang paling sering menjahiliku.

Namun…

Hasil kreasinya untuk sebuah makanan, bisa dibilang agak kurang bagus bila dibandingkan dengan Oppa Dong Wook.

Ada suatu kejadian yg masih kuingat hingga sekarang…

Kala itu, diluar  sedang hujan deras. Namun ia meneponku dan menyuruhku untuk datang sebentar kerumahnya. Setelah cukup lama  aku memohon dengan keras kepada ayah, akhirnya ayah mengijinkaku untuk datang sebentar kerumah nya.

Sesampainya aku dirumahnya..

aku mendapatinya sedang duduk dikursi meja makan sambil tertunduk dan mengepal kedua tangannya. Oiya, mulutnya kala itu juga sedang berkomat-kamit

“mungkin, dia sedang berdoa.” Pikirku seperti itu dulu.

Setelah itu, mata ini tertuju pada sebuah roti tart yang ada di meja makan.

“Happy Birthday, Go…o.. Hy…e.. S..u…n” dengan sedikit terbata-bata aku mencoba membaca tulisan yang dibentuk di roti tart tersebut.

Ya, hari itu adalah hari ulang tahunku. Sebelumnya, Oppa Dong Wook dan Ji Yong sudah memberikan hadiah untukku, sekarang giliran Seung Hyun yg memberikannya.

Di sebelah roti tersebut, ada piring kecil dan sebuah pisau. Kini, aku mengerti maksudnya..

Aku segera duduk didepannya, dan kutundukkan kepala sejenak untuk berdoa.

Kemudian, kutiup satu persatu lilin yang mengitari roti tart tersebut. Tepat, dijumlah ke sebelas aku berhenti untuk meniupnya.

Segera kuambil pisaunya, dan kuiris roti itu perlahan. Kuletakkan diatas piring yg sudah dia siapkan , Dan, akupun mulai mencicipinya…

Ketika aku tengah mencicipi kue buatannya,  aku teringat akan ucapannya,

“Apa kau menyukai pria yang pandai memasak, seperti kak Dong Wook ? aku sendiri tak pandai memasak, apa itu berarti kau tak menyukaiku Hye Sun ?”

Kembali, kekeadaanku yg tengah mengunyah roti buatannya. Setelah selesai menguyah, akupun berucap padanya.

“Kue buatanmu, mampu mengalahkan semua masakan yg pernah Oppa Dong Wook berikan kepadaku.”

Seketika itu, ia langsung melihatku. Raut wajahnya yg masih tak percaya, aku yakinkan sekali lagi dengan anggukkan kepalaku.

Hingga saat ini, itu masih merupakan kue terlezat yang belum ada tandingannya.

Aku dulu sempat berikir, butuh berapa lama hingga dia bisa membuat roti yang benar-benar sangat enak dan terasa lembut di mulut seperti itu.

Anak ketiga, dialah Ji Yong..

Yaa, anak bibi Choi semuanya adalah laki-laki . Hahahaha…

Oppa Dong Wook, beda lima tahun denganku.

Oppa Seung Hyun, beda tiga tahun denganku.

Dan, anak yg terakhir ini…

Ji Yong, umurnya sepantara denganku..

Untuk orang yang sepintas melihatnya, akan mengira ia adalah sosok yang pendiam.

Tapi, menurutku dia orang yg paling jujur serta paling kikuk bila dibandingkan dengan kedua kakaknya.

Jika tidak suka, ia pasti akan bilang tidak suka..

Begitupun sebaliknya….

Lalu…

Jika ia sudah berjanji, ia pasti akan menepatinya…

Ia juga yg paling keras kepala…

Dan , satu lagi.. meginjak dewasa dia yang paling terlihat tidak rapi terutama untuk urusan rambut.

Rambutnya dibiarkan tumbuh panjang, berkali-kali aku bilang kepadanya untuk memotong sedikit rambut panjangnya, namun tak pernah ia hiraukan.

Nah, itu adalah salah satu contoh sifat keras kepalanya.

Bibi pun sudah kewalahan untuk menyuruhnya memotong rambut panjangnya itu.

Sogokan dari bibi pun sudah banyak kuterima, saking bibi kewalahan untuk menyuruhnya.

Dari mulai roti,boneka, voucher makan, tiket bioskop hingga yang paling terbaru adalah bibi akan membelikanku ponsel bila aku berhasil menyuruhnya untuk memotong rambutnya.

Namun, hasil tetap sama…

Yaitu nihil…..

“Aku yakin, ia pasti suatu saat akan memotong rambutnya !”

Itulah slogan penyemangat untuk diri sendiri ini, bila menyangkut masalah rambut panjangnya Ji Yong ini…

[+++++]

Nah, karena kali ini aku merasa sudah menemukan ‘Kartu As’ nya Ji Yong. Maka, kali ini aku berani untuk menyuruhnya (lagi) agar ia mau memotong rambutnya.

“apa cita-cita mu?”

“menjadi pemain band.” Jawabnya dengan santai.

“Untuk itukah kau memanjangkan rambutmu, ini?”

“Ya.”

“Apa kau tahu, dikemudian hari pekerjaan sebagai seorang model labih menguntungkan bila dibandingkan dengan seorang anak band. Kau tahu , kenapa?”

“Kenapa?”

“Gaji nya lebih besar.”

“Lalu?”

“Hmm… sebentar, aku ingin bertanya kepadamu. Apa kau pernah menyukai seseorang ?”

“Pernah…”

“Hei, kenapa kau menjawabnya cepat sekali ? setidaknya, untuk pertanyaan seperti ini, kau harus terlihat pura-pura seperti orang berfikir !”

“Kenapa aku harus berpura-pura ? memang kenyataanya aku pernah menyukai seseorang.”

“Hah.. yasudahlah, terserah kau saja.

Oke, lanjut… Bayangkan, kau nantinya akan menikah dgn perempuan itu. Kau, nanti mempunyai anak dan anak mu merengek untuk minta susu, namun dgn pekerjaanmu yg seorang anak band kau tak mampu membelikan susu yg dikehendaki anakmu. Setiap malam ankmu, akan menangis dan itu tentu saja akan menganggu waktu tidurmu.

Berbeda, bila kau menjadi seorang model..kau kaya, kau banyak uang, lalu kau mampu membelikan susu untuk anakmu sehingga ia tak akan menangis di malam hari dan tentu saja tak akan mengganggu tidurmu.

Kau tak suka kan, bila waktu tidurmu diganggu ?”

“Iya.. Lantas aku harus merubah cita-cita ku ?”

“Yap, benar.”

“Dari seorang anak band, menjadi seorang model ?”

“Yap, benar.”

“Lalu, apa yg harus aku lakukan.”

“Nah, seorang modelkan harus rapi. Oleh sebab itu, perlakuan awal untuk menjadi seorang model maka, kau harus merapikan rambutmu ini. Apakah kau bisa?”

Lama ia berfikir,

“Ah..kau ini cerewet sekali.” Itu kalimat yang terlontar dari nya untuk menjawab pertanyaanku, kemudian ia bergegas meninggalkanku.

Belum jauh ia melangkah, aku masih tak mau menyerah untuk tetap merayu nya,

“ apakah untuk si Butterfly kau masih akan tetap tidak mau melakukannya ?”

Ia pun menghentikan langkahnya,

Sepertinya kalimat umpanku tepat untuk kali ini.

Aku sempat membaca, sebuah kalimat dibuku nya “Butterfly” dan kupikir itu pasti nama inisial wanita yg sedang ia sukai.

Itulah ‘Kartu As’ yang aku maksud tadi ^^..

Kita lihat respon dari nya, sesaat lagi..

Satu…….

Dua…….

Tiga…….

Dan,

“Jawab aku ! apakah menurutmu, dia sangat menginginkan aku untuk memotong rambut ini dan menginginkanku untuk menjadi seorang model ?”

“Iya.” Jawabku, sambil sedikit menunjukkan senyum kemenangan.

Hahahaha, aku menari nari di dalam hati .. Ternyata ‘Kartu As’ ku ini benar-benar berhasil ^^

“Bibi..tunggu ya, sebentar lagi anakmu ini akan memotong rambut panjangnya.” Jeritku didalam hati, memanggil Bibi Choi ^^

Ia menoleh kearahku, dan berjalan mendekatiku, “Sungguh.”

“Iya tentu saja.” Jawabku sambil tersenyum.

Namun, maksud senyum ku waktu itu antara pengertianku dan pengertiannya Ji Yong memiliki arti yang berbeda…..

 

[*Flashback END*]

Hanya itu kenangan tentang Ji Yong, yang masih dan paling kuingat hingga sekarang…

Sudah sepuluh tahun aku tak bertemu dengan keluarga Bibi Choi lagi, liburan musim dingin di kampusku di Amerika tepat nya, yang membuatku untuk berkunjung kemari.

Sudah lama tak datang kesini, membuatku berkeringat dingin.

Seperti apa ya sekarang, Bibi Choi ? apakah beliau masih terlihat cantik seperti dulu ?

Oppa Dong Wook, apa mungkin ia sekarang sudah menikah ?

Oppa Seung Hyun, apa ia sekarang menjadi seorag koki terkenal ?

Ji Yong , seperti apa rambutnya sekarang.. Masih panjang kah ? atau sudah terlihat rapi ?

Yang sering menggelayuti pikiranku adalah, apakah Ji Yong saat ini sedang berpacaran dengan si “Butterfly” itu ?

Entahlah…

Aku sungguh rindu kepada mereka..

Beberapa kali, aku menekan bel rumah. Baru, kemudian muncul seorang wanita paruh baya yang menyambut kedatanganku,

“Ah…. Hye sun ?” sapanya sambil memelukku. Ya, itu adalah bibi Choi.

Ia masih terlihat cantik, satu pertanyaanku kini sudah terjawab.

“Ayo masuklah ! Perlu kubantu mengangkat tas mu ?” tawar bibi choi.

“Ah..tidak, aku bisa mengangkat sendiri tas dan koper ini, bi.” Tolakku halus.

“Maafkan aku ya, aku tak bisa lama untuk menyambutmu. Karena, aku sedang terburu-buru ada urusan yg harus aku kerjakan.”

Belum selesai bibi choi, menjelaskannya kepadaku ponselnya berdering.

Sepertinya, memang benar bibi choi saat ini sedang sibuk.

Setelah menutup teleonnya, bibi langsung berpamitan kepadaku. Ia menyerahkan, sepenuhnya rumahnya ini kepadaku. Namun, sebelum bibi pergi menuju mobil , ia berkata

“mereka akan pulang jam empat nanti, jadi.. jagalah rumah ni sebentar sampai jam empat. Bila kau, lapar.. Ada makanan di kulkas, kau bisa mengambilnya didalam sana . Oke,sayang.”

Setelah berucap seperti itu, bibi langsung mengecup keningku dan segera berpamitan kepadaku.

Kulihat kondisi didalam rumah dari tempat aku berdiri,

Penataannya memang sedikit agak berubah..

Tapi, warna dasar tembok dalam rumah yg berwarna putih tetap sama hingga sekarang ini.

Sambil kutarik koper yang aku bawa, aku berjalan pelan memasuki ruangan.

Sepuluh tahun yang lalu, rumah ini adalah rumah kedua bagiku.

Namun, saat ini rumah ini terlihat begitu sepi…

Begitu sunyi…

Apa mereka bertiga sudah hidup mandiri dan tak menempati rumah ini lagi ?

Untuk itukah, Bibi Choi menyuruhku apabila liburan kuliah tiba aku disuruh menginap dirumah ini.. Apa ini tanda bahwa sekarang Bibi Choi begitu merasa kesepian ?

“Ah..” aku mendapati foto keluarga yang paling baru tergantung di tembok dekat perapian.

Namun belum sempat aku mendekat dan mengamati, aku dikejutkan oleh suara tawa dan langkah kaki yang menuju masuk kedalam rumah.

Semakin dekat..

Dekat….

Dan,

Yak…..

Mataku ini terkejut melihat siapa yang datang…

Mereka bertiga pun juga,sama..

Bertiga ?

Hey, tiga orang laki-laki ?

Apa mereka ???

Segera saja kusapa laki-laki yang tepat berada persis didepanku ,

“Anneyong haseyo, Oppa Dong Wook.”

Namun, laki-laki yang kumaksud itu malah tidak menyahut salamku sama sekali..

“Hye Sun ? Kaukah itu ? Hey, aku disini.” Seorang laki-laki yang berada dibaris belakanglah yang menjawab salam dariku.

Kemudian dia maju kedepan dan mendekatiku “ Anneyong..” balas nya ramah sambil menunjukkan senyum indahnya padaku

“Aku kan kakak tertua, apa dia ini terlihat seperti kakak tertua sehingga kau mengira dia adalah aku?” Canda Oppa Dong Wook sambil merangkul laki-laki yang sempat kukira Oppa Dong Wook tadi..

“Lama tak bertemu, Hye Sun.. Aku Seung Hyun.”

Laki-laki yang ada dibaris kedua , mendadak maju juga kedepan dan mendekatiku. Tak lupa juga, ia juga tersenyum ramah menyambutku.

“Kalau kau Oppa Dong Wook, dan kau adalah Oppa Seung Hyun. Berarti, kau adalah…?”

Tanyaku sambil tak percaya, bahwa dia adalah Ji Yong.

Seperti inikah mereka bertiga sekarang ini ?

Mereka sungguh terlihat tampan dan sama sama terlihat ‘bersinar’ dimataku..

Inikah ketiga anak Bibi Choi yang dulunya sering bermain denganku ?

Aku masih tak percaya, bahwa semasa kecilku dulu kuhabiskan untuk bermain bersama dengan ketiga pria tampan ini >.<

Apakah mereka semua, sekarang menjadi artis ?

Atau seorang model ?

“Hye Sun..” Panggil Oppa Dong Wook, yang membuyarkan lamunanku.

“Ah…Ne, Oppa.”

“Sini kubantu meletakkan kopermu dan akan kutunjukkan kamar tidurmu. Mari, ikuti aku !” Tawar Oppa Dong Wook kepadaku.

Ia membawa koperku masuk kedalam sebuah kamar, aku mengikutinya dari belakang. Ditengah jalan, tiba-tiba Ji Yong berjalan disebelahku

“Apa ibu tak memberitahu kepadamu, bahwa ibu tak akan pulang kemari selamasatu bulan. Ibu saat ini sedang sibuk mengurusi cabang perusahaan Di Incheon. Cabang di Incheon sedang mengalami masalah, makanya ibu harus ekstra bekerja untuk memperbaiki masalah di cabangnya tersebut.” Ucap Ji Yong dengan santai kepadaku, dan ia segera berlalu dariku.

Aku mendadak berhenti mendengar ucapannya,

“Benarkah itu?”

Seung Hyun Oppa yang berjalan tak jauh dariku, rupannya mendengar ucapanku.

“Benar apanya, Hye Sun ?”

“Benar, bahwa Bibi tidak ada dirumah ini selama satu bulan kedepan ?”

“Ah… Ibu belum memberitahu mu ya ? Ya, karena cabang di Incheon sedang mengalami sedikit masala maka ibu harus terjun langsung untuk menanganinya disana.” Jelas Seung Hyun Oppa kepadaku..

“Berarti, selama satu bulan ini. Aku tinggal bersama tiga orang pria seperti ini didalam rumah ? Makan , beraktivitas dan Tidur bersama di dalam rumah ?”

“Kalau tidur, tentu saja seorang putri harus disediakan tempat tersendiri.” Ujar Dong Wook Oppa.

“Nah, ini kamarmu.”

Ia pun menunjukkan sebuah kamar yang aku tempati nantinya, ia menyalakan lampu kamar.

Suasana hangat dapat aku rasakan dari depan pintu, kemudian Oppa Dong Wook mempersilahkan aku untuk masuk, merapikan barang bawaanku, dan segera beristirahat didalam kamar ini.

Aku masih terpana memasuki kamar ini,

“Kamar milik siapa , ini?” batinku.

Begitu rapi, namun tak cukup banyak perabot didalamnya. Jadi kupikir ini pasti bukan kamar Bibi Choi..

Ini kamar tamu ? atau kamar salah satu dari mereka bertiga ?

Ada dua jendela besar yang apabila dibuka akan langsung berpapasan dengan indahnya bunga-bunga ditaman..

Kamar ini begitu nyaman..

Belum selesai aku melihat-lihat sekitar, aku dibuat penasaran dengan berbagai foto yang bergantung di dinding kamar ini.

Aku segera berlari kecil untuk mendekatinya,

Aku terkejut melihat foto-foto yang terpajang di dinding…

Gaya-gaya nya di foto-foto itu begitu terlihat memukau..

Jenis pakaian apapun yg ia kenakan, semua nya selalu terlihat pas di badannya..

Ekspresinya ketika tersenyum…

Ketika terdiam…

Ketika marah…

Ketika ia memandang ke langit dengan tatapan kosong…

Semua ekspresi yg ada di foto tersebut, seakan telah membius ku untuk beberapa saat…

Inikah dia ?

Dia, Ji Yong yang aku kenal ?

Kenapa dia bisa terlihat begitu ‘bersinar’ ?

Bahkan, ini hanya dalam bentuk foto..

Ya, baru dalam bentuk sebuah foto…

Apa ia sekarang sudah menjadi seseorang yang terkenal ?

Yang mempunyai banyak penggemar wanita…

“Apakah Ji Yong sekarang adalah seorang model ?”

Sesaat , aku terpejam..

Aku berusaha mencoba mengingat-ingat penampilan dari mereka ketiga tadi ketika menyambut kedatanganku.

Oppa Dong Wook, memakai baju biasa. Baju pergi lebih tepatnya, namun bukan baju formal.. Ia juga tadi terlihat seperti menggenggam kunci mobil.. Mungkin, dia baru selesai keluar untuk menemui temannya mungkin..

Oppa Seung Hyun, Hmmm..tadi dia mengenakan kemeja berlengan panjang, baju nya rapid an formal.. Terlihat seperti orang kantoran..

Ji Yong, aa….. Iya, ada yg sedikit berbeda darinya. Ia tadi mengenakan banyak aksesoris ditubuhnya, baju nya terlihat ia variasi dan aku mencium wangi cat rambut. Nampaknya, ia baru saja mengecat atau mungkin saja mengganti warna rambut.

Hal-hal seperti itu, sangat jarang dilakukan oleh orang biasa..

Berarti, benar perkiraanku. Kini Ji Yong adalah seorang model..

[+++++]

Malamnya, aku sama sekali tak bisa tidur..

Aku keluar dari kamar, dan mendapati seseorang tengah berada di ruang tivi sendirian.

Kudekati dia, dan ketika mengetahui siapa orangnya . Langkah kaki ini entah mengapa berhenti begitu saja, tak berani untuk mendekatinya..

Sosok yg sedari awal kedatanganku, ia belum memperlihatkan senyumannya kepadaku.

Kenapa, dari belakang ia begitu terlihat berbeda ?

“Buat apa kau berdiri mematung dibelakangku seperti itu ? kalau mau, duduklah disini.” Rupa nya ia menyadari kehadiranku.

Segera aku duduk disampingnya,

“Malam ini kau akan tidur dimana ?” Tanyaku.

“Tak usah mengkhawatirkan aku, dirumah ini kamarnya ada banyak. Aku bisa tidur dimana saja semauku.” Jawabnya sambil memainkan remote tivi untuk mengganti-ganti channel tivi.

“Kau sekarang seorang model ya ?” lanjutku mengajaknya berbicara.

“Kau melihat foto-foto ku rupanya. Yaa… seperti yang kau lihat itu, inilah aku sekarang.”

Ternyata tebakanku benar..

dan ternyata peristiwa kala itu yang kini merubah semua nya…

“Sudah tidurlah, kau pasti lelah. Besok kau tak perlu bangun terlalu pagi.. Semua telah berubah, begitupun suasana rumah ini..”

Entah mengapa, seharian ini aku belum mendapatkan kesan ‘diterima’ oleh Ji Yong dirumah ini.

Seperti nya juga percuma saja bila aku kembali berusaha untuk mengajaknya berbicara. Karena, ia saat ini berada dalam kondisi yg kurang baik untuk diajak berbicara.

akhirnya aku menuruti perkataannya dan beranjak meninggalkannya sendirian di ruang tivi.

[++++]

Pagi hari nya,

Aku bangun kesiangan.. Menyadari hal itu, aku segera berlari keluar kamar. Namun, ketika aku sudah berada diluar, kudapati suasana sepi dari rumah ini.

Tak ada tanda-tanda dari ketiga laki-laki dirumah ini. Kulirik jam yang ada diruangan ini,

“Jam Sembilan..”

Aku segera berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan, namun

“jam Sembilan ini menyipakan sarapan apa masih sempat ? ya, semoga saja masih sempat.” Hiburku dalam hati.

Namun, kudapati secarik kertas memo yang tertempel di lemari es. Kubaca pesan yg tertulis dikertas itu,

“Hye Sun..

jika kau lapar masak saja ya.. Kau bisa memilih bahan yg ada di dalam kulkas, kau pilih sesuka hatimu.. Kami bertiga sudah sarapan dan bila kau sudah bangun dan mendapati rumah ini sepi, maka jangan khawatir karena kami masing-masing saat ini sudah berada di tempat kerja ^^.. Hati-Hati di rumah ya, Hye Sun ^^..”

Dibawahnya tertera tanda tangan Oppa Dong Wook, ini pasti tulisan Oppa.. Setelah membaca memo yang tertempel di kulkas, aku segera melihat kondisi didalam kulkas..

Begitu banyak bahan makanan didalam nya, tapi aku sedang tak punya selera untuk mengolah salah satu bahan untuk menjadi sarapan pagi bagiku.

Jadi hanya kuambil air mineral saja, ketika kututup kulkas. Mata ini kembali dibuat penasaran oleh sebuah amplop kecil berwarna merah yg tertempel disebelah kertas memo tadi.

Kubuka amplopnya, dan kuambil sebuah kertas didalamnya. Kubuka lipatan kertas tersebut, betapa terkejutnya aku bahwa kertas tersebut tak ada tulisan apa-apa.

Kertas tersebut kosong, kubolak-balik untuk memastikan bahwa aku tak salah melihatnya. Namun ternyata benar, kertas itu benar-benar kosong..

Tak ada tulisan apapun didalamnya..

Apa maksud dari semua ini ?

“Ting….Tong……” mendadak terdengar suara bel rumah berbunyi, aku segera berlari keluar untuk membukakan pintu.

Ketika pintu sudah kubuka, aku terkejut melihat ada tiga orang wanita yg usia nya dibawahku datang kerumah ini pagi-pagi..

“Apa Oppa Ji Yong, ada dirumah ?” Tanya salah satu gadis berambut panjang, yang ada ditengah.

Rupanya, mereka bertiga mencari Ji Yong.

“Ah.. Ji Yong sudah berangkat kerja daritadi.” Jawabku sambil mengingat pesan yg disampaikan oleh Oppa Dong Wook tadi bahwa mereka bertiga kini sudah berada ditempat kerja.

“Baiklah kalau begitu… Berikan ini untuknya sebagai bekal makan siangnya nanti, dan ini juga ada vitamin untuknya. Vitamin ini diminum sekali saja dalam sehari. “  Ujar gadis tersebut sambil memberikan sekotak tempat makan dan beberapa bungkus vitamin diatasnya.

“Nanti sore aku akan kembali lagi kemari, untuk memberikannya menu makan malam. Gamsahamnida..”

Setelah itu ketiga gadis tersebut berpamitan kepadaku dan segera pulang.

Aku masih terheran-heran memandangi barang yang saat ini sedang aku pegang, sebuah kotak makanan dan beberapa bungkus vitamin.

Kuletakkan kotak makan tersebut di meja ruang tivi, segera ingin kuraih telepon rumah yang tak jauh berada didekatnya, namun aku segera tersadar bahwa aku sama sekali tak memiliki nomor ketiga laki-laki tersebut yg bisa aku hubungi..

“Lantas bagaimana ini ? Bila para gadis itu datang lagi nanti sore dan menanyakan apakah makanan ini sudah dimakan atau belum oleh Ji Yong, sedangkan aku tak tahu jam berapa Ji Yong akan pulang.

Apa yang harus kulakukan ?

Apa yg harus kukatakan nantinya kepada mereka ??”

Akupun mulai panik.

[+++++]

Aku terbangun dari tidur..

“Hah ? aku tertidur ? lucu sekali, bagaimana bisa ?”

Aku tertidur disaat seperti ini… Aku masih tak habis pikir..

Namun, sebuah kotak makan masih ada, persis didepanku,

“ini bukan mimpi ya?Padahal aku berharap bahwa ini adalah mimpi… Haduh, bagaimana ini ? apa yg harus kulakukan?”

Melihat kotak makan tersebut, pikiranku langsung kembali kacau.

“Makan saja yang ada didalamnya, kau belum sarapan kan ?”

Suara seseorang yg menegurku, sontak mengagetkanku.. Aku segera terbangun, dan melihat siapakah orang tersebut

“Ji Yong..”

Ternyata dia adalah Ji Yong, kenapa dia ada disini ? aku jadi semakin dibuat heran oleh kehadirannya.

“Aku pulang sebentar untuk melihat acara televise favorite ku. Jam segini adalah jam dimana acara tersebut dimulai.” Ujarnya.

Namun, aku melihat dia tak focus melihat tivi karena dia daritadi malah asik bermain handphone nya.

Apa dia berbohong padaku, hanya demi menemaniku ??

Music:  2AM- Nervous

Ini sungguhan ?

Bila dipikir secara logis, hal yang seperti ini tak mungkin akan terjadi..

Namun , mengapa kali ini malah terjadi kepadaku..

Ji Yong ada didepanku sekarang..

Apa sedari tadi ia menemaniku yg tertidur disini ?

Apa diam-diam ia sudah menerima kehadiranku dirumah ini untuk sementara ?

“Makanlah..”

“Ah….” Jawabku kaget, karena aku masih tak percaya dgn ini semua.

“Makanlah, Hye Sun.. Aku tadi sudah sarapan, aku tahu kau pasti belum sarapan. Jadi, makanlah yg ada didalam itu.” Perintahnya kepadaku.

Kuturuti apa yg dia perintahkan, kubuka kotak makan itu. Wahh, didalamnya ada nasi,telur gulung, dan beberapa sayuran mentah.

Benar, melihat menu yg ada didalam nya akupun jadi lapar.

Ji Yong memandangiku kala itu, aku mengerti maksudnya. Segera, kumakan menu sarapan pagi buatan dari fans nya Ji Yong.

“Hmmm..rasa nya benar-benar enak ^^” ucapku kepada Ji Yong.

Ji Yong terus memandangiku yg tengah asik makan, mata nya sama sekali tak berkedip saat memandangiku..

“Vitamin itu juga, ambillah.”

“Hah ? Ini juga untukku ? Tapi, kan ini dari penggemarmu ?”

“Persediaan vitaminku masih ada banyak, kupikir kau juga membutuhkan vitamin. Jadi ambillah itu untukmu.”

Lagi-lagi, aku hanya bisa menurutinya..

“Oiya, nanti sore mereka juga akan kembali lagi kesini untuk memberimu menu makan malam.”

“Menu makan malam kali ini adalah Coffe Americano.”

“Hah ?”

“Ya..aku sudah hafal dgn menu kiriman mereka. Yg mengantar ini semua adalah tiga orang gadis, bukan ? yang satu berambut panjang, yang satu lagi…..”

“Benar, ya mereka bertiga yg mengantar ini semua.” Ucapku yg memotong perkataannya Ji Yong.

“Ya..aku sudah hafal itu. Nanti, taruh saja Coffe nya didalam lemari es, bila kau mau kau boleh meminumnya. Bila nanti mereka datang kesini, sampaikan terima kasih dan bilan kepadanya bahwa

makanannya benar-benar enak ^^..”

Ji Yong pun segera beranjak dari tempatnya duduk, dan berjalan kedalam. Tak beberaapa lama ia kembali dengan membawa segelas air putih.

Air putih itu ia letakkan didepanku,

“selesai makan, minumlah..”

“Aku harus segera kembali bekerja, kau hati-hati bila dirumah sendirian. Kalau ada apa-apa, telepon saja salah satu dari kami bertiga.”  Tambahnya sambil menunjuk ponselku.

“Aku sudah menyimpan nomorku, nomor kak Dong Wook dan kak Seung Hyun didalam sana.. kalau ada apa-apa, kau bisa memilih satu diantara kami bertiga.” Jelasnya.

Aku segera membuka ponselku, dan kulihat kontak telepon. Benar saja, nomor ketiga nya sudah ada didalam.

Aku tersenyum padanya, setelah melihatku tersenyum ia segera mengambil jaket yang ia letakkan di sofa dan memakainya kembali.

Aku melihat, topi nya yg masih tergeletak diatas meja,

“Ji Yong, topi mu..”

“Ah, iya.. Hampir saja aku lupa.”

Segera setelah itu ia mengambil topi yang ada dimeja dan langsung mengenakannya.

Ia pun berjalan menuju luar, aku mengikuti nya dari belakang.

Langkah kaki nya begitu jenjang dan tegas..

“Ia sekarang sudah menjadi pria dewasa.” Ujarku lirih.

Kupandangi dia dari depan pintu, walaupun ia tak ada menoleh kebelakang untuk melihatku.

Walaupun seperti itu, aku tetap bisa merasakan kehangatan dari nya…

Sosok yg menemaniku tertidur..

Sosok yg pura-pura berbohong bahwa dia beralasan hanya ingin menonton tivi…

Sosok yg tak berkedip sama sekali ketika melihatku makan, tadi…

Sosok yg dengan rela mengambilkanku air putih, setelah aku selesai makan…

Dialah, sosok si pemilik kamar hangat yg sekarang ini aku tempati ..

Apakah dia tahu, bahwa pada saat itu aku mendadak jadi gugup dan tangan ini berkeringat dingin.

Aku tak tahu bagaimana menghadapinya saat itu,

menghadapi pandangannya yg tak berkedip sama sekali ketika memandangiku makan.

mata nya yang kecil , namun tajam..

Hembusan nafas nya yang pelan dan teratur , sedikit dapat aku rasakan..

Dia yang kupandangi semalam di ruang tivi,

Dan..

Dia yang tadi menemaniku makan..

Entah mengapa, keduanya sama-sama mampu membuatku gugup ..

Padahal aku sudah mengenalnya sejak kecil,

namun kali ini ada perasaan yang mendadak terasa berbeda…

Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, ini ?

“To Be Continued….”

LOVE story….

Gambar

LOVE STORY

Cast by : Minzy , Park Bom and CL (2NE1) , Daesung, Taeyang, Seungri, GD and TOP (Bigbang), Se7en and Park Han Byul

[NB : pembaca sebagai tokoh minzy 2NE1 ]

*Happy Reading ^^ and Happy Holiday, dear 🙂 *

“We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I’m standing there
On a balcony of summer air

See the lights,
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
You say hello
Little did I know

That you were Romeo you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don’t go, and I said….”

Belum sempat lagu tersebut kuputar sampai habis, eonnie Bommie langsung memencet tombol off pada player lagu ku. Kucopot segera headset yang terpasang ditelinga,

“Kenapa eonnie mematikannya ?”

“Love Story , lagi yang kau dengar… Di dunia nyata seperti ini, takkan ada pangeran dengan menunggangi kuda putih lantas begitu saja dia akan melamarmu. Daripada, kau terlalu jauh berimajinaasi lewat lagu, ayo sekarang lihat jam mu ! sudah saatnya latihan, minzy..”

Eonnie Bommie , berusaha membangunkan tubuhku. Sedikit masih kesal rasanya, tapi ketika kulihat jam tanganku sekarang ini memang sudah waktunya untuk latihan.

“Baiklah, aku akan segera latihan.” Ujarku.

Eonnie Bommie langsung berjalan keluar dari kamarku,

“Ah…kesempatan sebentar ah,, aku mau sms Oppa se7en dulu” ucapku dengan nada sedikit nakal.

To : se7en Oppa ^^

       014590xxxx

Oppa ^^ , sedang apa kau disana ? hari ini begitu panas ya 🙂

Dan, kutekan tombol “Send”. Sms ku pun terkirim ^^

“Heiiiii, minzy ! Gong Minzy !!!!!!” Teriak Eonni Bommie dari depan pintu. Kali ini dia begitu gemas padaku.

“Iyaaaaaa… aku akan segera latihan.…” akupun segera meninggalkan kamarku dan juga ponselku di dalamnya..

***

Ketika hendak menuju tempat latihan , tanpa sadar ada seseorang memanggilku dari belakang.

Kutengok siapakah gerangan yang memanggilku, ketika kulihat dari kejauhan nampak Oppa Daesung tersenyum padaku. Aku belum membalas senyumannya, namun ia sudah berlari mendekatiku.

“Hei, minzy.. Kau mau latihan ya ?”

“Ah… Ne, Oppa.”

“Selesai latihan, kau mau makan sup kepiting ini bersama ?” ia menunjukkan kepadaku tas plastic putih yang ia bawa.

“Sup kepiting?”

“Iyaa…” jawabnya sambil tersenyum.

Aku bukannya tak ingin menolaknya, tetapi aku…

“Ah, Oppa.. nanti kita lihat.. kalau bisa aku akan datang, kalau tak bisa aku…”

“Aku yang akan menemuimu, untuk makan bersama.” Oppa Daesung, meneruskan perkataanku.

Namun, sebenarnya bukan lanjutan kalimat seperti itulah yang kuharapkan. Belum sempat aku mengklarifikasi, Oppa Daesung sudah minta berpamitan diri.

“Hah….kenapa malah begini sih.”

***

Di tempat latihan…

Ketika lagu latihan hamper diputar, mendadak Oppa se7en mencariku di depan pintu.

Waeyoo ? Oppa se7en !!

Yap, benar di depan pintu tempat latihan ia tersenyum dan melambaikan tangan padaku. Akupun tersenyum dan membalas lambaian tangannya.

“Kau tak membawa ponselmu, ya ?” jerit Oppa dari posisinya berada. Semua member, melihat padaku. Aku hanya bisa tersenyum malu.

“Ya, hari ini begitu panas, minzy. Semangat latihan ya ! Hwaiting !” Lanjut se7en Oppa, yang masih berteriak dari posisinya berdiri.

“Kau masih sering mengirim pesan pada nya?” Tanya CL padaku.

“Hanya sesekali..” jawabku dengan nada lirih, sambil menggoyang-goyangkan kaki.

“Apa kau tahu ?”

“Iya, aku tahu.. Ribuan kali kau menasehatiku, Oppa se7en sudah jadi milik Eonni Han Byul.. Tak sepantas nya aku lakukan ini. Tapi, apa kau tak pernah mengalami konflik dalam cinta ? menghilangkan rasa seperti ini tak mudah !”

Hah… CL berhasil merubah moodku, aku jadi tak semangat latihan lagi.

***

“Hai, minzy…” Sapa Oppa Daesung yang mengagetkanku

“Oppa, jangan ganggu aku , ah… apa kau tak lihat aku sedang bermain game ?”

Niatku, aku bermain game di Ipad untuk menghilangkan bad moodku, eh… Oppa Daesung datang disaat seperti ini… Namun, aku coba mengontrol emosiku, supaya Oppa Daesung tak menjadi korban ke- bad mood an ku juga..

“Ini, sup kepiting untukmu.” Semangkuk sup ia sodorkan kepadaku.

Sejenak aku berhenti bermain game,

“Dan yang ini adalah sup untukku. Mari, makan ^^” Lanjut Oppa Dae, sambil mengangkat mangkuk sup nya, kemudian mulai melahap sup kepiting tersebut. Aku hanya terdiam memandanginya, ia pun berhenti makan. Sambil menguyah makanan yang masih ada di mulutnya, ia bertanya padaku..

“Kau tak makan?”

Aku tak menjawab..

“Kau tak lapar ?”

“Makan saja, sup punyaku Oppa. Aku sedang tak ada selera makan.”

Kutinggalkan Oppa Daesung makan sendirian, namun belum begitu jauh kaki ini melangkah meninggalkan, Oppa se7en muncul di ruangan ini.

“Hai, Daesung.. Kau disini rupanya.”

“Iya… Ada apa, Hyung ?” Dengan suara di mulut yang masih penuh dengan makanan, Daesung membalas sapaan se7en opaa.

“Bagaimana?”

“Oiya..” ia mencoba menghabiskan sisa makanan yang ada dimulut dan segera meneguk air mineral kemudian meneruskan pembicaraan.

“Begini, Hyung.. Kalau kau tetap menginginkan yang warna merah, aku sudah tanyakan pada nya bahwa ia tak bisa menurunkan harga jualnya. Harga itu sudah pas dan tak bisa ditawar lagi. Oiya, katanya kau ingin mencari via online?”

“Aku sudah mencarinya, namun tak ada yang sesuai dengan harapanku.”

Aku mulai penasaran dengan maksud pembicaraan mereka berdua, lalu kudekati saja mereka. Eh, bukan….kudekati Oppa se7en lebih tepat nya.

“Oppa, apa yang sedang kau cari?” tanyaku, yang sontak saja mengagetkan mereka berdua.

Dengan kompak pula, mereka berdua tersenyum menyambut kehadiranku secara tiba-tiba ditengah brolan mereka berdua.

“Ah… Aku sedang mencari  jaket.. Ah, bukan…bukan.. Lebih tepatnya, aku mencari blazer berwarna merah.” Oppa se7en berusaha menerangkan kepadaku mengenai benda apa yang tengah ia cari.

“Blazzer merah ? untuk siapa ?”

“Untuk wanita… Lebih tepatnya, untuk Han Byul ?”

“Han Byul?”

“Ya, aku sedang mencarikan hadiah blazer merah untuknya.”

“Eonnie Hyan Bul, berulang tahun?”

“Anniyoo..” jawab Oppa sambil menggeleng.

“Perayaan Anniversary kita berdua.” Tambahnya sambil tersenyum

Mendengar jawaban terakhir dari Oppa se7en, sejenak dada ini terasa sesak. Entah kenapa, aku tak ingin memandang wajah Oppa se7en. Aku berganti pandangan, menjadi memandangi Oppa Daesung yang ada disebelahnya.

Sudah sedikit tenang, entah mengapa timbul pikiran yang mungkin dikatakan bodoh untuk situasi seperti ini.

“Apa, Oppa mau kubuatkan cake ? Biasanya perayaan Anniversary juga membutuhkan cake, kan?”

Ya, pikiran bodohku adalah menawarinya membuatkan cake untuk Anniversary mereka berdua !

“Aha… Tentu saja boleh .” jawab Oppa se7en senang.

“Jika kau tak sibuk, hahahaha.”

“Tidak, Oppa.. Aku pasti akan berusaha meluangkan waktuku demi membuatkan cake untuk kalian berdua, Hahahaha.”

Oppa Daesung, hanya terdiam memandangiku.

***

“Tepung… Setelah tepung, aku masukkan seperempat telur nya ini, kemudian setelah itu…”

Belum selesai aku membaca perintah di resep , Daesung Oppa mengagetkanku. Sontak akupun kaget, dan mixer yang kupegang ini hamper melayang. Namun, dengan sikap Oppa Daesung meraihnya sehingga tak perlu terjadi keributan didalam.

“Kau sungguh ingin membuatkan cake untuk mereka ?”

“Iya..” Jawabku sambil, mulai memasukkan telur.

“Sini, kubantu memasukkan telurnya.” Ia pun meraih telur yang ada di mangkuk dan menuangkan nya kedalam tepung.

“Kau ini bodoh, atau bagaimana sih ?”

Mendengar ucapannya, akupun segera berhenti.

“Hei, kenapa kau berhenti ?” ujarnya kaget melihat reaksiku.

“Oppa, kau barusan mengatakan apa?”

“Anniyooo..bukan apa-apa.”

“Aku sudah terlanjur memberhentikan mixer ini, aku ingin mendengar sekali lagi mengenai apa yang kau katakana barusan.”

“Apa kau tidak merasa sakit ? semua yang tidak jelas, tidak akan pernah membawa kebahagiaan untukmu. Begitu juga perasaan ini, perasaan terombang-ambing tidak jelas seperti ini.. Aku tak menyukainya, minzy.”

“Hei !”

“Ya, tadi kau ingin mendengar apa yang ingin kukatakan kan? Dan, itu yang ingin kukatakan kepadamu.”

Aku emosi mengetahui tingkah nya kala itu, kulepas celemek yang ada ditubuh ini dan kulemparkan ke lantai.

“Berhenti untuk menasehatiku, tahu apa kau Oppa mengenai cinta !” Bentakku emosi kemudian meninggalkannya sendirian bersama dengan celemek yang tergeletak di lantai.

***

*Backsound Music This Part,

By: David Choi- That’s Girl*

Kubolak-balik melihat kontak telefon di ponselku, berharap ada yang bisa kutelepon kali ini. Mood ku sedang tak enak, ingin rasanya ketika seperti ini ada seseorang yang bisa kutelefon dan setidaknya aku bisa mengajaknya pergi untuk melepaskan kebete-an ini.

“Ah, seungri saja..” tanganku ini berhenti, ketika tertuju pada nomor kontak nya Seungri.

Segera kutekan tombol panggilan berwarna hijau dari ponselku. Kutelepon saja Seungri, karena kupikir dalam situasi dan mood yang sedang seperti ini , Seungri lah sosok yang paling cocok untuk kuhubungi.

Kalau aku menghubungi CL, dia pasti lagi-lagi akan memarahiku..

Kalau Eonnie Bommie, Hah.. dia kan jarang berada didekat ponselnya, telefonku ini pasti takkan segera dia angkat. Jadi percuma saja bila aku menghubunginya.

Kalau Eonnie Dara, Ponselnya kan baru saja rusak.. Mana mungkin aku menghubunginya pula..

“Yeoboseyo?” sapa Seungri dari balik telefon.

“Ah..Yeoboseyo, Oppa.” Jawabku. Ternyata panggilan telefonku sudah dijawab oleh Oppa Seungri.

“Ada apa, kau menghubungiku?” Tanya Seungri.

“Oppa, kau sekarang sedang berada dimana?”

“Ah..mian, suaramu tidak terdengar minzy. Bisa kau ulangi lagi?”

Suasana ramai ditempat Seungri berada bisa kudengar dari balik telepon. Baik, akan kuulangi lagi perkataanku dengan nada suara sedikit lebih keras.

“Oppa, kau sekarang sedang berada dimana?”

“Ah… Sekarang aku sedang berbelanja di luar, bersama Hyung GD. Memangnya ada apa?”

“Oh..kau sedang pergi , ya..” jawabku lesu.

“Iya..”

“Baiklah, Oppa. Selamat bersenang-senang, ya. Akan kututup telepon ini.”

Kemudian aku langsung menutup panggilan.

“Hah…” desahku.

Ditengah kekacauan pikiran yang ditambah karena Oppa Seungri tak bisa menemaniku, tiba-tiba aku teringat akan salon langgananku.

“Aku pergi kesana saja, bagaimana?”

Segera kulangkahkan kaki ini menuju salon tersebut. Kututupi wajah ini dengan jaket, agar orang-orang disekitar tak mengenaliku nanti nya.

Biasanya, aku kesana menggunakan mobil atau paling tidak aku diantar seseorang. Tapi, kali ini karena aku ingin melarikan diri, aku pergi sendirian saja kesana.

Ya, menggunakan transportasi umum tentunya.

***

Sesampainya di salon…

Pegawai salon langsung menyapaku,

“Hai, minzy.. Ada angin apa, kau datang kesini? Bukannya baru dua minggu yang lalu kau kesini?” Tanya pegawai salon langgananku tersebut,

ya.. dia sudah hafal betul akan jadwalku untuk mengunjungi salon ini. Dan saat ini, bisa dikatakan bukan saatnya aku mengunjungi salon in, jadi wajar saja bila pegawai salon bertanya seperti itu kepadaku.

“Aku ingin mencuci rambutku.” Jawabku sambil segera duduk dikursi.

Kaca yang terdapat didepanku, memperlihatkan sebuah poster wanita cantik. Aku bisa melihat poster baru tersebut dan aku sangat mengenal wanita yang ada diposter tersebut.

Segera kubalikkan badan, untuk memastikan bahwa apa yang kulihat di kaca tersebut salah. Namun, ternyata benar. Wanita itu, aku benar-benar mengenalnya…

“Sejak kapan, poster itu dipasang ? dua minggu yang lalu, poster itu tidak ada ?” Tanyaku pada pegawai salon yang bersiap untuk melayaniku.

“Oh… Poster itu.” Jawab pegawai teersebut, sambil menunjukkan kearah poster tersebut tertempel.

“Poster itu dipasang, sudah lima hari yang lalu…” tambahnya.

“Kenapa poster itu yang dipasang?”

“Park Han Byul… Ya, menurut bos, model rambut Han Byul yang sekarang cocok dijadikan sebagai poster disalon ini. Taktik untuk menarik lebih banyak pengunjung lagi. “ Jelasnya.

Poster itu memasang gambar, Eonnie Han Byul.

“Hah, mengapa hariku menjadi tambah buruk seperti ini.” Desahku.

Tapi, ketika tengah memandangi Eonnie Han Byul yang ada di poster tersebut. Aku jadi memiliki keinginan untuk mengecat warna rambutku.

“Ah, tolong kau rubah warna rambutku menjadi warna coklat seperti rambutnya Eonnie Han Byul itu.” Pintaku pada pegawai salon tersebut.

“Tidak jadi, mencuci rambut ?” Tanya pegawai itu.

“Tidak.. warnai saja rambutku, menjadi coklat seperti itu.”  Jawabku mantap.

***

Sekarang, warna rambutku menjadi persis sama seperti warna rambut Eonnie Han Byul yang ada di poster tersebut.

Setelah aku membayar jasa salon tersebut. Aku segera berpamitan , dan segera keluar dari salon.

“Ah.. sekarang aku menjadi seperti Eonnie Byul.” Ucapku riang, sambil memegang rambut baruku yang sekarang ini.

Namun, disaat yg tidak tepat perutku berbunyi.

“Sabar ya, perut.. Aku akan segera mencarikan makan untukmu.” Kujawab permintaan perutku ini, sambil mengelus-elus perut ini.

Tak perlu berjalan jauh, untuk mencari makanan. Aku sudah menemukan ttopoki,

“Ah..sudah lama aku tak makan ttopoki. Sepertinya, enak juga.”

Segera kudekati penjual ttopoki tersebut,

“Bu, ttopoki nya satu. Ya..”

“Ah, baiklah..” Namun, penjual tersebut kaget ketika melihatku.

“Kau.. Kau.. Personil Girlband itukah ?”

“Ah, anniyooo…” ujarku dengan cepat sambil berbohong.

“Yang ibu maksud, tidak seperti  aku ini. Warna rambut kita pun berbeda. Tak sama, bu.” Tambahku berbohong.

Tapi, sebenarnya ibu nya juga tak mempermasalahkannya juga. Ketika , aku tengah ingin menbayar ttopoki tersebut. Tas k u tiba-tiba saja, dicuri oleh seseorang.

“Tas  ku !!!!!!!!!” jeritku.

Sontak semua orang, bebalik melihat kearahku. Ibu penjual ttopoki pun terlihat terkejut.

***

Untung ibu penjual  ttopoki tersebut, berbaik hati padaku. Ia memperbolehkanku untuk membawa gratis ttopoki yang aku beli dan juga menyempatkan waktunya untuk mengantarku ke pos polisi terdekat untuk melaporkan tasku yang telah dicuri.

Untung saja, barang yang kubawa ditas bukan termasuk barang yg penting di dalamnya.

“Kenapa, semakin kesini aku malah semakin merasa beruntung, ya?” gumamku.

Hari, sudah menunjukkan warna gelapnya. Bagaimana aku bisa pulang, bila ponselku saja hilang. Uang, aku tak punya lagi.

Belum selesai, aku menyesali perbuatanku yg mencoba ingin kabur dari kenyataan yg sedang terjadi. Sayup-sayup aku mendengar suara seorang wanita memanggil namaku.

“Minzy.. Gong Minzy .”

Perempuan ber-blazzer merah yg rupanya memanggilku, kini berlari mendekatiku. Tunggu dulu, blazer merah ?

Itukan…..

Benar, ternyata aku bertemu Eonnie Byul disini.

“Sedang apa, kau disini minzy?”

“Aku sedang jalan-jalan, eonnie.”

“Mau pulang bersamaku.” Ia menunjuk kea rah mobil, yg ia naiki.

Akupun menggeleng tapi ia, tetap memaksa dan menarik tanganku. Namun, sebelumnya ia berkata

“Wah, badanmu dingin sekali. Pakailah, blazer ini.”

Eonnie Byul, melepaskan blazer merah yg ia kenakan dan memasangkannya ketubuhku. Aku hanya terdiam tak mengucapkan apa-apa. Setelah itu, dia menggandeng tanganku untuk mengajaknya masuk ke dalam mobil.

***

Didalam mobil..

“Terima kasih, eonnie . Blazzer merah ini terasa hangat untukku.”

Tak dapat kubohongi perasaan, bahwa blazer ini benar-benar menghangatkan badanku. Eonnie Byul tersenyum disampingku.

“Itu pemberian dari Daesung.” Ujarnya.

“Oppa Deasung ?” tanyaku heran, dan memastikan bahwa aku tadi tak salah dengar.

“Iya.. Dong Wook sebenarnya ingin memberikan blazer merah seperti ini kepadaku sebagai hadiah Anniversary hubungan kita. Dan ia, memesan blazer seperti ini kepada temanya Daesung. Namun, ditengah perjalanan Daesung mendapatkan kabar bahwa temannya itu mengalami kecelakaan. Jadi, Daesung yg pada akhirnya mencarikan blazer merah ini.”

“Eonnie Byul, tahu darimana?’

“Dong Wook, yg menceritakannya. Ya, aku jadi merasa bersalah karena telah mengingikan blazer merah seperti ini.”

“Oiya, Daesung juga memberikan cake Anniversary untuk kita berdua.”

Eonnie Byul, segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan picture cake pemberian Oppa Deasung.

Ketika, melihat picture tersebut aku langsung terdiam.

Oppa Daesung, benar-benar membuatkan cake seperti gambar cake yang kulihat di internet dan ingin kubuat.

Aku menghela nafas, mengetahui kenyataan seperti ini yang terjadi.

“Kini, siapa yang sebenarnya bodoh?” tanyaku pada diri sendiri, sambil memandang kearah kaca mobil

***

Malam itu, aku tak bisa tidur…

Aku keluar menuju balkon apartement untuk menenangkan diri ini. Namun, aku mendengar seseorang bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu yang aku dengar.

“Baby I’m sorry neowa isseodo nan lonely

Saranghagin naega bujokhanga bwa

Ireon motnan nal yongseohae

I’m sorry ige neowa naui story

Sarangiran naegen gwabunhanga bwa

Ne gyeote isseodo

Baby I’m so lonely lonely lonely lonely lonely

Baby I’m so lonely lonely lonely lonely lonely.”

Dari balkon tempatku berdiri, aku bisa mengetahui suara siapakah itu. Aku terpejam, mendengarkannya bernyanyi hingga lagunya berakhir.

“Oppa Daesung, apa kau begitu merasa kesepian?” ucapku lirih.

***

Pagi harinya…

Aku sama sekali tak bertemu dengan Oppa Daesung. Tak ada kehadirannya yg biasanya menyapaku.

Diantara member BIGBANG, lainnya yg tadi sempat menyapaku ketika bertemu denganku aku sama sekali tak melihat keberadaan Oppa Daesung.

“Kemana perginya dia?”

***

Malam harinya, aku kembali lagi menuju balkon apartement. Kulihat, di balkon apartement yg berada diatasku.

Ya, posisi tempat member BIGBANG berada di atas tempat kami, 2NE1.

Kemarin, aku melihat Oppa Daesung memainkan gitar disana. Alih-alih aku ingin melihatnya kali ini, aku pergi ke balkon. Namun, aku tak menemui keberadaanya disana.

Tak berapa lama, ada dua orang member BIGBANG yang berada di balkon tersebut. Aku segera menundukkan badanku, berharap siapapun mereka tak mengetahui keberadaanku disini.

Kedua member tersebut terlihat mengobrol. Akupun mendengarkannya dgn seksama dari tempatku menunduk.

“Hari ini kau tak menemuinya?” Ujar pria tsb mengawali pembiacaraan

Ah, aku mengenal suara ini. Ini suara Oppa Taeyang..

“Tak ada keberanian untuk menemuinya.”

Mendengar jwbn dari pria tersebut, aku segera mengetahuinya .”Inikan, suara Oppa Daesung.” Batinku.

“Mengapa ? apa kau tak minta maaf?”

“Aku sudah minta maaf. Kemarin, ratusan kali aku meneleponnya namun ponselnya tak aktif.”

Oiya, aku baru menyadari bahwa tasku kemarin telah dicuri dan ponselku ada didalamnya. Jadi, pencuri tersebut mengganti nomorku sehingga nomor ponselku menjadi tak akitf.

Hah…kali ini aku benar-benar merasa menyesal.

“Aku akan berhenti..”

“Berhenti , apa nya?” Tanya Oppa Taeyang.

“Berhenti, untuk tak mengejarnya lagi. Aku akan merelakan perasaan ini, jika kita memang ditakdirkan untuk bersama pasti suatu saat nanti kita pasti akan bersama.”

Mendengar perkataan Oppa Daesung, mendadak tubuh ini langsung dihempas angin malam. Begitu dingin, sama sekali tak mengenakkan bagiku.

Perasaan seperti ini, kenapa terasa menyakitkan?

“As days go by..
and fade to nights..
I still question..
why you left..
I wonder how…
it didn’t work out..
but now you’re gone..
and memories all I have for now..
but no it’s not over..
we’ll get older we’ll get over..
we’ll live to see the day that I hope for..
come back to me..
I still believe that..
we’ll get it right again..
we’ll come back to life again..
we won’t say another goodbye again….
you’ll live forever with me….
someday, someday……
we’ll be together….
someday, someday…
we’ll be together…”

Lagu “Someday” milik Jhon Legend kala itu, yg dinyanyikan oleh Oppa Daesung semakin membuatku tak tahan. Aku segera berlari…

tubuh ini semakin terasa dingin….

Dingin…

dan semakin dingin….

Aku tak ingin mendengarnya bernyanyi lagi seperti ini…

Ini begitu menyakitkan bagiku…

Aku tak mau mendengarnya merintih kesakitan lagi seperti ini…

Kuketuk dengan kencang pintu dorm BIGBANG, ketika itu Oppa TOP lah yg membukakan pintu.

Aku segera masuk kedalamnya. Tanpa sadar, aku sempat membentur tubuh Oppa TOP yang masih berdiri di depan pintu.

Tetap berlari, aku tak menghiraukan keberadaan Oppa TOP kala itu..

Aku berlari menuju balkon..

“someday, someday…
we’ll be together…”

Namun, Oppa Daesung masih menyanyikan lagu tersebut.

Semakin dekat, suaranya terdengar semakin jelas…

Semakin terasa menyakitkan bagiku…

Semakin terasa dingin…

Aku memerlukan kehangatan…

Dari belakang, kupeluk Oppa Daesung…

Air mata ini, mengalir dgn sendirinya tanpa kuperintahkan…

Oppa Taeyang yang ada disampingnya, kaget melihat kehadiranku yang secara tiba-tiba dari belakang..

Namun, tetap tak kuhiraukan..

Yang ada didepanku..

Yang ada dipandanganku..

Yang menjadi tujuanku datang kemari…

Haynya dia…

Ya, hanya dia…

Oppa Daesung….

“Sudah…. Sudah… Berhenti, Oppa…..

Berhenti menyanyikan lagu yang terasa menyakitkan bagiku….

Ini semua terasa sangat jahat bagiku…

Maafkan aku, Oppa… Aku begitu jahat padamu…

Perasaan dingin seperti ini, sungguh tak mengenakkan..

Bagaimana, kau bisa tahan Oppa…” ucapku sambil menangis dan semakin memeluknya dengan erat.

Selama ini, aku selalu bersikap dingin pada Oppa Daesung. Aku begitu jahat kepadanya.

Rasa yang berkecamuk seperti ini, ternyata begitu menyakitkan bagiku..

“Oppa, ajarkan aku untuk memberikan kehangatan padamu…

Buatlah perasaanku ini menjadi jelas…

Ajarkan aku… Bagaimana, aku membalas kehangatan yg selama ini kau berikan kepadaku…”

Secara perlahan, tubuhku ini tak lagi merasakan hawa dingin.

Walaupun angin malam masih datang menghempas…

Perasaan hangat, yang aku rasakan ketika aku mengenakan blazer merah yg dipakaikan Eonnie Byul kemarin malam kini kurasakan kembali…

Walaupun, aku tak mengenakan Blazzer merah malam ini…

Hangat…

Hangat…

Dan semakin hangat…

“Apakah ini perasaan tulus cinta nya Oppa Deasung, terhadapku ?”

“Perasaan hangat seperti ini… Ternyata, Oppa Daesung lebih mengerti tentang cinta dibandingkan denganku…”

Dia berhenti bernyanyi…

Dan segera menggenggam lembut tangan ini…

-THE END-

-The Right Man-

THE RIGHT MAN ( Fanfic )
Cast : Seungri, TOP, Gdragon, taeyang and Daesung (BIGBANG)
          Cast diluar member BIGBANG : Mr.Teddy and Kim Hajie
[ NB: disini  pembaca akan menjadi tokoh “Kang Hajie”]
 
“Apa yang telah terjadi semalam !” Bentak  Seungri padaku.
Aku
memandangnya dengan penuh rasa heran serta tanda tanya.
“Heii,kau Kim
Hajie !! dengar perkataanku tidak ?! Aku ini bertanya padamu!”
Aku hanya diam, aku tak berani memandangnya . Butiran-butiran air
telah siap di pelupuk mataku untuk ku jatuhkan dengan sekali kedipan
mata

“Kau sudah tau tentang kedekatanku dengannya ?” Ucapku lirih.

“Sekarang, siapa yang tidak serius dalam hubungan ini? Aku sungguh
tak habis pikir dengan semua yang telah kau lakukan!! Sekarang, aku
tak berniat untuk memecatmu hanya karena masalah pribadi seperti ini .
Haahh… namun sepertinya aku sedang butuh waktu untuk sendiri ” Ucap
Seungri pelan dengan kepala tertunduk.

Aku tahu dia pasti terluka dan kecewa, namun eksperesi kekecewaannya
tak ingin ia tunjukkan dihadapanku.

Seketika itu Seungri bergegas meninggalkan ruangan, kini ia meninggalkanku sendirian di ruangan ini.
Aku tak kuasa menahan langkahnya untuk pergi, seakan mengikuti
langkahnya akupun  berjalan keluar dari ruangan itu. Air mata sudah
tak terbendung lagi, kaki ini terus berjalan kearah taman kecil yang
tak berada jauh dari dorm BIGBANG.
Aku berjalan kearah ayunan yang
terletak di taman tersebut, berusaha untuk tetap menenangkan
diri,dengan tetap menjaga emosi yang bergejolak didalam tubuh karena
aku masih terguncang, Sesampainya di taman kuletakkan tubuh ini diatas
ayunan. Namun sial, emosi masih tidak dapat kukendalikan Air mata tetap saja mengalir dari pelupuk mata ini. Semakin lama,aku semakin
tak dapat mengontrol laju air mata yang mengalir semakin deras dari
pelupuk mata.
Sudah empat tahun aku bekerja sebagai make up artis, terkadang terasa
melelahkan menjalani pekerjaan ini, aku harus berlari kesana-kemari mengikuti kemana saja sang artist pergi. Namun,dua tahun belakangan
ini rasa lelahku,semuanya melebur ketika aku memulai suatu hubungan
yang spesial dengan salah satu member BIGBANG yang paling muda atau
orang-orang lebih sering menyebutnya magnae.

Pria itu tak lain adalah Seungri BIGBANG, dia merupakan vocalist dalam
grup vokal BIGBANG.

Kami berdua kebetulan lahir pada tahun yang sama, jadi diantara aku dengan
Seungri kita berdua sepantaran. Tak jarang pula, karena kita seumuran rasa ego dalam diri masing-masing terkadang menjadi bumbu sehari-hari
dalam hubungan kita. Namun, tak selamanya keegoisan menjadi nomor satu
dalam diri kita masing-masing, buktinya selama dua tahun ini kami berdua bisa
mempertahankan hubungan , walaupun awal mulanya banyak yang bilang
bahwa aku dan dia tak akan berjalan lama.

Namun, kali ini benar-benar ujian terberat sepanjang perjalanan dua
tahun cinta kita kami. Dikarenakan pertemuanku dengan seorang pria yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagiku ,yang secara tak
sengaja kutemui di Singapura kira-kira sebulan yang lalu, dan kini
hubunganku dengan Seungri mulai menjadi tak karuan.

“ Percuma menyesal sekarang, nasi sudah menjadi bubur” gumamku.

Entah mengapa sore itu hawa di Seoul terasa sangat dingin bagiku,
segera kutarik mantelku dan merapatkan sisi-sisinya satu sama lain.
Sesekali kuusap wajahku yang basah akibat airmata yang mengalir deras
dari pelupuk mataku.

“Ah, sebaiknya aku tenangkan diri ini dengan mendengarkan lagu”

Kuambil mp3 player yang ada disaku mantelku,secara bersamaan ada benda
mengkilap yang jatuh di samping kakiku. Patahan gelang ini kembali
mengingatkanku pada pria itu.

*FLASHBACK*

Sebulan yang lalu peristiwa ini berawal…

pertemuan singkat antara aku
dengannya disebuah toko aksesoris, di Singapura. Perjalananku ke Singapura kali ini bukan untuk bersenang-senang , tapi melainkan untuk menjalani
pekerjaanku sebagai make-up artis. Yap, Seungri saat itu sedang ada
kegiatan untuk mempromosikan album solonya, ia memintaku secara
pribadi untuk menemaninya, ketika itu tentu saja aku tak ingin menolak
permintaannya. Awalnya,semua berjalan dengan baik namun seketika itu
semuanya berubah ketika aku menjatuhkan gelang persembahan dari
sponsor. Gelang itu jatuh dan patah akibat keteledoranku.

“Haahh..aku harus menggantinya” ujarku sambil kupungut patahan gelang itu.

“Ada apa ?” Tanya Seungri yang tiba-tiba berada dibelakangku.

“Ah, ini…i..i..nnii..” Ujarku terbata-bata . Seungri mengerutkan
alisnya dan pandangannya mengarah pada pecahan yang sedang kugenggam.

“Aku mematahkan gelang ini,maaf..” kutundukkan badan ini dihahapannya,
sungguh hal seperti ini baru kualami untuk pertama kalinya. Mungkin
dia akan marah kepadaku,atau dia mungkin akan…. Belum selesai aku
berimajinasi memikirkan reaksi seperti apa yang akan Seungri tunjukkan
dihadapannku, ia telah mengucapkan sebuah perkataan yang sangat
mengejutkanku

“Sudah,tak apa-apa.. Aku nanti akan bicara dengan pihak sponsor.
Sudahlah,jangan khawatir”

Ia menyuruhku untuk datang kepelukkannya. Perlahan tapi pasti,akupun
mendekati tubuhnya. Ketika tubuhku ini sudah berada didekapannya,
secara lirih ia memintaku untuk memperlihatkan patahan gelang yang
masih tergenggam di tangganku. Kuserahkan patahan gelang tersebut
padanya, cukup lama ia mengamati patahan tersebut, kemudian ia
melepaskan pelukannya. Aku pun tersentak kaget.

“Apa rencanamu terhadap patahan ini?” Tanya Seungri tiba-tiba padaku.

“Hei, katamu kau akan berbicara pada pihak sponsor?”

“Iya, itu sudah pasti, tapi ingat… Setiap kesalahan maka kau harus…..”

“Iya, iya aku tahu…aku pasti akan bertanggung jawab.. Aku pasti tetap akan menggantinya”

Kuteruskan kalimatnya yang sempat terputus tadi. Seungri pun tersenyum padaku..

“Baiklah, Yeobo..Jangan lama-lama mencari gelangnya.” Ujarnya sambil mencubit pipiku.

Hei, saat seperti ini bukanlah saat yang tepat untuk mencubit pipi, batinku. Tapi itulah Seungri… Dia selalu begitu….

“Oiya, kalau kau masih tak bisa menemukan penggantinya sampai acara nanti berakhir,  aku akan membantumu untuk mencari gelang yang sama seperti itu. Kita berdua

akan mencarinya, Bagaimana ?” tambahnya

“Tenang saja, sebelum kau tampil aku pasti sudah menemukan gelang yang
sama seperti gelang yang sudah aku patahkan ini” Jawabku enteng.

“Oh..kau jadi menolak waktu untuk kita bisa berduaan yaa” tiba-tiba
saja Seungri mendekatiku, dan ia menjatuhkan jemarinya keperutku
dengan sukses ia berhasil menggelitikiku.

“Yeobo, sudah hentikan..Aku geli..sudah ayo, hentikan !” Pintaku

“Malu,jika dilihat orang..” Tambahku.

Namun Seungri tetap saja terus menggelitikiku ,

“Aku sangat menyukai ketika kau sedang tertawa, kau sungguh cantik.Tak salah bila aku telah jatuh cinta kepadamu”

Tiba-tiba sebuah kecupan sayang mendarat dikeningku. Saat-saat seperti inilah yang membuatku melayang. Dulu aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa berpacaran dengan salah satu member BIGBANG, sama sekali tak pernah terbayangkan hal seperti saat ini terjadi. Dimana aku mendapat kecupan lembut tepatnya di daerah kening, dari seorang Lee Seung Hyun.

“Seungri..” Tiba-tiba terdengar suara dari depan pintu ruangan dimana kami sedang berada. Sontak, kami berduapun sama sama kaget dan menoleh bersamaan kearah sumber suara. Rupanya pengarah acara yang ingin memberitahukan bahwa sepuluh menit lagi Seungri harus tampil ke panggung.

“Baiklah, sebaiknya aku harus bergegas ke toko aksesoris sekarang”

Seungri mengiyakan perkataanku.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju kesebuah toko aksesoris,dan untung saja  gelang yang kucari ada ditoko itu. Ketika gelang itu berhasil kubeli, aku bergegas keluar dari toko, namun disana aku menabrak salah satu pengunjung yang hendak masuk ke toko itu. Dan pria inilah, awal sumber dari segala masalah yang mendera hubunganku dengan Seungri
baru-baru ini.

“Hajie ? Kaukah itu ?” Sapanya ramah,aku menghentikan langkah sejenak.

“Ne” Jawabku sambil merapikan rambutku yang berantakan, karena tubuhku cukup terguncang keras ketika aku menabrak seorang pengunjung tadi.

“Apa kau baik-baik saja?”

“Ya, aku baik-baik saja” Jawabku,

Namun tiba-tiba.. Aku terkejut melihat siapa pengunjung yang aku tabrak itu

“TOP , oppa!! Oppa Choi Seung Hyun kau kah itu?”

Kulepaskan topi yang sedang ia kenakan, agar aku bisa memastikan apakah dugaanku ini benar atau salah . Dan dugaanku sama sekali tak meleset, dia benar-benat TOP
oppa yang kukenal ..

“Hahahahahaha..”

“Kenapa kau tertawa?” Tanyanya padaku.

“Tidak…tidak apa-apa.. Hahaha.. Hei, hei kenapa oppa ada disini? Aku tak
tahu kalau oppa ada jadwal di Singapura juga”

“Aku memang sedang tidak ada jadwal di Singapura, aku hanya sedang
jalan-jalan . Aku kemari untuk menemui temanku..Dan kau? Bukannya
kau seharusnya menemani Seungri, tapi kenapa malah berada ditoko
aksesoris seperti ini?”

“Ceritanya panjang, oppa,, mianhae, aku harus segera pergi. Nanti aku
akan menceritakan semuanya padamu” ujarku tergesa-gesa

“Jadi oppa, aku sekarang harus….” Ucapanku tertunda beberapa saat,karena ponselku berbunyi, dan rupanya ada sebuah miscall.

“Aku yang menelponmu,Hajie. Itu nomor ponselku yang baru. Telfonlah aku nanti dan ceritakan apa yang terjadi setelah kau selesai bekerja. Kau telah berjanji untuk menceritakan semuanya bukan ?”

Aku kaget mendengarnya, namun aku harus bergegas pergi. Setelah berpamitan padanya, aku bergegas untuk kembali ke tempat acara. Disaat aku tengah ingin menyimpan nomor barunya TOP oppa, lagi-lagi ponselku bergetar .

“Haduhh siapa lagi ini?” Erangku panik.

Namun emosi ini berubah ketika kulihat nama si penelpon yang terlihat di layar
ponselku My Yeobo, Baby Ri ^^

“Yeoboseyo?” ucapku.

“Heiii,lamaaa sekali kau ? Apa perlu aku menjemputmu !!” Ucap Seungri dengan nada kesal.

“Mianhae, Yeobo.. tidak usah, aku akan segera kesana, Tunggu ya?” jawabku . Kemudian kututup ponsel dan menyegerakan diri menuju tempat acara .

**

Paginya..

 ketika aku sedang menyiapkan peralatan make-up, seorang pria terlihat menghampiriku. Ia duduk dikursi yang letaknya tak jauh dari tempatku berada.
“Semalam, kau tak meneleponku?” ternyata pria itu adalah TOP.
ia menyandarkan tangannya diatas meja dan matanya memandang kearahku. Aku merasa malu ketika ia memandangiku, namun matanya tetap tertuju kepadaku.

“Berhenti memandangiku seperti itu”

Aku mulai merasa risih karena ia terus memandangiku.

“Hahahaha..baiklah. Akan kututup mata ini”

Kemudian kedua tangannya ia letakkan di kedua matanya ,ia benar-benar bermaksud untuk menutup matanya.

“Hahaha…benar-benar konyol” gumamku

“Maaf aku semalam tak bisa menelponmu,karena…”

Belum selesai aku menjelaskan pada TOP, tiba-tiba pandanganku teralihkan oleh kehadiran Seungri  secara tiba-tiba diruangan ini. Dari kejauhan kumelihat ia melepaskan kacamata yang ia kenakan dan berjalan menuju kearahku. Setelah jarak antara aku dan dia semakin dekat, melebihi jarak keberadaanku dengan Top, Seungri kemudian mencuim
kening ini dengan lembut. Aku membalas dengan senyuman.

Kulirik Top untuk sesaat, namun ekspresi muka nya begitu datar. Tak
menunjukkan gelagat apapun.

Yaa..semua member BIGBANG sudah mengetahui hubunganku dengan magnae BIGBANG ini.

“Oh,,hyung ternyata ada disini juga?” tanya Seungri santai pada Top.
kemudian ia jatuhkan badannya disebelahku.

“Ne, aku hanya mampir sebentar.. Ada yang salah?”

“Tidak..tidak ada yang salah” Jawab Seungri masih dengan aura santai,
“Oiya,hyung.. didepan hyung GD mencarimu..Lekaslah temui dia”   lanjut
Seungri .

Aku menatap Seungri dengan pandangan curiga.

“Sungguh?” “Baiklah..” Top segera beranjak dari tempat duduk .

Sebelum dia pergi untuk menemui GD , Top sempat menatapku . Tatapannya kala
itu sempat menjadi pikiran sesaat dikepalaku ini.

Kini hanya tinggal kami berdua diruangan itu, suasana hening terasa
beberapa detik kemudian Seungri membuka mulutnya terlebih dahulu..

“Ayo kita pergi,aku ingin mengajakmu kesuatu tempat” Ajak Seungri
sambil tersenyum padaku.

“Kemana?” Tanyaku.

“Sudah, ikut saja. Kemarikan tanganmu?”

“Tangan?” Tanyaku heran.

tapi akhirnya kuserahkan saja tangan ini padanya. Ia meraih tangan ini,dan  segera bergegas menggandengku menuju keluar. Genggaman tangannya begitu erat sehingga aku dapat merasakan kehangatannya ^^.

**

Akhirnya kami berdua tiba di mobil hitam miliknya .Ketika aku tengah memasang seatbelt ke tubuhku ,tiba-tiba saja Seungri melontarkan sebuah
pertanyaan padaku.

“Tak ada hubungan apa-apa kan antara kau dengan, hyung Top ? Dia juga
tahu kan kalau kita ini sudah menjadi sepasang kekasih.”

Aura Seungri langsung berubah seketika itu.

Ia terlihat begitu khawatir dengan kehadiran Top oppa, secara perlahan
didalam hubungan kita . Aku tahu itu,karena terlihat jelas dari mimik
wajahnya .

“Tidak terjadi apa-apa diantara kita berdua” Jawabku mantap .

Kupegangi wajahnya, kemudian kutatap matanya dan berucap

“Percayalah padaku”

Seketika itu juga aku bisa merasakan rasa khawatir yang menggelayuti
Seungri kala itu yang perlahan mulai sirna.

Namun,tiba-tiba wajahnya menjadi merah karena malu ^^

“Hei.. Siapa yang menyuruhmu untuk memegangi wajahku?” Seungri terlihat malu .

Akupun hanya bisa tertawa melihat ekpresinya ketika sedang malu.

“Kau tahu,Yeobo..kau juga terlihat tampan ketika sedang malu seperti
sekarang ini”

Wajah Seungri terlihat semakin memerah.

“Hei, sekarang kau yang gantian menggodaku ya ?”

yaa tapi perkataanku tadi benar-benar tulus kuucapkan untuknnya. Seungri pun membalas secara tiba-tiba, ia memelukku dengan begitu eratnya sampai aku tak bisa
bernafas.

”  Hajie…maafkan aku karena telah bertanya seperti itu padamu,aku
hanya ingin kau tetap disini bersamaku aku tak ingin kau
meninggalkanku, Saranghae Hajie….”  Ucapnya lembut ssambil memelukku

**

Sesampainya ditempat tujuan, kami berdua turun dari mobil . Tiba-tiba Seungri membukakan pintu mobil untukku. Setelah aku keluar dari mobil lagi-lagi dia membuat ulah, kini bibirku yang dijadikan sasarannya . Setelah menciumku dia berkata

“Naegae itdamyeon”

Kemudian ia menggandeng tanganku untuk masuk kesebuah restoran . Tubuhku terlihat lebih kecil, dan lebih pendek jika aku sedang berjalan sejajar dengan Seungri . Ketika memasuki restoran tersebut semua mata pengunjung tertuju pada kami berdua . Namun dengan santai Seungri
tetap menggandeng tangan ini .

“Mungkin ia merasa,tapi ia bersikap
masa bodoh terhadap pandangan orang-orang . Lagipula,publik juga sudah tahu
akan hubungan kami ini”

begitu batinku.

Kami menuju ke ruangan khusus yang nampaknya sudah dipesan beberapa waktu yang lalu, pelayan restoran membukakan pintu masuk . Aku dan Seungri menundukkan badan bersama, tanda terima kasih karena pelayan sudah membukakan pintu untuk kami . Didalam ruangan tersebut, aku dapat melihat mr.Teddy serta para member  BIGBANG lainnya yaitu G-dragon, Taeyang, Daesung dan tak ketinggalan ada TOP disana..

“Hei, akhirnya kalian datang juga . Ayo segera duduk disini dan segera
kita bahas rapatnya ?” Seru Taeyang

“Rapat?? “ aku mulai heran, kulirik Seungri yang ada disebelahku

Sejenak, kumelihat Seungri menghela nafas kemudian ia menuju kearah G-dragon dan duduk disebelahnya . Aku juga segera menyusul langkah Seungri, namun tetap saja rasa heran masih terus menggelayuti diri ini

“Begini, Hajie” suara mr.Teddy mengawali pembicaraan siang itu .

“BIGBANG berencana akan membuat music video baru, dan sebelum Noona
Hajie, tiba anak-anak BIGBANG mengusulkan kaulah yang akan menjadi
bintang  wanita dalam music video kali ini.”

Plaaakkkk! Aku seperti dapat tamparan keras .

Aku sangat terkejut, kulirik semua member BIGBANG mereka hanya tersenyum kepadaku .

“oh,God!”

“Apa bagusnya diriku ini? Kenapa mereka mengusulkanku? Heii.. Aku ini kan hanya seorang make up artist, aku hanya orang yang bekerja dibelakang layar . Dan sekarang aku harus dihadapkan dengan pilihan yang begitu tiba-tiba seperti ini? Oh , God!”

Aku sama sekali masih tak habis pikir.

“Sekarang kami minta pendapatmu, Hajie. Apa kau setuju dengan usulan
kami?”  Tanya Mr.Teddy kepadaku

Aku menundukkan kepalaku, aku tak sanggup berpikir untuk saat ini. Lama aku terdiam,tiba-tiba suara TOP oppa mengejutkanku . Ia meneriaki
namaku dari kejauhan , karena jarak duduk antara dengan TOP oppa
memang cukup jauh,

“Kim Hajieeeee..”

“Tapi….”

“Tapi apa?” tanya mereka semua serempak terhadapku. Lagi-lagi aku
terdiam dan akhirnya kuambil keputusan

“Ya,baiklah aku setuju untuk menjadi model video klip terbaru BIGBANG kali ini”

Hahhh…

sepertinya beban yang menggelayuti diri ini tiba-tiba mulai berkurang . Semua member, dan para kru yang lain terlihat gembira mendengar keputusanku . Apalagi Seungri,ia tersenyum kearahku dan merangkul pundakku .Terkadang aku berfikir,sungguhan kah kisah cintaku
ini dengannya ? Karena Seungri begitu sempurna dimataku .

**

Setelah rapat selesai dilaksanakan, Seungri menyuruhku untuk menunggunya di mobil karena ia masih ada urusan yang harus dibicarakan
dengan Mr.Teddy . Ia segera menyusul Mr.Teddy yang sedang berjalan
keluar. Kurapikan pakaianku terlebih dahulu, dan kuambil tas yang
sejak tadi kugeletakkan dikursi.

“Hyung..Ayo ! Aku tinggal keluar dulu ya..” Suara Daesung
menyadarkanku seketika itu

“Hajie..”

“Ah..” Aku terkejut karena ada yang memukul pundakku dari belakang

“Aku duluan ya.. Sampai bertemu nanti” Ucap Daesung sambil tersenyum
meninggalkanku

“Iya..hati-hati” jawabku lirih, entah ia bisa mendengar suaraku atau tidak

Tadi, sebelumnya Daesung berbicara dengan…kalau begitu,berarti….

Kutolehkan kepalaku kebelakang, benar kini hanya tinggal aku dan Top
diruangan ini.

“Mau pulang?” Ajaknya

“Ya” jawabku tanpa ada rasa curiga .

Setelah Top Oppa menutup pintu ruangan, ia bergegas menyusulku yang menunggunya. Ia mengantarkanku menuju mobil Seungri, kebetulan mobilnya juga parkir disebelah mobil Seungri.

Ditengah jalan, tiba-tiba Top mengatakan sesuatu yang mengejutkanku kepadaku

“Hajie.. Apa kau bisa menemuiku jam delapan nanti di Seoul Tower? Aku
ingin mengatakan sesuatu padamu. Jam Delapan nanti, aku akan menunggumu
disana.”

“Hmmm… jam delapan ya?? Baiklah, oppa” jawabku dan lagi-lagi aku masih
tak memiliki rasa curiga apa-apa terhadap Top Oppa

**

Sepulang dari acara tadi,aku langsung bergegas menuju apartement, aku bergegas membersihkan badan  dan segera berganti pakaian . Kuambil jaket yang berada di almari, karena cuaca Seoul dimalam hari cukup dingin . Kupandangi kaca rias sekali lagi,kurapikan dandananku lagi kali ini.

“Ah,sudah cukup rapi dan cantik diriku malam ini” gumamku

Akupun bergegas pergi keluar dan segera menuju Seoul Tower, ditengah perjalanan aku setengah berlari dan tiba-tiba aku teringakat ponselku. Kugeledah tas, namun nihil hasilnya. Ponselku  tak berada didalam tas, lantas berada dimana?

“Oiya,aku ingat ! Ponselku tertinggal diatas tempat tidur” haahhh…

tapi yasudahlah, kubiarkan saja ponselku tertinggal malam ini,entah

kenapa malam ini aku sedang tak begitu menginginkan untuk membawa
ponsel.

Ketika ponselku tertinggal itulah, Seungri mengetahui apa yang
kulakukan malam ini.

Rupanya ia mengunjungi apartementku. Awalnya dia hanya berniat untuk mengajakku makan malam, namun karena ia tak berhasil menemuiku, ia mencoba menelponku. Diruangan yang sama Seungri mendengar suara ponsel bergetar, matanya mencari-cari kearah sumber suara . Dan akhirnya ia mendapati bahwa aku tak membawa ponsel malam ini. Ketika ponselku masih ada digenggamannya, ada sebuah panggilan masuk untukku, sesaat. Seungri memandangi nama yang tertera dilayar ponsel “Choi Oppa”

Rasa khawatir  sudah mulai menghantui Seungri, ia terima panggilan masuk dari Top, dan belum sempat ia bicara, suara dari seberang sana sudah membuatnya berdiri mematung

“Hajie,kau dimana sekarang? Aku hampir beku disini hanya karena menunggumu”

Kini rasa percayanya terhadapku sudah runtuh. Seungri segera bergegas keluar menuju mobil, namun sebelum itu ia menelepon Hyung G-Dragon terlebih dahulu.

“Ayoo! Cepat angkat telfonnya” Seungri sudah nampak kesal

“Yeoboseyo?”

“Hyung,hyung tahu dimana hyung Top pergi malam ini?”

“Apa maksudmu ? Hei, nada bicaramu ? “

“Hashh… Hyung, aku sedang terburu-buru.. Aku sudah mencium gelagat aneh antara Hyung Top dengan Hajie, malam ini mereka berdua bertemu tanpa sepengetahuaku.

Aku akan menemui mereka, jadi tolong beritahu aku kemana hyung Top
pergi ?”

“Aku tak tahu ia pergi kemana malam ini..  Ah,begini saja. Aku akan menyuruhnya pulang dan kau segeralah menuju kemari . Selesaikan masalah ini di dorm baik-baik jangan ditempat umum. Mengerti!”

“Tapi,hyung..” Bantah Seungri

“Sudah, turuti saja perintahku” Dengan terpaksa Seungri menuruti
perintah G-Dragon

“Akan kuhabisi kau hyung,sesampaimu di dorm” Geram Seungri, yang segera bergegas menuju dorm.

**

Setibanya aku di Seoul Tower, aku mengamati beberapa pengunjung.
Kucari dimana Top Oppa menungguku. Dan, Aha! Aku menemukannya..! malam ini dengan jas dan celana berwarna hitam serta baju dalam berwarna merah yang dapat kukenali. Aku bergegas menghampirinya, dia tersenyum melihat kehadiranku. Setelah aku mengatur nafas sejenak,karena untuk menuju kemari aku sempat  sedikit berlari .

Ia menyodorkan kopi hangat padaku. Dan ia menyuruhku untuk duduk disebelahnya.

“Tumben,oppa tak menutupi wajah” Tanyaku mengawali pembicaraan sambil
kuseduh kopi hangat pemberian Top .

“Enakknya dimulai darimana ya?” Rupanya ia tak menjawab pertanyaan
yang aku berikan kepadanya

“Dimulai apanya?” Tanyaku heran.

“Begini..” Ia membalikkan badannya kearahku.

“Tadi sore kan aku bilang kepadamu, ada yang ingin aku katakan..namun aku
malu..”

Ia mendekatkan wajahnya kewajahku, lalu ia meneruskan kembali
pembicaraanya

“Lebih baik,aku cerita lewat lagu saja ya? Kau mau mendengarnya kan, Hajie?

“Menyanyi ? Gaya rapp?”

“Tidak..” Ia menggeleng

“Aku belum pernah melakukan ini, tapi malam ini aku akan melakukannya didepanmu, aku akan menyanyi namun bukan dengan gaya rapperku. Dengarkan baik-baik”

Akupun mengangguk.

“I wanna say this, but you don’t seems understand. I wonder within
this repetition…

I found one answer, that even I’m scrared.. even I’m hurt..

I can say I say I love you to the person who  love…Do you love me or
not ? Just answer this and it will be cleared..

Aku tersentak kaget, namun ia masih melanjutkan tuk bernyanyi.. Suara
beratnya begitu terdengar jelas sehingga mulai banyak orang yang mulai
melihat kami berdua. Namun Top seolah tak perduli, ia tetap
melanjutkan bernyanyi.

“Sometimes, I don’t think that love can save everything..

But when I see your face,baby.. There is something about your
smile,that somehow healed my heart..

“Oppa..sudah berhenti..” Bisikku padanya

“Kini orang-orang mulai memperhatikan kita”

“Tapi..aku menunggu jawabanmu..”

“Oppa…” belum selesai aku bicara, secara tiba-tiba anemia ku kambuh
malam itu..Aku tak kuasa menahan rasa pusing. Entah mengapa semuanya
berbah menjadi gelap. Aku tak dapat merasakan apa-apa lagi malam itu.

**

Paginya aku sudah mendapati diriku berada diatas tempat tidur . Kuusap-usap wajah ini, dan terlintas tentang kejadian semalam . Belum selesai aku berfikir, aku melihat segelas air mineral diletakkan dimeja samping tempat tidurku . Kuteguk air tersebut, dan setelah itu
aku menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukaku, kupandangi wajahku
pada cermin

“Haahh..wajahku kenapa seperti ini? Yah,mandi sajalah
sekalian”

Setelah selesai mandi,aku menuju keluar. Di situ aku hanya melihat Seungri tengah asik didepan layar laptopnya, kudekati dia namun ia tak melihat kearahku  sama sekali. Apa yang terjadi? Beberapa menit lamanya aku terdiam menunggu disebelahnya .

“Apa yang telah terjadi semalam !” Ia mebalikkan badannya dan mulai membentakku.

Aku memandanginya dengan penuh rasa heran serta tanda tanya.

“Heii,kau Kim Hajie, dengar perkataanku tidak ?! Aku ini bertanya
padamu!”

Aku hanya diam, aku tak berani memandangnya . Butiran-butiran air
telah siap di pelupuk mataku untuk ku jatuhkan dengan sekali kedipan
mata

“Kau sudah tau tentang kedekatanku dengannya ?” Ucapku lirih.

“Sekarang, siapa yang tidak serius dalam hubungan ini? Aku sungguh tak habis pikir dengan semua yang telah kau lakukan!! Sekarang, aku tak berniat untuk memecatmu hanya karena masalah pribadi seperti ini . Haahh… namun sepertinya aku sedang butuh waktu untuk sendiri ”  Ucap Seungri pelan dengan kepala tertunduk.

Aku tahu dia pasti terluka dan kecewa, namun eksperesi kekecewaannya tak ingin ia tunjukkan dihadapanku. Seketika itu Seungri bergegas meninggalkan ruangan, kini ia meninggalkanku sendirian di ruangan ini.
Aku tak kuasa menahan langkahnya untuk pergi, seakan mengikuti
langkahnya akupun  berjalan keluar dari ruangan itu. Air mata sudah
tak terbendung lagi, kaki ini terus berjalan kearah taman kecil yang
tak berada jauh dari dorm BIGBANG. Aku berjalan kearah ayunan yang terletak di taman tersebut, berusaha untuk tetap menenangkan diri,dengan tetap menjaga emosi yang bergejolak didalam tubuh karena
aku masih terguncang, Sesampainya di taman kuletakkan tubuh ini diatas
ayunan. Namun sial, emosi masih tidak dapat kukendalikan Air mata
tetap saja mengalir dari pelupuk mata ini. Semakin lama,aku semakin
tak dapat mengontrol laju air mata yang mengalir semakin deras dari
pelupuk mata.

Kutenangkan diri ini dengan memutar mp3 player dan sambil masih
kupandangi patahan gelang ini.

Samar-samar aku mendengar suara seseorang memanggilku. Kulepas
earphone yang sedang terpasang  ditelingaku beberapa menit yang lalu.

“Hajiee….kaukah itu?”

Rupanya suara tersebut berasal dari Oppa Taeyang yang bergegas menghampiriku

“Kau kenapa disini sendirian?”

Aku hanya menggeleng

“Ayo..kubantu menenangkan diri”

“Tidak oppa, terima kasih..disini saja sudah cukup bagiku untuk saat ini.” kataku pelan

“Baiklah..” Taeyang meraih sebuah ayunan yang berada disebelahku.

Kemudian ia mulai mengayun-ayunkan ayunan tesebut..

“Semalam terjadi pertengkaran hebat..” Taeyang menatap kearahku

“Pertengkaran?” Ulangku

“Ya..benar.. Antara Seungri dengan hyung Top”

Mendengar ucapan Taeyang,sontak akupun terkejut.

“Apa yang telah Hyung Top lakukan kepadamu? Semalam, Seungri benar-benar kesal pada hyung.. Aku yang bertugas memegangi badannya pun sampai tak kuasa menahan hawa berotaknya. Semalam ribuan cacian , Seungri lontarkan didepan hyung.. Namun Hyung diam saja dan tak mengatakan apapun..Apa yang sebenarnya terjadi di Seoul Tower
semalam?”

“Oppa..dia..dia..” Jawabku tertunduk

“Dia menyatakan cintanya padaku..” lanjutku

“Ya…sudah kuduga” Ia menghela nafas sesaat dan mulai memberhentikan laju ayunan

“Sebenarnya ia tahu, dari awal hal seperti ini akan sia-sia..Namun,dia ingin setidaknya kau tahu perasaanya terhadapmu.. Aku juga sama sepertinya, namun sampai sekarang aku tak pernah berani mengutarakannya..Karena kau sudah menjadi milik adikku. Disatu sisi,
aku bisa memahami bagaimana perasaan Seungri, namun disatu sisi pula
aku juga bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi Top.. Entah,
bagaimana dengan G-Dragon dan Daesung..Apakah dia juga mempunyai
perasaan yang sama padamu atau tidak”

“Oppa..jadi kau juga?” Aku semakin tak habis pikir.. “Oppa, apa menariknya aku?”

“Apa menariknya kau? Temukan disini” Ia meletakkan tanganku didadaku

“Rasakan..” “Kau pasti nanti akan tahu dengan sendirinya”

“Kau berlian dalam kubangan lumpur.” Taeyang mengatakan itu sambil tersenyum

“Lantas apa yang harus aku lakukan sekarang? Seungri benar-benar
marah padaku, ia benar-benar salah paham” Tanyaku pada taeyang

“Hajie..Seungri tak benar-benar marah padamu. Ia marah terhadap
dirinya sendiri.. Kau tahu? , ia begitu panik melihatmu pingsan .
Matanya memerah malam itu,ketika ia melihat sosokmu yang tergeletak
tak berdaya digendong oleh hyung TOP ,hampir menangis tapi ia tahan. Ia
menjagamu semalaman, ketika aku ingin melihat keadaanmu aku
mendapatinya menangis . Ia tak henti-hentinya mencaci dirinya sendiri.
Kini tentukan pilihan.. kau menerima pernyataan cintanya hyung Top
atau mempertahankan kisah cintamu dengan Seungri?”

Lama setelah Taeyang Oppa mengatakan hal tersebut, kami berdua saling
diam satu sama lain..

“kini, aku sudah tahu pilihanku.” Dengan mantap kuutarakan perasaan
ini pada Taeyang.

Ia tersenyum sampai kulihat matanya begitu sipit ketika sedang tersenyum

“Ne,aku tak bisa hidup tanpa Seungri” ujarku mantap sekali lagi.

“Jangan katakan ini padaku,katakan langsung didepan orang yang
bersangkutan” perintah Taeyang

“Oke kalau begitu, mari kita pulang, Hajie. Janji? Sesampainya di dorm kau harus mengutarakan semua ungkapan perasaanmu pada adikku, mengerti?” ujar Taeyang padaku dan aku mengangguk bersemangat.

“Eh, tapi Oppa.. sebelumnya aku akan pergi ketoko eskrim terlebih
dahulu . Aku harus menyelesaikan urusanku dengan TOP Oppa..mau
mengantarku?”

“Tidak, akh..Hahaha.. Carilah eskrim dengan rasa coklat, saat ini ia sedang menyukai eskrim dengan rasa coklat dan setelah itu segera temui dia. Oke !”

“Baiklah, Oppa”

Kini aku berlari meninggalkan taman dan juga meninggalkan Taeyang Oppa yang berdiri dikejauhan sambil memandangiku . Walaupun cuaca di Korea sore ini terasa dingin, tapi kuharap es krim
coklatku nanti mampu menjadikan suasana hangat diantara kita.

**

“Oppa…” Panggilku dari depan ruangan.

aku menggenggam dua eskrim coklat yang akhirnya berhasil aku dapatkan. TOP Oppa saat itu tengah asyik membaca sebuah buku yang terlihat tebal bagiku, begitu tahu
kedatanganku ia melepaskan kacamata membacanya . Ia tersenyum menyambutku dan menyuruhku masuk, senyumnya semakin terlihat jelas ketika ia melihat bungkusan eskrim yang berada digenggamanku. Sadar,bahwa dia memperhatikannya . Aku memberikan satu bungkus eskrim yang kubawa untukknya, Ia langsung membuka bungkusan itu dan
memakannya . Aku tersenyum dan mengikutinya membuka bungkusan eskrim
yang tersisa untukku.

“Oppa..Maafkan aku..Aku tidak bisa mengatakan iya untuk pernyataan
cintamu..Ini begitu mendadak bagiku..Aku benar-benar minta maaf, aku…”

Tiba-tiba ia menyuruh bibir ini untuk  tak mengucapkan kata-kata lagi..

Ia kembali menghisap eskrim dan setelah itu ia mulai mengucapkan kata-kata

“Aku sudah tahu,bakal seperti ini jawabanmu..Sebenarnya ini terlihat
mustahi l,bahkan bagiku..Tapi hal seperti inilah yang
kuinginkan,setidaknya aku ingin kau mengetahui bagaimana perasaanku
ini kepadamu..Ketika hari telah berakhir sekalipun, hal ini masih
terus berjalan dimimpiku.. Kau adalah mimpiku yang begitu
berharga..Jangan pernah bangunkan aku dari mimpi ini.. Berikan
senyumanmu dalam mimpiku,meskipun senyum itu tak kau tujukan kepadaku”

Ia mengelus rambutku dengan lembut setelah mengucapkan kalimat itu kepadaku.

“Aku mencontoh kalimatnya dari buku ini”

Ia memperlihat kepadaku buku yang sedang ia baca tadi sambil tersenyum, padahal jelas-jelas aku dapat melihat cover buku tersebut bertuliskan “The Zodiac Killer”

**

Setelah terselesaikannya permasalahanku dengan TOP Oppa, aku kemudian mencari Seungri, kutemui  dia yang sedang meneguk segelas air dengan posisi berdiri . Kurangkul dia dari belakang ,

“Mianhae Yeobo..  aku bersalah,aku sudah membuatmu kecewa..”

Kemudian ia membalikkan badannya, ia sedikit menunduk dan memukul keningku

“Anak nakal ! sudah seharusnya mendapat hukuman. Malam-malam pergi ke Seoul Tower tanpa ijin denganku, sudah itu pingsan karena anemia yang kambuh tiba-tiba” katanya padaku.

Namun entah kenapa aku sama sekali tak merasa sakit hati dengan perkataannya .Hari ini aku begitu ingin memeluknya, tak ingin kulepas pelukanku ini. Aku benar-benar tak bisa hidup tanpa “Baby Seungri” ini ^^

“Saranghae, Hajie”

“Saranghae, Seungri”

“Saranghae, Hajie”

“Sarangahae, Seungri”

Ucap kami berdua secara bergantian,disusul dengan beribu-ribu kecupan dikening yang Seungri berikan padaku

NO Air..

Aside

Gambar

FANFIC

Title : No Air

Cast : Seungri (BigBang), CL (2NE1), Daesung (BigBang), GD and TOP (BigBang)

Created by : mimin TOP :pp

[ NB : Disini pembaca akan menjadi tokoh “Seungri” ]

Benar dugaanku, sore ini dia ada disini lagi…

Setiap sore, ketika jam sekolah sudah berakhir dia pasti akan kesini…

Dulu, awalnya aku begitu senang ketika mengetahui siapa namanya. Kemudian berlanjut, aku mengetahui kebiasaannya yang suka bersembunyi menari di tempat ini. Dan, yang paling terbaru kini aku tahu lagu yang selalu ia gunakan untuk menari, disinilah kendalanya. Aku hanya mengetahui bahwa lagu nya adalah lagu barat. Kemampuan bahasa inggrisku sangatlah kurang, setelah dua minggu lama nya akhirnya aku tahu lagu apa yang dia gunakan sebagai pengiringnya menari.

Setiap malam…

Sepulang dari bekerja aku diam-diam juga ikut menari dengan lagu tersebut. Aku sangat ingin menari bersamanya. Dan sore ini, aku berniat untuk menunjukkan bakatku didepannya.

“No Air, Chris Brown” ujarku.

Lagu itulah yang menjadi pengiringnya dalam menari, dan aku tahu bahwa tebakanku benar karena setelah aku mengucapkan itu dia langsung menghentikan tariannya.

Ia hanya berhenti, namun tak merespon. Ya, dia selalu begitu jika aku datang. Lihat saja, setelah ini pasti dia akan langsung mengambil tas nya dan segera pergi dari sini. Namun, sore ini takkan kubiarkan dia berlari lagi.

Kugenggam tangannya, dan…

“Apa, maumu?”

Akhirnya dia meresponku juga, dan sebelum kesempatan emas ini hilang aku berusaha untuk mengutarakan niatku.

“Aku ingin menari bersamamu, Chaerin”

“Tapi, sayangnya aku tak mengingikannya”

“Aku sudah mengetahui lagu yang menjadi pengiringmu menari. Setelah aku mengetahui lagu nya, setiap malam aku selalu berlatih menari.”

“Ajaklah wanita lain.”

“Kenapa begitu?”

“Apa berhak aku menari dengan orang yang tak kukenal? Aku tidak tahu siapa kau sebenarnya. Dan kau, tak sopan mengajakku seperti ini !”

Ia melepaskan genggamanku, sudah aku bilang aku takkan menyia-nyiakan kesempatan kali ini.

“Namaku, Seungri !,  Besok sore datanglah lagi kemari, akan kutunjukkan tarianku kepadamu.”

Ia sempat berhenti, namun tak menoleh kearahku. Setelah aku selesai mengucapkannya ia kembali melanjutkan langkahnya.

“Setidaknya, ada perkembangan lebih baik hari ini.” Kataku sambil menghibur diri.

***

Keesokan harinya,

Sudah setengah jam aku menunggunya di tempat ini. Namun ia tak datang, aku sengaja merengek kepada kakakku, Daesung untuk minta dipulangkan kerja  lebih awal.

Mungkin, sudah ratusan kali lagu Chris Brown- No Air kuputar. Cuaca sore ini tak bersahabat, tapi aku tetap menunggu kehadirannya.

Dua jam aku sudah berada disini, namun sosoknya juga tak muncul. Dan, mungkin langit juga sudah tak sabar untuk menurunkan airnya ke bumi.

Aku mulai bimbang, bukan… hujan membuatku bimbang. Tapi, tetap kuyakinkan bahwa aku akan tetap menunggunya. Setengah jam berlanjut, hujan malah semakin deras.

“Ahh…hujann kau membuatku kesal !”

Segera kubangunkan tubuh ini, lagu No Air- Chris Brown tetap kuputar. Ku berjalan menuju ke tengah-tengah, entah mungkin orang yang lewat disekitar sini akan mengira aku gila, tapi..aku sudah benar-benar tak tahan

“Hai, Chaerin.. Apakah kau mendengarkanku, disana !

Aku akan menunjukkan tarian ini kepadamu . Kau cukup duduk disana dan saksikan aku menari.”

Entah, mungkin Chaerin benar-benar tak datang ditempat ini. Aku mencoba untuk meluapkan semua, tetap kugerakkan tubuh ini sesuai dengan latihan yang selama ini ku jalani.

“Aku sangat ingin menari dengan mu Chaerin. Awal dari semua ini, ketika aku tak sengaja melihatmu menari ditempat ini. Aku masih ingat semua nya, seragam sekolah yang masih kau kenakan, rambut panjangmu yang kau ikat agar tak mengganggu gerakan mu dalam menari, iringan lagu yang kau gunakan pada waktu itu telah membuatku jatuh cinta denganmu. Setiap aku berlatih, selalu dirimu lah yang ada dipikiranku, gerakan yang pertama kali aku lihat. Aku benar-benar sudah jatuh cinta denganmu..”

Dibawah guyuran hujan yang semakin deras, akupun tetap menari. Aku tak berharap ada yang melihatku, kuanggap ini sebagai latihanku untuk hari ini. Namun, tanpa kuduga di jarak yang jauh ada sesosok wanita dengan seragam sekolahnya sedang melihatku dari kejauhan dan tak berselang lama, wanita tsb beranjak pergi.

***

PART DAESUNG

“Tiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnn” suara klakson mobil terdengar kencang. Si pengemudi mobil segera keluar dari mobil nya, karena secara mendadak ia melihat ada seorang gadis yang sedang menyeberang.

“Hei, kau baik-baik saja?”

“Iya, aku tak apa-apa” sang wanita tsb memastikan si pengemudi mobil bahwa dia tidak apa-apa.

“Kau kehujanan. Mampirlah kerumahku untuk berteduh sampai hujannya reda. Kalau kau seperti ini hujan-hujanan, pulang-pulang nanti kau akan masuk angin.” Pria tsb menawari wanita itu..

Awalnya wanita itu enggan untuk menerima tawarannya, tapi pada akhirnya wanita tsb bersedia untuk berteduh sebentar dirumah pria itu.

Sesampainya di rumah pria tsb…

“Ini teh hangat dan handuknya. Keringkan kepalamu dengan handuk ini.” Ujar pria tsb. Wanita itu segera meraih cangkir teh yang di tawarkan untukknya. Kemudian pria tsb duduk di sebelahnya.

“Kau habis pulang sekolah ?”

Wanita tsb tak merespon, lalu pria tsb bertanya lagi.

“Ah..maaf, aku lupa mengenalkan namaku, aku Kang Daesung. Salam kenal” ujar pria itu.

Setelah pria itu menyebutkan nama nya, senyum ramah pun mulai muncul dari bibir wanita itu.

“Iya, aku baru saja pulang sekolah”

Tak terasa mereka berdua pun semakin akrab, namun tiba-tiba wanita tsb menghentikan percakapannya. Ia tertuju dengan tulisan yang tertempel didepan pintu kamar, yang mampu dia lihat dai posisinya berada. Wanita tersebut beranjak,dan berjalan mendekati pintu kamar tsb. Ia mengamati tulisan yang membuatnya bertanya-tanya.

“Chaerin.” Ucap wanita itu, seperti yang tertera pada tulisan yang ada didepan pintu tersebut.

Mengetahui wanita itu berdiri dipintu kamar dan membaca tulisan yang tertempel di depan pintu, Daesung pun mendekati nya.

“Oh…ini kamar adikku.” Ujar daesung, tapi ucapan daesung yg barusan malah semakin membuat wanita ini bingung.

Lalu Daesung pun melanjutkan perkataan nya,

“Adikku yang bernama Seungri saat ini dia sedang jatuh cinta dengan wanita yang bernama Chaerin. Hah, dia sekarang seperti orang gila, bukan sekarang sih tapi lebih ketika dia mulai menyukai wanita yang bernama Chaerin ini. Sepulangnya bekerja, di sore hari dia pasti tidak ada dirumah, dia selalu pergi ke lapangan untuk menunggu Charein pulang sekolah. Aku terkadang suka kasihan bila mendengar cerita dari adikku, wanita bernama Chaerin itu sangat dingin dengan adikku tapi adikku tetap menyukai nya. Setiap pulang dari lapangan dia pasti selalu punya cerita tentang Chaerin, tapi kesimpulannya sama saja, wanita tsb tetap tak merespon adikku.

Tapi mesikpun begitu, tak pernah kulihat raut wajah sedih yang ditunjukkan oleh adikku dengan sikap Chaerin yang seperti itu kepada nya. Hari ini, dia minta ijin kepada ku untuk bekerja lebih awal supaya dia bisa pulan lebih awal karena ada yang mau dia tunjukkan kepada Chaerin. Tapi, aku rasa seperti nya gagal lagi, melihat dari usaha nya yang dulu-dulu juga ia lakukan namun selalu gagal.”

Mendengar cerita dari Daesung, wanita itu hanya diam dan tertunduk. Lalu ia memberanikan diri untuk bertanya dengan Daesung

“Apa kau tahu wajahnya Chaerin?”

“Tidak, adikku tak pernah menunjukkan foto nya.”

“Apa yang ingin kau katakan, jika kau bertemu dengan wanita tersebut.. Hmm, maksudku si Chaerin itu?”

“Aku tak membela siapapun.

Tapi, dari usaha adikku yang selama ini aku lihat dia begitu mencintai wanita itu, jikalau memang Chaerin tak menyukai adikku setidaknya sekali saja berikan respon yang baik kepada adikku. Aku sudah bosan mendengar cerita dari adikku yang setiap hari kesannya selalu sama saja “ditolak oleh charein”, rasa nya aku ingin bilang ”berhenti,jangan sebut nama itu lagi” didepan adikku ketika ia mulai menceritakan nasib buruk nya tentang perkembangan cinta nya dengan wajah yang tersenyum, seakan dia tidak apa-apa diperlakukan seperti ini oleh Chaerin.”

“Hmm… baiklah, aku mengerti. Sepertinya aku akan mempertimbangkan ini.”

“Mempertimbangkan apa nya ?” ujar Deasung heran.

“Ah..lupakan saja.. Oiya, nampak nya hujan sudah reda, mungkin aku bisa pulang sekarang.” Ujar wanita itu mengakhiri pembicaraan.

“mau kuantar?” tawar Daesung, tapi wanita tsb menolakknya.

Dari kejauhan Daesung berdiri untuk memastikan bahwa wanita tsb pulang dengan selamat, namun sebuah tulisan yang tergantung di tas sekolah yang di bawa wanita tsb membuat nya kaget.

“Chaerin.”

Ujar Daesung yang mengeja tulisan yang menjadi gantungan tas wanita tsb.

***

Keesokan hari nya,

Di gedung latihan..

“Chaerin , sampai kapan kau belum menentukan siapa pasanganmu Dalam menari nanti? Aku sudah baik hati menawarkan diri kepadamu, apa masih kurang? Aku ini seorang dancer yang terkenal, semua orang mengenaliku! Dan jika kita menari berdua, itu juga akan mengangkat namamu.”

“Aku menari  bukan untuk mencari ketenaran belaka.”

“Lantas apa yang kau cari?” bentak pria itu didepan Chaerin, tapi sedikitpun tak merubah ekspresi wajah Chaerin yang sedari tadi santai menanggapi nya.

“Aku sudah menemukan pasanganku. Dan itu bukan kau.”

Seketika itu Chaerin langsung meninggalkan pria tsb. Namun, pria tsb mencegahnya untuk pergi dari hadapannya. Dengan tatapan marah dan merasa tersaingi, pria tsb berkata kepada Chaerin.

“Siapa orang nya? Apa diluar sana ada yang bisa menari lebih baik selain aku?”

“Ini yang membuatku memilih untuk tak menari bersama mu, Jiyong. Aku tak suka dengan sikap mu, di mataku kau bukan apa-apa, mengerti !”

Kali ini Chaerin benar-benar meninggalkan Jiyong di tempat itu, dan tak ada cegahan lagi dari Jiyong. Namun, raut kesal karena ditolak oleh Chaerin masih terlihat di wajahnya.

***

PART SEUNGRI

“Kakak, itu bunga mau kau antar kemana?” ujar Seungri  yang tengah duduk santai sambil melihat kakak nya, Daesung mengangkat puluhan pot bunga ke atas mobil box nya.

“Gedung YG Entertaiment.” Jawab Daesung yang masih mengangkat pot bunga untuk di letakkan di atas mobil box.

“Apa? Gedung YG?” Tanya Seungri, sambil mendekat kearah Daesung. Daesung pun mengangguk,

“Kak, serahkan kunci mobil nya. Biar aku saja yang mengantar bunga ini ke gedung YG, bagaimana?” pinta nya antusias.

“Tapi, kau sudah tahu apa yang akan kau lakukan kan?”

“Iya, aku tahu..” jawabnya enteng.

“Aku harus mengantar bunga bunga ini ke gedung tsb, dan meminta tanda tangan dari pihak yang menerima bahwa bunga tsb sudah di terima. Tanda tangannya, di buku itu kan?” tambah Seungri sambil menunjuk buku tanda terima yang tergeletak di dalam mobil.

“Ya, baiklah.”

Daesung pun mengambil kunci mbil dari dalam kantong nya, dan menyerahkannya pada Seungri. Seungri pun bersorak kegirangan, sambil memeluk Daesung. Daesung pun tersenyum

“Kali ini, semoga saja usaha yang akan kau lakukan demi Chaerin akan berhasil.”

Doa Daesung untuk adiknya dalam hati.

 

Sesampai nya Seungri di gedung, YG Entertaiment..

Turun dari mobil ia di buat takjub dengan bangunan gedung YG Entertaiment. Ia segera mengankat bunga-bunga yang telah di pesan ke dalam gedung YG Entertaiment, ketika masuk di dalamnya. Ia melihat sosok Chaerin dengan seorang pria, dengan jarak yang sangat dekat pria tsb mendekat ke wajahnya Chaerin. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah pria tersebut ternyata Kwon Jiyong, seorang dancer terkenal  yang sangat ia idola kan.

Karena kaget, tanpa sengaja seungri menjatuhkan pot bunga yang sedang ia bawa. Dan membuat kaget seorang pria yang melintas didepan Seungri.

“Hey, apa-apa an ini ?” ucapan pria tsb membuatku  tersadar.

Akupun kaget dengan apa yang telah aku lakukan, aku segera minta maaf kepada pria itu dan sedikit bersyukur karena pria itu tidak terluka sama sekali akibat ulah ceroboh yang tak sengaja telah aku lakukan.

Setelah aku selesai menjelaskan semua nya, mengenai apa yang secara tidak sengaja telah aku lakukan terhadap bunga yang di pesan oleh pihak YG Entertaiment. Aku pun segera berjalan menuju mobil, rasanya aku ingin benar-benar segera sampai dirumah secepatnya.

Dikepalaku masih terbayang mengenai apa yang kulihat tadi, antara sosok orang yang begitu aku idolakan  Kwon Jiyong sedang  bersama dengan wanita pujaanku, Chaerin. Tak ada harapan lagi untuk ku, karena sudah jelas diri ku tak sebanding apa-apa dengan Kwon Jiyong.

Namun, di tengah perjalanan menuju mobil. Pria yang sempat memergoki tindakan ceroboh ku tadi, memanggilku dari kejauhan, ia menyuruhku  untuk segera menuju ke arahnya.

“Hei, kau mau temani aku santai sejenak? Duduk lah di situ, dan ini kopi untukmu, ambillah.”

Pria tersebut menawarkan kopi kepada kepadaku dan Setelah itu aku segera duduk di tempat yg di anjurkan pria tersebut.

“Siapa namamu?” Tanya pria itu padaku.

Namun, aku masih enggan untuk mengangkat wajah. Karena saat ini perasaanku benar-benar sedang kacau

“Seungri.” Ujarku  dengan suara tak bersemangat.

“Oh.. Seungri. Berarti benar, oiya.. Aku Choi Seung Hyun” pria tsb menawarkan untuk bersalaman denganku, namun karena sedang malas akupun enggan untuk menerima tawarannya.

“Apa yang membuatmu sedih?” Tanya Seung Hyun, sambil meneguk kopi miliknya.

“Aku melihat apa yang tak ingin kulihat. Tapi, aku harus melihat ini agar aku segera tersadar.”

“Apa maksudmu ?”

“Aku melihat wanita yang kusukai sedang bersama seorang pria.”

“kau melihat nya disini?”

“Iya, mereka berdua. Sosok yang sama-sama bersinar dan kukagumi, dan tak ada apa-apa nya bila dibandingkan denganku.”

“Bersama , belum tentu mereka sedang menjalin suatu hubungan kan?”

“Aku juga berpikiran seperti itu, tapi entah mengapa ada rasa sakit yang begitu dalam di hati.”

“Apa yang membuatmu begitu menyukai nya?”

“Semuanya.. Aku menyukai semua dari nya. Akhir-akhir ini aku semakin di buat gila olehnya, demi bisa menari bersamanya aku rela menghabiskan waktu tidur malam ku untuk latihan menari. Aku sangat ingin menari bersama nya, aku..aku…”

“kalau begitu, kau hanya menyukai tarian nya saja?”

“Pertama kali aku melihat nya ketika ia sedang menari, tanpa disadari lama-kelamaan aku mulai menyukainya. Ia selalu muncul di hadapannku dengan gerakan tarian nya yang begitu indah, sampai selalu memunculkan angan andai aku adalah sosok pria yang bisa menari dengannya. Aku ingin bisa menggapai nya… Aku menyukai semua dari nya, tapi awal dari semua itu ketika aku melihat nya menari.”

Beberapa saat kemudian, suasana hening pun terjadi diantara aku dan Seung Hyun..

Namun, tiba-tiba saja Seung Hyun meneriaki sebuah nama,

“Chaerin, kau bisa dengar semua nya kan? “

kemudian Seung Hyun pun langsung berbalik badan, akupun kaget pun dan segera itu juga aku langsung melihat ke belakang.

Ternyata, Chaerin mendengar semua percakapan antara aku dengan Seung Hyun.. Chaerin daritadi ada dibelakang kami berdua dan aku tak mengetahuinya.

“Ia telah menolak Jiyong, demi dirimu. Ia bersedia menari bersama mu.” Ujar Seung Hyun, sambil  menyambut kedatangan Chaerin kearah kami berada.

Aku masih tak percaya, kalau Chaerin mendengar semua nya.. Seketika itu juga, Seung Hyun meninggalkan kami berdua..

PART SEUNGRI and CL…

“Katakan padaku, ini semua salah… Ini semua hanya mimpi….”

Aku masih tak menyangka dengan semua yang terjadi, Chaerin mendekatiku dan melepaskan kecupan lembut di bibir ini. Tanpa menjawab perkataanku, ia menciumku.

Bibir nya terasa sangat lembut dan hangat, sangat berbeda dengan sikap dingin yang selama ini ia tunjukkan di depanku. Setelah selesai, ia tersenyum menatapku..

“Aku tak pernah salah dalam memilih keputusan. Pilihanku terhadapmu bukanlah suatu kesalahan, maukah kau menari denganku, Seungri?”

Aku sungguh tak menyangka ini semua akan terjadi, rasa nya aku ingin segera pulang dan menceritakan kepada kakak mengenai apa yang terjadi hari ini. Ini bukan mimpi kan ?

“Aku sangat ingin menari berdua denganmu, Chaerin.” Jawabku sambil tersenyum, tapi sungguh aku masih tak percaya dengan ini semua.

“Ya, berdua hanya aku dan kau saja. Pasti mengasyikkan” ucapan manja Chaerin, membuat diriku gemas dengannya.

“Chaerin, kau sungguh-sungguh telah berhasil membuatku gila.” Ujar ku sambil mengangkat tubuh nya, ia hanya tertawa. Baru kali ini aku melihat Chaerin tertawa begitu lepas, begitu senang nya ia di kala itu.

“Aku sudah lama menyukiamu, Chaerin.”

“Ya, aku tahu itu, Seungri.”

Dan kecupan balasan dari ku mengakhiri semua kegelisahanku selama ini.

Dan akan mengawali  semua harapan yang ingin kujalani dengan Chaerin, berdua di kemudian hari….

“Kau bagaikan udara, bagi ku. Tanpa mu, aku akan mati.”

You make me love you…

You make me love you…

[ NB : Disini pembaca akan menjadi tokoh ” Kang Jae Ri” ]

 

 

Akhirnya setelah lima belas tahun, kucium kembali aroma Negara Ginseng ini. Beberapa menit yang lalu, aku baru saja tiba di Seoul. Akupun masih terpana dengan perubahan yang ada di Seoul sekarang ini. Lima belas tahun yang lalu, Seoul belum terlihat semegah ini.

Mungkin, supir taksi yang ada diberada tak jauh dari tempatku berdiri gemas melihatku yang sedari tadi tak beranjak dari tempat aku berdiri sekarang ini. Sehingga dia memanggilku “Hei, Nona ! Kau ini sebenarnya ingin menuju kemana?”

“Mianhada…” Jawabku sambil membungkukkan badan

“Aku ingin ke stasiun kereta api pusat, paman” Tambahku.

“Baiklah, ayo..segeralah masuk Nona. Jangan terlalu lama berdiri di tengah jalan seperti itu. Tidak baik kalau dilihat orang.” perintah supir taksi tersebut.

Akupun segera mengiyakan, dan segera naik kedalam taksi tersebut

Kusempatkan, membuka kaca taksi sejenak untuk melihat betapa megahnya Bandara Incheon sekarang ini, sebelum taksi nantinya sudah benar-benar meninggalkan Bandara Incheon untuk menuju ke jalan raya.

Sesampainya Di Stasiun..

Entah mengapa, udara di Seoul kali ini sedikit terasa dingin bagiku. Kurapatkan Jaket yang sedang kupakai ini, sambil berlari menuju kereta tujuanku. Untung, aku belum terlambat dan masih sempat mendapatkan kereta.

Ya, setidaknya udara didalam kereta sekarang terasa jauh lebih hangat bila dibandingkan dengan udara di luar tadi. Jadi kubuka saja jaket yang tadi sempat kututup.

Aku berjalan menyusuri orang-orang yang ada di dalam kereta , sambil kusempatkan melihat kekanan dan kekiri untuk mencari siapa tahu masih ada tempat duduk yang kosong, yang nantinya masih bisa untuk  kududuki. Tak butuh waktu lama untuk mencari tempat duduk, akupun segera memperolehnya. Segera kujatuhkan tubuh ini diatas tempat duduk kereta.

“Hah….” Ujarku lega.

Kutoleh penumpang lainnya, pemandangan didalam kereta kali ini sungguh  berbeda dari apa yang kulihat lima belas tahun yang lalu. Belum selesai aku mengamati penumpang yang ada dikereta ini, konsentrasiku mendadak buyar karena tiba-tiba aku mendengar suara orang yang sedang menggiggit buah apel. Ternyata, suara tersebut berasal dari Pria berambut hijau terang yang ada disampingku.

Pria tersebut nampaknya tengah asik membaca majalah, sambil memakan buah apel, sejenak aku memandanginya dan entah mengapa aku jadi teringat akan kejadian Lima Belas tahun yang lalu..

Lima Belas tahun yang lalu…..

*FLASH BACK*

“Jae Ri !!!! Turunlah, aku membawakan sesuatu untukmu !” Ujar Seung Hyun dari bawah. Saat ini, aku bersama kakakku sedang berada di atas pohon, dan Seung Hyun teman semasa kecilku berteriak memanggilku dari bawah.

“Apa yang kau bawa?” Teriakku dari atas pohon.

“Ini ada buah apel. Ayahku yang membelikannya, turun dan makanlah ini Jae Ri !” sambil menunjukkan buah apel yang dia bawa.

“Kau tahu, aku kan tak suka apel.”

“Tapi apel ini, berbeda dengan apel yang biasanya Jae Ri. Apel khas dari daerah Uiseong, kau tahu ? kualitas apel dari daerah itu adalah yang nomor satu ! Ayo, turunlah !”

“Tidak !!! mau seperti apapun rayuanmu , aku tidak akan turun”

“Kumohon, Jae Ri. Turun dan cobalah ini.” Pinta Seung Hyun..

Mungkin, kakak sudah tidak tahan lagi dengan kekeras kepalaan kami berdua. Akhirnya kakak pun  membuka suara.

“Turunlah Jae Ri… Makanlah satu buah apel yang sudah dia bawa.”

“Tapi,kakak kan tahu aku ini tak suka buah apel.”

“Iya, aku tahu Jae Ri.. Tapi,setidaknya hargailah Seung Hyun . Ia sudah membawakan apel itu untukmu. Turunlah, kakak juga akan turun kok ^^.”

“Baiklah, aku turun kak..” Ujarku lirih.

Akupun segera turun dari pohon . Kuhampiri Seung Hyun, dan kuambil buah apel yang ia suguhkan untukku.

“Cobalah.” Ujarnya sambil tersenyum.

“Kalau aku kenapa napa, kau harus bertanggung jawab !” ancamku.

Seung Hyun pun hanya tersenyum, ia begitu terlihat gembira melihatku menggigit apel pemberiannya.

Apel tersebut berhasil kukunyah, dan…

“Bagaimana rasanya ?” Seung Hyun pun bertanya antusias padaku.

Sedikit malu untuk mengakuinya, tapi ketika kumelihat kakak yang tersenyum melihatku di kejauhan akupun memberanikan diri untuk mengakuinya..

“Benar katamu, apel ini benar-benar berbeda dari apel biasanya.”


*FLASH BACK end*

***

Sejak saat itu, aku memanggil Seung Hyun dengan sebutan “Bocah Apel”

“Hahahaha..Tidak mungkin dia Seung Hyun” yakinku pada diri sendiri.

Kuambil, catatan yang ada di saku jaketku. Kupandangi alamat yang tertera pada kertas yang aku pegang

“Seoul, Daegu, Uiseong, 46-12, Green Core” itulah tempat yang menjadi tujuanku.

Yang menyeretku untuk menapakkan kaki lagi ke Seoul, setelah lima belas tahun aku meninggalkan Negara ini.

“Kakak…Aku merindukanmu..Tunggulah kedatanganku” kucium catatan itu dengan lembut.

“Itu alamat yang ingin kau tuju?” ujar pria yang ada disebelahku.

Ia membuatku kaget, cepat-cepat segera kumasukkan lagi catatan tersebut kedalam saku jaketku. Aku tak menjawabnya, dia orang yang tak kukenal untuk apa aku memberitahukan tujuanku pada pria itu.

“Mau kutemani? Aku juga ingin kesana.” Kali ini, ia menutup majalahnya dan mulai memandangiku.

“Oh, Tuhan ! kalau pria ini berani macam-macam terhadapku ijinkan aku untuk memukulnya” Doaku dalam hati.

“Namaku TOP” ia menjulurkan tangannya.

Namun, sepertinya keberuntungan masih berpihak padaku. Kereta sudah sampai tujuan, dan pintu pun terbuka. Segera kuambil langkah seribu, aku harus pergi darinya sebelum aku berhasil menjadi korban pencurian atatu pelecehan seksual.

Cukup jauh aku berlari, nafasku terenggah-enggah. Kutengok daerah sekitarku, sepertinya aku berhasil melarikan diri dari pria yang tak kukenal tersebut.

Setelah merasa benar-benar aman, akupun tak lagi berlari, Namun, secara mengejutkan ada yang menepuk pundakku. Sontak, segera kutoleh dan ternyata pria berambut hijau teranglah yang menepuk pundakku.

“Hehehe…cukup cepat juga lari mu. Tapi, aku tetap masih bisa menangkapmu” ujar pria tersebut dengan nafas yang masih terengah-engah.

“Sudah, jangan ikuti aku. Kita kan tidak saling mengenal. Kau pasti pencuri!”

“Hei, apa pantas orang sepertiku ini disebut pencuri.” Ia menarik tubuhku, dan memaksaku untuk memandanginya.

Segera kudorong pria tersebut, “awas kau ya ! kalau kau berani macam-macam aku kutunjukkan tinjuku ini padamu !”

Kutunjukkan kepalan tangan ini dihadapannya, berharap dia akan takut dan pergi menjauihiku.

“Nona, aku ini TOP. Aku orang baik-baik, ya..anggap saja aku akan menjagamu diperjalanan supaya kau selamat sampai ketempat alamat tujuanmu itu.” Ujarnya, sambil menunjuk kearah kantong jaketku.

“Lalu, setelah kau berhasil mengantarku kau pasti akan minta imbalan padaku ? Haa..atau ditengah jalan nantinya kau pasti akan menodongku ! Kuberitahu kau dari awal, kalau kau pencuri kau telah salah memilih sasaran, karena apa? Karena aku tak membawa banyak uang ! sudah, sana cari sasaran yang lebih kaya dariku !” gertakku.

Namun, ia malah tertawa.

“Aku memang sudah bekerja. Tapi, pekerjaanku bukan pencuri. Aku saat ini sedang kabur dari rutinitasku bekerja. Aku sedang merasa jenuh, dan aku berencana untuk jalan-jalan sendiri.”

“jalan-jalan sendiri ? aneh sekali kau ini.”

“ kau tak percaya ? Lihat, lihat ini puluhan kali ada telepon masuk yang menghubungiku. Namun, tak ada satupun yang  kujawab karena mereka pasti akan menyuruhku untuk segera kembali bekerja.” Tambahnya sambil menunjukkan puluhan panggilan masuk yang mencoba menghubunginya.

Tapi, bila dilihat dari ponsel yang ia keluarkan ia bisa dikatakan bukan pencuri. Karena, mana ada pencuri yang memiliki ponsel semahal itu. Aku tahu, ponsel yang ia miliki itu ponsel mahal yang baru saja dipasarkan sebulan yang lalu.

Baiklah, aku mencoba melunakkan hati. Setidaknya keyakinanku 100% bahwa dia adalah penguntit yang mencoba mengikutiku, jadi berkurang sedikit. Tapi, tetap saja aku harus waspada terhadapnya.

Tak jauh dari tempat kami berdiri, ternyata terdapat pohon sakura. Begitu senang aku melihatnya,

“Waahh, disini rupanya ada bunga sakura” teriakku gembira.

dan tepat sekali dibawah pohon sakura tersebut, ada sebuah kursi panjang. Aku berjalan menuju kursi itu, TOP pun mengikutiku dari belakang.

Kini, ia duduk disampingku..

“Aku TOP dan aku adalah pria baik-baik. Aku bukan seorang pencuri.” Ia mengulangi perkataannya lagi, dan aku pun tersenyum geli

“Kau kan tadi sudah bilang itu, kenapa kau ulangi lagi?”

“Aku hanya ingin meyakinkanmu saja.”

DEG…. Mendadak jantungku berhenti berdetak. Ucapan dan raut wajah seperti ini, sepertinya pernah kurasakan sebelumnya..

“kenapa ia terlihat seperti “Bocah Apel” ?” tanyaku dalam hati.

“Kau kenapa?Kau baik-baik saja kan?” Tanya nya cemas.

“Ah…iya, aku baik-baik saja”

“Seoul sudah banyak yang berubah,yaa…” Aku mencoba untuk tak mengingat-ingat “Bocah Apel” itu, dengan cara memulai mengajak TOP berbicara santai denganku.

“Iya, sudah banyak sekali.” Jawabnya.

“Tapi, tempat ini tidak berubah sama sekali.”

“kau menyukai bunga sakura?”

“Iya..bunga ini mengingatkanku pada kenangan semasa kecil. Hahaha, dulu waktu kecil aku begitu nakal.”

“Kau asli orang Korea?” lanjutku bertanyaku padanya.

“Iya,sudah 25tahun aku lahir dan besar di Negara ini. Kau sendiri bagaimana?”

Entah, mungkin ini alasannya aku menyukai pohon sakura. Berada di bawah pohon sakura terasa menenangkan bagiku, dan kini aku merasa lebih rileks dan tenang.

“Lima belas tahun sudah , aku pergi meninggalkan Korea dan tinggal bersama Ibuku Jepang, tepatnya Fukuoka. Namun, aku lahir disini dan sempat tinggal di Korea sampai umurku sepuluh tahun.”

“Jadi, umurmu juga dua puluh lima?”

“Iya, umurku sama denganmu.” Jawabku sambil tersenyum.

“Alamat disurat itu?” Rupa nya, ia masih penasaran akan alamat yang tertera dicatatan tersebut.

“Oh, alamat ini..” kuambil catatan tersebut dari saku jaketku.

“Ini alamat rumah kakakku. Orang tuaku bercerai, ketika usiaku sepuluh tahun. Oleh karena itu, diumur sepuluh tahun aku pergi meninggalkan Korea menuju Jepang. Selama itu pula, aku terpisah dengan kakakku. Kang Ji Hwan, namanya.. Namun, sudah empat bulan ini dia tak membalas suratku, aku jadi khawatir dan…..”

Belum selesai aku bicara, rupanya TOP sudah mampu menangkap maksud pembicaraanku “Kau kemari, untuk menemuinya? Kenapa kau tak meneleponnya saja?”

Akupun menggeleng,

“Kenapa memangnya?”

“Aku belum siap untuk bertemu dengan ibu baruku. Kakakku belum sempat meninggalkan nomor ponselnya padaku, ia baru memberikan nomor telepon rumah yang sekarang ia tempati bersama keluarga ayah yang baru.”

“Luka lima belas tahun yang lalu, begitu membekas padamu ya?”

“Ya..begitu  membekas hingga membuatku takut. Aku takut, kakak tak bahagia tinggal bersama ibu baru, makanya itu aku memantaunya melalui balasan surat darinya.Namun, sudah empat bulan ini dia tak membalas suratku, aku begitu khawatir..Tapi, aku terlihat seperti pengecut yang masih takut dengan luka masa lalu.”

Kenapa-kenapa air mata ini tiba-tiba menetes, aku tak bisa mengontrol laju air mata yang mengalir. Ada apa ini? Kenapa aku malah menangis didepannya?? Kenapa ? kenapa tak bisa berhenti ?

TOP pun langsung meraih tubuhku , dan memelukku.

“Menangislah dibalik pelukanku ini. Tak kan ada orang yang melihatmu menangis disini.” Ujarnya sambil memeluk lembut tubuhku.

***

Kubuka mata ini, kulihat keadaan sekitar.

“Apa ini sudah pagi? Berarti semalam aku tertidur di…..” belum selesai aku berbicara sendiri pada diriku ini, kucari keberadaan TOP. Namun, yang kudapati malah segelas kopi hangat yang masih lengkap dengan asap hangatnya dan serta seiris roti berselai  yang sepertinya terlihat mengeyangkan.

“Pergi kemana dia?”

Kutanya pada karyawan sebuah salon, yang tak jauh dari tempatku duduk.

“Maaf..apa kau tahu kemana temanku pergi ? aku adalah orang yang tertidur di kursi itu.” Sambil kutunjuk kearah kursi yang sempat kududuki tadi.

“Oh..Kekasihmu ? dia sepertinya tadi sedang mencari telepon umum. Tadi, dia juga sempat menanyaiku apakah aku punya charger-an handphone karena katanya baterai handphonenya lemah. Namun, sayang tipe handphoneku tidak seperti tipe handphone nya.”

“Oh..begitu rupanya. Gamsahamnida”

“Ne..”

Aku pun segera berjalan lagi menuju kursi itu, namun ketika aku melihat kaca salon. Kudapati rambutku yang terlihat mulai memanjang. Dulu, aku tak pernah suka bila mempunyai rambut panjang.

*FLASHBACK*

“Ibu.. pokoknya aku ingin rambutku pendek seperti kakak ! Aku tak suka rambut panjang !”

“Tapi, Jae Ri..kau ini kan wanita.. Rambut adalah mahkota dari seorang wanita.. Panjangkan sedikit rambutmu ya,sayang..”

“Aku tidak mau, Bu. Aku ingin hidup seperti kakak !” kutinggalkan ibu di rumah, yang kala itu terus memaksaku untuk memiliki rambut panjang.

*FLASHBACK END*

Kubelai rambut panjangku ini di depan kaca. Tanpa sadar, TOP sudah berdiri di belakangku. Aku bisa memandanginya lewat jendela salon tersebut.

Betapa tinggi nya dia bila dibandingkan denganku. Apakah kakak juga setinggi ini sekarang ? Apakah kakak juga setampan dia ? Eh…kenapa aku berkata seperti itu sich ! Tapi, apa “Bocah Apel” juga setinggi ini ? Hah…pikiranku mulai kacau sekarang bila memikirkan dia.

“Aku ingin memotong rambutku.”

“Kau potong seberapa?”

“Pendek..seperti rambutmu.”

Ia memainkan rambutku dengan tangannya. Ia tata rambutku yang panjang ini. Aku masih memandanginya lewat jendela.

“Segini?” Tangannya memegang ukuran rambut yang sekiranya ingin kupotong.

“Iya.” Jawabku sambil mengangguk.

“Apa nanti aku masih akan tetap terlihat cantik?”

“Selamanya.. yang namanya perempuan itu pasti dia akan tetap terlihat cantik dalam kondisi apapun..Dan itu juga berlaku untukmu.”

Ia pun melingkarkan tangannya pada leherku. Kini, ia sedikit membungkukkan badan. Dan tinggi kita berdua di kaca terlihat sejajar sekarang.

“Sudah kau makan roti nya?” Bisiknya di telingaku.

Akupun menggeleng.

“Sudah, roti nya dimakan dulu. Setelah itu baru kau potong rambutmu ini.” Perintahnya.

Ia sama sekali tak melarangku untuk memotong rambut ini. Perasaanku mulai terasa aneh terhadapnya.

***

Yap, sekarang rambutku sudah dipotong. Dan aku sekarang memiliki rambut yang sama panjangnya dengan rambut seseorang yang dari tadi menungguku selama rambutku ini dipotong. Kenapa rasa nya aku seperti ditemani oleh kakak ya ?

“Sudah selesai, Nona.” Ujar karyawan salon yang memotong rambutku.

Akupun segera menghampiri TOP,

“Bagaimana?”

“Aduhh..menyilaukan. Cantik mu masih menyilaukanku.”

“ihh.. kau ini apa-apaan sich.” Kupukul tangannya.

Kami berdua pun berjalan keluar meninggalkan salon tersebut.

“Hei, cantik.. kau jahat padaku.”

“Jahat ? aku ?”

“Iya..apa kau sadar, apakah kau sudah menyebutkan namamu ? Selagi kau belum mengatakan siapa namamu maka aku akan memanggilmu “Cantik.”

“Ah…iyaa… Aku lupa. Hahaha, kenapa bisa ya ? Namaku Kang Jae Ri.” Ujarku sambil membungkukkan badan di hadapannya.

“Aneh. Wanita lain kalau kurayu seperti ini, dia pasti akan lebih memilih untuk tak menyebutkan nama nya supaya bisa kupanggil “Cantik”. Tapi ini, kau malah sebaliknya. Perlu usaha ekstra sepertinya untuk merayumu.”

“Apa ? kau barusan bilang apa?”

TOP malah berlari begitu saja, kukejar dia.

“Hei, tunggu kau ya ! kemari !”

Ia pun berhenti didepan warung Ramyun, ia menoleh kearahku dan mengajakku untuk makan didalam. Aku belum memberikan kepastian kepadanya, ia telah meraih tanganku dan membawaku masuk kedalam. Di dalam, penjual ramyun sudah menyapa kami berdua. TOP pun langsung memesan dua mangkuk ramyun. Tangannya masih menggenggam tanganku. Orang-orang yang ada didalam seolah seperti melihat kearah kami berdua. Apa ini gara-gara warna rambutnya yang begitu mencolok sehingga orang-orang tersebut melihat kearah kami berdua ?

“Kau masih suka ramyun kan ?” Tanya nya padaku.

“Iya..tentu saja.”

“Kapan terakhir kali kau makan ramyun seperti ini?”

Huu…namun tiba-tiba Ramyun pesanan kami telah datang. Begitu cepat pelayanan di warung ini. Aku hampir tak sempurna melihat wajah TOP yang ada didepanku karena asap dari ramyun yang panas telah menghalangi pandanganku.

“Seperti ini? Hmm.. ketika umurku sepuluh tahun, kala itu hujan turun. Biasanya aku dijemput kakak jika aku pulang sekolah tapi hari itu malah dia yang menjemputku. Karena hujan turun dan dia mendengar perutku berbunyi sambil berteduh sekalian dia membawaku ke warung penjual ramyun seperti ini.” Ceritaku panjang, sambil membelah sumpit yang masih tersambung satu itu.

Ia lebih dulu menyantam ramyun nya, lalu melanjutkan bertanya padaku. “Dia?”

“Dia teman semasa kecilku.” Jawabku sambil mengunyah ramyun yang masih ada dimulut.

“Yah…” mendadak ia tertegun.

“Kenapa?”

“Lihatlah kebelakang !” akupun segera melihat kebelakang, kulihat air yang mengalir begitu deras dari atas.

“Hujan ya…”

“Nampaknya ini seperti cerita mu.” Ujarnya sambil kembali menyantap ramyun. Mendengar ucapnya, aku jadi terdiam memandanginya.

“Kenapa kau malah memandangiku ? Ayo, habiskan ramyun mu. Kalau tidak, ramyun mu itu akan kuhabiskan.”

“Ini, habiskan saja punya ku.”

“Hei..ada apa denganmu ? Apa ucapanku ada yang salah ?”

“Tidak..tidak ada..aku hanya mendadak jadi tak punya selera makan lagi..”

“Aku dulu mempunyai seseorang yang kusuka. Namun, ia selalu melihatku sebagai sosok yang lemah. Aku ingin menunjukkan diriku ini yang sekarang dihapannya, bahwa aku tak terlihat lemah seperti dulu lagi. Dan sekarang, aku minta pendapatmu. Apakah aku ini terlihat seperti seseorang yang lemah ?”

“Untuk apa kau mendadak minta pendapatku?”

Hah..mendadak kini selera makanku timbul kembali. Kumakan saja ramyun ini.

“Aku hanya minta pendapatmu, apa tidak boleh ?”

“Tidak. Kau begitu tinggi, kau juga tak terlalu kurus. Aku menyukai ketika kau berjalan. Ya, kau tak memiliki kekurangan.” Sambil kuayunkan sumpit ini ke wajahnya.

“Wanita itu pasti beruntung.”

“Kuharap juga begitu.”

“Apa kau sudah pernah menciumnya ?”

“Uhuk..Uhuk..” mendengar pertanyaan konyol ku, ia spontan langsung tersedak.

“Hei..kau ini ! untuk apa tanyakan itu  !”

“Ya..gara-gara kau yang memulai cerita aku jadi penasaran dengan kehidupanmu.”

“Tapi, kalau kau penasaran bukan seperti itu pertanyaannya.” Ia pun segera meminum air putih yang tersedia disamping kami masing-masing.

Selesai…. Ramyunku sudah habis kumakan dan aku bersiap-siap untuk…

Namun segera itu juga, TOP langsung menutup mulutku..

“Jangan bersendawa ditempat seramai ini.”

Sekali lagi, perilakunya membuatku mematung. Aku terdiam melihatnya. Kenapa dia bisa tahu kebiasaanku yang bersendawa setelah selesai makan ramyun, yang mengetahui keburukanku ini hanya kakakku dan…

Si Bocah Apel itu..

Apa dia ? Aku buru-buru segera berlari keluar. Aku tak berani untuk menatapnya, dari belakang terdengar suaranya memanggil-manggil namaku. Kututup telinga ini, agar aku tak lagi mendengar suaranya.

“Kakak..” panggilku sambil menangis.

“Kakak, bolehkah aku menangis ?”

Akupun menangis meraung-raung ditengah jalan, orang yang berlalu lalang semuanya memandangiku, ada yang memandangiku kemudian ia akan berbisik-bisik kepada temannya. Namun aku tak peduli, aku begitu ingin menangis.

Tiba-tiba ditengah aku menangis ada yang memelukku. Aku begitu merasa kecil berada dipelukannya.

“Sudah, lepaskan aku.” Pintaku sambil menangis, namun ia tak mengabulkannya.

“Kubilang, lepaskan !” kini nada suaraku terdengar membentaknya. Ia segera melepaskan pelukannya.

“Jangan ikuti aku lagi. Sudah, pulanglah. Aku tak ingin melihatmu lagi.” Kuambil uang yang masih kupunya di saku jaket, dan kuberikan padanya.

“Ini, ganti semua biaya yang sudah kau keluarakan untukku. Terima kasih untuk segalanya.”

Aku pun segera berbalik meninggalkannya, namun suara langkah kaki masih dapat kudengar dengan jelas.

“Aku bilang berhenti mengikutiku, berhenti untuk selalu menjagaku. Hiduplah dengan kehidupannmu . Kumohon berhenti sampai disini.”

Air mata ini semakin deras mengalir, aku sudah tak jelas untuk memandang sekitarku karena mata ini telah dipenuhi oleh banyak air mata. Aku berjalan pelan menjauhi nya, kini tak kudengar lagi langkah kaki dibelakang yang mengikutiku.

“Bodoh ! kau benar-benar pergi ? kau memang belum berubah..”

***

Kini, aku berjalan sendirian menuju stasiun kereta. Aku jadi teringat lagi olehnya, pertemuanku dengannya.

Mengapa ia selalu ada disaat aku seperti ini ? Namun, kali ini aku benar-benar sendirian. Ini yang tak kupunya, dulu aku selalu ingin jadi seperti kakak. Terkadang aku sampai tak menyadari jika aku ini wanita, hanya ketika aku bersama nya aku baru bisa menyadari bahwa aku ini ternyata seorang wanita.

“Aku benci ketika dekat dengannya, aku benci menjadi wanita !”

itu, dulu kalimat yang selalu aku teriakkan.

Ia penakut, tapi dia tak punya rasa takut…

Lain hal nya denganku, aku bukan seorang penakut tapi aku mempunyai rasa takut.

Rasa takut yang paling membekas adalah ketika ayah dan ibu bercerai dan aku mengetahui bahwa kakak akan tinggal bersama ayah dan aku akan tinggal bersama ibu. Aku takut berpisah dengan kakak, Namun disaat seperti itu aku membentaknya dan menyuruhnya untuk pergi.

Ketika itu ia pun tak hadir untuk sekedar mengantar kepergianku di bandara. Ia benar-benar pergi.

Padahal waktu itu, aku benar-benar membutuhkan kehadirannya. Sama seperti sekarang dan kejadian lima belas tahun yang lalu terulang kembali.

Ia benar-benar pergi..

***

Jarak menuju kediaman kakak akan semakin dekat, tapi mengapa aku justru semakin merasa takut ? kuambil catatan yang kusimpan disaku jaketku. Kupandangi catatan itu, namun mengapa justru perasaan takut yang semakin aku rasakan ?

Turun dari kereta, langit terlihat gelap.

“Sudah malam rupa nya. Apa besok pagi saja ya aku kerumah kakak ? Lalu hari ini aku menginap dimana ?” kuambil sisa uang disaku ku yang masih tersisa.

“Yah, uangku tinggal segini.. Aku tidur saja di stasiun, besok pagi baru aku akan menemui kakak. Ah..tapi, apa sebaiknya aku kabari kakak dulu ya kalau aku akan menemuinya ?”

kucari telepon umum disekitar stasiun, tak butuh waktu lama untuk mencarinya. Segera kutekan nomor telepon yang kutuju, aku hafal diluar kepala nomor telepon rumah kakak.

Masih terdengar suara bordering, belum ada orang disana yang mengangkat teleponku. Namun, tak beberapa lama..

“Yeoboseyo…” terdengar suara wanita yang menjawab teleponku. Tubuhku mendadak keringat dingin, aku tahu siapa dia, siapa yang mengangkat telepon ini.

“Yeoboseyo…” ulang nya lagi. Namun, aku masih tak menjawabnya.

“Ini, Jae Ri ? Apa ini Jae Ri ?” ia selalu bertanya seperti ini, ketika aku menelepon dan dia yang mengangkatnya. Kenapa, ia selalu mengetahuiku ?

“Tut…tut..tut..tut…” kututup segera teleponnya.

Aku tak sanggup lagi untuk berlama-lama ditempat ini. Tubuhku lemas seketika, aku masih merasa belum siap untuk bertemu, rasa takut untuk melanjutkan yang hadir kembali didalam diriku. Dan kali ini, aku membutuhkan kehadirannya…

“Seung Hyun” seketika itu, pandanganku menjadi gelap…

***

Kubuka mata ini perlahan, kepalaku disandarkan dibangku seeorang. Kutoleh siapa dia, dan betapa terkejutnya aku melihat Seung Hyun yang ada disampingku sedang terlelap tidur. Wajahnya terlihat seperti orang yang beberapa hari belum mandi, namun tetap terlihat tampan.

Segera kucium badan ini, Uh..rupanya akupun sama, beberapa hari ini aku juga belum mandi..

“Apa dia mengikutiku ? Ia benar-benar tak pergi meninggalkanku ?”

Sepertinya aku membawa saputangan, ahh..benar saja. Segera ku berlari menuju kamar mandi, kubasahi sedikit sapu tangan ini dengan air. Kuusapkan ke wajahnya dengan lembut. Kubersihkan wajahnya yang mulai terlihat kotor.

“Kakak, apa kau tahu ?”

“Seung Hyun sekarang sudah berubah… Ia sekarang lebih tinggi daripada aku, ia juga tampan kak. Ia bukan laki-laki lemah lagi, eh..tapi sebenarnya dia tidak lemah sama sekali , kak. Itu hanya ucapan sesaatku karena saat kecil aku selalu benci dengannya. Apa kakak tahu ? sekarang, aku tak lagi membencinya. Aku ini benar-benar seorang wanita, seperti yang  kakak katakan.”

Tiba-tiba saja ia membuka matanya, rasa ini semakin tak terbendung lagi.. Kini aku benar-benar menyukai nya.. Andai dia tahu perasaanku ini ?

“Kau ? apa yang kau lakukan ?”

“Sebagai tanda terima kasihku, aku membersihkan wajahmu.”

“Kapan kau sadar, apa sekarang kau baik-baik saja ?”

“Iya…”

“Hari sudah pagi, kau sudah bersiap untuk menemui kakakmu ?” Tanya nya padaku, sambil membenarkan posisi badannya.

Aku masih belum yakin.. jadi, aku terdiam beberapa saat..

“Tenang, aku ada bersamamu. Temui kakakmu, jangan buat usaha mu selama ini sia-sia. Pastikak kakakmu baik-baik saja disana..” aku menatapnya sambil tersenyum.

***

Kuberanikan diri untuk menemui kakakku,

“Seoul, Daegu, Uiseong, 46-12, Green Core”

Rumah bercat hijau muda dengan banyak tanaman didepan rumahnya. Ini rumah kakak yang sekarang. Kusentuh pagar rumah ini, namun aku tak memiliki  keberanian untuk membuka nya. TOP memegang tanganku dan membantuku mendorong pagar rumah itu. Aku memandang kearahnya, ia membalas dengan senyuman.

Setidaknya, senyuman itu yang kubutuhkan untuk sedikit memberanikan diri  ini untuk masuk ke rumah itu. Kutekan bel yang ada di depan rumah, beberapa kali sempat kutekan namun tak ada respon. Tak beberapa lama, seorang wanita cantik yang tengah menggendong anak kecil yang membuka pintu tersebut.

“Kang Ji Hwan nya , ada ?”

Inikah ibu baruku ? Ia begitu terlihat cantik, mata nya seperti mata kakak yang membuatku tenang ketika pertama kali menemuinya. Baru pertama kali ini aku menemuinya, ia terlihat seperti sosok seorang ibu yang sabar.

“Kau, Jae Ri ?” Tanya nya sambil tersenyum.

Kini aku memberanikan diri untuk menjawabnya,

“Iya..” balasku sambil tersenyum

“Rupa nya,kau begitu cantik.” Itu kalimat pertama yang ia katakan kepadaku. Aku tersipu malu mendengarnya. Suaranya begitu terdengar lembut.

“Kakakmu baru saja keluar. Tapi, mungkin sebentar lagi dia akan kembali. Ayo, masuklah.”

“Tidak, aku menunggunya di luar saja. Aku bersama temanku akan menunggunya diluar, bu.”

Aku menunjukkan sosok TOP yang berdiri didekat pagar kepada ibu baruku.

“Dia kekasihmu ?”

“Bukan… Dia temanku semasa kecil.”

“Oh, iya..” Jawabnya antusias.

“Baiklah, aku akan menghubungi Ji Hwan bahwa kau ada disini.”

“Baik, Bu.”

Aku segera pamit dengan ibu baruku, dan menghampiri TOP yang daritadi setia menungguku.

“Bagaimana ?” Tanyanya.

“Kakak sedang keluar, kita tunggu di taman depan rumah itu saja bagaimana?”

“Baiklah.. Oiya, Ibu Barumu terlihat seperti wanita baik.”

“Iya..teryata aku telah salah menilainya.” Ungkapku sambil berjalan menuju taman didepan rumah.

***

Aku duduk diatas ayunan yang ada ditaman tersebut, TOP menemaniku dengan duduk di ayunan sebelahku.

“Aku ingin bertanya kepadamu, Jae Ri.. Bolehkah ?”

ujar TOP yang tiba-tiba mengawali pembicaraan. Jantungku berdetak kencang, aku berfikir seperti apa pertanyaan yang akan dia lontarkan. Perasaan cinta kah ? Sungguh, kenapa kali ini aku berharap dia mengutarakannya ?

“Iya, baiklah..” jawabku sambil kuatur nada bicaraku.

Kupasang telinga ini dengan teliti, supaya aku bisa mendengar apa pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepadaku.

“Kau adalah orang kaya, kau memiliki segalanya dirumah. Semua benda kesayanganmu ada disana, namun tiba-tiba rumahmu kebakaran. Tak butuh waktu lama untukmu menyelamatkan diri, andai kau diberi kesempatan untuk menyelamatkan barang dalam waktu 30 detik, barang apa yang akan kau selamatkan ?”

Ia mengatakan hal itu padaku, dengan pandangan serius. Oke, aku mengerti maksudnya. Dengan serius kujawab pula pertanyaannya.

“30 Detik ? akan kuselamatkan satu foto keluarga kami yang terpajang di ruang tamu. Di foto tersebut, Ibu;Ayah;Kakak;dan aku terlihat tersenyum gembira. Aku tak akan membiarkan kenangan seperti itu hilang, karena saat-saat seperti itu, saat-saat bisa berkumpul bersama dengan saling bercanda pasti tak akan terulang untuk kedua kalinya dalam hidup kita.”

“Hanya sebuah foto ? padahal masih ada banyak barang kesayanganmu yang masih ada disana ?”

“Iya, hanya sebuah foto itu yang akan kuselamatkan.”

Sesaat ia terdiam memandangiku, kemudian ia mengatakan suatu hal..

“memang benar, sifat dasar seseorang selalu tak akan pernah bisa ditipu oleh waktu..”

“Apa kau percaya akan takdir ?” tanyaku balik, kepadanya.

“Setelah aku melakukan suatu usaha, aku baru akan percaya terhadap takdir.” Jawabnya tegas.

Setelah itu, kami berdua sama-sama saling tak mengatakan apapun. Hanya terdengar suara ayunan yang kami ayunkan secara bergantian, hingga pada akhirnya sebuah mobil hitam berhenti di depan taman.

Seorang pria berkacamata keluar dari mobil tersebut. Pria itu berjalan menuju arah kami berdua, semakin jarak antara aku dan pria itu dekat aku semakin yakin kalau itu adalah

“Kakakkkkkkkkkkk…”

Aku segera beranjak dari ayunan dan memeluk pria yang ternyata adalah kakakku. Aku memeluknya begitu erat, badannya wangi parfum tapi dibalik wangi itu, aku masih bisa mencium wangi aroma badan kakak. Aku menyebutnya, aroma kakak seperti aroma vanila. Sampai-sampai waktu kecil dulu, koleksi parfum yang kupunya semuanya beraroma vanilla.

“Sudah lama kau menunggu disini?”

“Hahaha..kakak masih saja mengkhawatirkan aku ya. Aku ini kan sekarang sudah dewasa.”

“Dan semakin terlihat cantik.” Tambah kakak.

Ternyata wajah kakak, juga tampan tak kalah tampannya dengan TOP .

“Kau masih memelihara gaya rambut pendek ini, Jae Ri ?” mendengar kakak memanggil namaku, air mata bahagia langsung mengalir di mata ini.

“Hei, Jae Ri..kau kenapa ?” Tanya kakak khawatir.

“Tidak, aku hanya merindukan suara kakak yang memanggil namaku lagi.” Jawabku, sambil kuusap air mata yang keluar ini.

“Apa kakak bahagia?”

“Ya..aku bahagia.. kau bagaimana?”

“Aku senang jika mendengar kakak bahagia, akupun juga bahagia.”

“Kau tadi sudah bertemu dengannya ?”

“Iya, dia begitu cantik. Adik-adikmu juga cantik.”

“Kau juga bertemu dengan adikku ?”

“Iya, tadi ibu membukakan pintu sambil menggendongnya.”

“Kau sudah bisa menerima keberadaanya ?” yakin kakak.

“Iya, berkat dia.” Aku menoleh kebelakang, kutunjuk TOP yang berdiri tak jauh dibelakangku

“Tapi, lambat laun aku harus bisa menerima keberadaannya sebagai ibu yang baru. Dan sekarang, adalah saat yang tepat. Aku tak mau membawa luka ini terlalu lama, aku sudah lelah, kak.”

Kakak kembali memelukku, ia mencium lembut keningku. Kemudian ia berjalan menuju kearah TOP ,

“Lama sudah kita tidak berjumpa, “Bocah Apel” “ sapa kakakku dengan mengajakkan berpelukkan.

“Kau sudah tahu?” jawab TOP dengan tatapan tajam.

“Hahaha… kau tak bisa menipuku, tapi kurasa adikku juga sudah tahu kalau kau ini si “Bocah Apel”.”

“Kau tetap tampan.” Ujar TOP dengan nada datar.

“Hahaha.. itu kalimat yang kau ucapkan pertama kali ketika bertemu denganku ? wah kau ini..”

Dari kejauhan kulihat, kakakku sering tertawa ketika bersama TOP. Akupun penasaran akan pembicaraan mereka berdua. Apakah kakak sudah tahu, kalu sebenarnya TOP itu adalah Seung Hyun atau si “Bocah Apel” ?

“Terima kasih..” mendadak nada bicara kakak mulai serius.

“Untuk apa?”

“Karena telah menjaga Jae Ri sampai sekarang. Kau selalu berada disisinya, ketika posisiku disampingnya sedang tidak ada. Kini, aku percayakan Jae Ri sepenuhnya kepadamu. Jagalah dia..”

“Terima kasih, Hyung.. Oiya, Hyung apa kau percaya akan takdir ?”

“Aku tidak akan percaya, sebelum aku berusaha.”

Kini kakak berjalan kembali kearahku,

“Jae Ri, kau mau mampir ke apartementku ?”

“Tidak..sepertinya aku harus pulang.” Kutengok TOP yang masih ada dibelakangku.

“Kak, tinggalkan aku alamat tinggalmu dan nomor ponselmu..”

Segera itu, kakak langsung mengeluarkan kartu nama, ia berikan kartu nama itu padaku, kubaca kata per kata yang tertera pada kartu nama itu.

“Baiklah kalau begitu, lain kali mampirlah ketempatku. Kalau ada apa-apa kau hubungi aku.. Maaf, Jae Ri aku harus mengurusi barang-barang pindahanku karena sekarang aKu ingin hidup mandiri dan aku baru saja pindah rumah jadi masih harus bolak-balik sana-sini untuk mengurus barang.”

Akhirnya kami berpamitan pada kakak, suasana terasa sunyi kembali.

***

“Terima kasih, TOP beberapa hari ini kau telah menemaniku. Sekarang, saatnya kita berpisah. Senang berkenalan denganmu dan semoga kita akan bertemu lagi suatu saat. Oiya, mainlah ke Fukuoka.” Ujarku sambil tersenyum

Kubalikkan badan ini, sebenarnya kaki ini enggan untuk melangkah. Tapi, perjalananku sudah sampai tujuan dan sekarang memang waktunya untuk pulang.

Namun dari belakang, tiba-tiba TOP memelukku..

“Panggil aku “Bocah Apel” “ ia membisikkan kalimat itu ditelingaku

“Aku merindukkannya, Jae Ri.” Tambahnya

“Bocah Apel” ungkapku sambil kutundukkan kepala.

“Baiklah, karena kau sudah mengatakannya, aku yakin karena beberapa hari ini kau banyak berjalan kakimu pasti sakit. Ayo sini, kugendong.” Seung Hyun membungkukkan badannya didepanku, ia menyuruhku untuk naik kepundaknya supaya ia bisa menggendongku. Akupun menurutinya,

“Rasa cinta ini tak mudah untuk kudapat namun tak mudah juga untuk kulepas…

Perlu ada pengorbanan, perlu ada perjuangan..

Seperti pahlawan….

Kita nyatakan saja…

Pada mereka, perasaan kita berdua di negeri ginseng ini…”

“Salah, Seung Hyun..lebih tepatnya seperti ini

Kita nyatakan saja..

Pada mereka, perasaan kita berdua di Uiseong ini…” sahutku membenarkan.

Seung Hyun tertawa keras dan membenarkannya.

“Apa wanita yang kau maksud saat di warung ramyun itu adalah aku?”

“Menurutmu?” jawabnya sambil melirik ke arahku.

“sejak kapan kau menggunakan nama TOP, kenapa kau tidak menggunakan nama aslimu saja ?”

“Pekerjaanku menuntutku untuk tidak menggunakan nama asliku… Oiya, Jae Ri mumpung kita masih ada di Uiseong-gun ini, bagaimana kalu kita mengunjungi “HAN’S FARM” ?”

“Kalau kita kesana, nanti pekerjaanmu bagaimana? apa teman kerjamu tak menghubungi mu?”

“Sudah tenang saja, takkan ada yang bisa memecatku… takkan ada pula yang bisa mengubungiku, Hahaha..”

“Kenapa memangnya?”

” Karna baterai ponselku sudah habis sejak beberapa waktu yang lalu..”

“Yaa…baiklah, terserah kau sajalah..”

“Jae Ri, Nanti, disana kau akan bisa merasakan apel yang pernah kau rasakan sepuluh tahun yang lalu.. Disana nanti, kita juga bisa mencicipi wine apel”

“Wine apel ?” tanyaku dengan nada manja.

“Iya..”

“Waahh, mau-mau..”

“Eh..tapi wine apel nya hanya aku yang boleh minum.”

“Ih, kau curang ah…kupukul kau.”

“Eh, kau jangan terlalu banyak gerak nanti kita berdua akan jatuh, kalau kau jatuh dan luka maka cantikmu ini akan hilang, cantikmu ini tak boleh hilang dari tubuhmu Jae Ri.”

Hingga HAN’S FARM , Seung Hyun terus menggendongku..

Kuharap perasaan kami berdua ini bisa didengar oleh orang-orang sekitar Uiseong-gun..

Eh, tidak-tidak..orang-orang sekitar Daegu juga..

Eh salah, lebih tepatnya..orang korea selatan…..

Ah tidak..Fukuoka juga harus mendengarnya….

Tidak…tidak…kali ini aku ingin bahwa orang-orang di seluruh DUNIA mendengar perasaan kami ini..

Yang tulus untuk saling mencintai…

Saling melengkapi…

Saling mengisi…

Dan akan menjadi sebuah tim yang solid…

Dan yang terakhir,

“Apakah kalian percaya akan takdir ?

TOP, KANG JI HWAN and KANG JAE RI ^^

The End……



  • Cast : TOP (BIGBANG), Kang Ji Hwan (Aktor Lie To Me)
  • Diluar Cast, buatan pengarang : Kang Jae Ri
  • Fanfic ini by : admin TOP

You Da One

Gambar

“You Da One”

Created by : admin TOP 🙂

Cast : Taeyang, Sandara Park, and G-Dragon

[ NB : pembaca akan menjadi tokoh “Sandara Park” ]

Tolong dibaca and diberi coment ya say :)

bila ada kesamaan nama atau alur cerita, mianhada….

Fanfic ini udah mimin buat setaun yg lalu loh :) (ah, mimin ah..nulisnya setaun yg lalu mulu) *eh..emang say, ini kumpulan fanfic karya mimin yg terpendam sejak setaun yg lalu dan baru admin publish in saat ini :D*

*Fanfic ini udah tidur selema setaun loh :p* udah ah becandanya ^^

Happy Reading, ya dear ^^ ***

Jam ditangan menunjukkan pukul 23.30 KST, namun hari ini entah mengapa aku sangat merasa lelah.

Aku Sandara Park seorang penyiar radio di salah satu radio di korea. Jam siar ku dari jam delapan malam sampai jam dua belas malam (waktu korea). Saat ini sedang diputar lagu, jadi aku bisa istirahat sejenak menatap jalanan didepan gedung tempat aku bekerja yang secara perlahan terlihat sepi.

Aku memang suka seperti ini, sambil meneguk kopi favorite bahkan tak jarang aku terhanyut dalam sebuah lamunan. Namun, sebelum aku terjun bebas didalam lamunanku sang operator pasti telah memanggilku, menyuruhku untuk segera stand by ke program radio yang sedang aku jalani.

Namun, hari ini sungguh berbeda dari biasanya. Aku begitu merasa lelah, aku sering menghela nafas. Mungkin, ini terjadi karena kedatangannya di tempat kerjaku sejam yang lalu.

“Hal ini terjadi lagi.” Desahku.

Ya, peristiwa mati lampu kembali terjadi. Diantara penyiar lainnya, aku yang paling sering merasakan mati lampu didalam studio. Biasanya temanku yang posisinya sebagai staf kantor akan menyuruhku untuk tetap berada di tempat dan benar saja,

“Dara, kau ada disana?”

“Iya, seperti biasa.”

“ Baiklah, kau tetap disana. Aku akan memanggil teknisi dulu, kalau ada apa-apa segera hubungi aku.”

Kemudian dia menutup pintu ruangan dan pergi.

Didalam studio benar-benar gelap, tak ada benda yang bisa kulihat kecuali jam tangan yang kugunakan.

“Krrrrrrrrrkkk” suara pintu studio yang dibuka seseorang tiba-tiba mengejutkanku

“Ji Yong? Apakah itu kau?”

aku mencoba memastikan apakah dia Ji Yong, temanku sekaligus orang yang selalu mencemaskanku ketika lampu di kantor ini mati.

“Bukan. Aku hanya ingin mengambil topiku yang tertinggal, bolehkah aku menyalakan ponsel disini? Aku butuh cahaya untuk mencari topiku.”

Seketika itu ia langsung menyalakan ponselnya. Sinar ponselnya menerangi wajahnya, kini aku bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Aku berada persis di depannya, jadi dia juga tentu dapat melihat tubuhku yang bediri didepannya.

Kemudian ia langsung mengarahkan ponselnya kearah sofa yang berada disampingnya. Tak butuh waktu yang lama, topi yang dia cari berada diatas sofa itu. Ia mengambilnya dan langsung memakainya kembali.

“Apa sebaiknya aku masukkan ponsel ini kedalam saku celanaku? atau tetap kubiarkan seperti ini, agar kita dapat melihat jelas satu sama lain?”

“Terserah, kau saja.” Di luar dunia kerja ku, aku masih menyimpan luka dengan orang ini.

“Sandara, kau masih marah kepadaku?”

“Untuk apa aku marah kepadamu? Memikirkanmu saja aku sudah tak sudi.”

“Dara, aku minta maaf..sungguh…”

“Kau tidak bersalah, jadi tak perlu minta maaf. Aku yang telah terlalu ikut campur dalam urusanmu. Lupakan masalah itu.”

“Kau suruh aku untuk melupakan kejadian itu, Dara ? Namun, sikapmu didepanku masih seperti yang dulu? Kau yang membuatku untuk tak bisa melupakannya.”

“Aku? Kau bilang aku ? Kau masih sama seperti yang dulu, kau selalu menyalahkanku. Semua ini salahku dan kau selalu yang benar.”

Emosi ku terhadapnya benar benar tak tertahankan, kepalaku rasanya mau pecah, mendadak dada ini juga merasa sesak.

Namun, pria ini meraih tanganku dan segera merangkulku

“Dara, maafkan aku. Kali ini aku tulus meminta maaf kepadamu, dulu sungguh aku tak bermaksud berkata seperti itu. Perasaanku sedang kacau, peristiwa berpisahnya ayah dan ibu masih belum bisa aku terima. Dan kau pihak yang seharusnya tak terluka, malah menjadi terluka karena aku. Selama ini aku mencarimu keberadaanmu Dara, aku mengunjungi rumahmu namun katanya kau sudah pindah. Dan aku mendapatimu malam ini, setelah sekian lama aku mencarimu.”

Ia tak tahu bahwa diam-diam air mata ini telah keluar.

“Kenapa kau selalu beginikan aku, Taeyang” akupun menangis dipelukannya.

“Ayo, kita keluar.” Mendadak ia menarik tanganku.

“Hei, ditengah suasana mati lampu seperti sekarang ini? Apa kau gila ? lagi pula acaraku belum selesai. Taeyang, lepaskan !” perintahku tapi dia enggan mengabulkannya, ia tetap menarik tanganku.

Menuruni tangga ruangan, kami berpapasan dengan Ji Yong yang sepertinya  ingin memberiku penerangan padaku, ya seperti yang dia lakukan ketika mati lampu sedang terjadi.

“Hei, Ji Yong. Aku pinjam dulu penyiarmu ini, aku hanya ingin reunian sebentar  dengan penyiarmu ini.” Sambil berlalu Taeyang mengucapkan itu kepada Ji Yong.

“Ji Yong” jeritku. Tapi nampaknya dia belum sadar kalau aku sudah ditarik paksa oleh Taeyang.

***

 

“Sudah tiba” ujar Taeyang sambil  memberhentikan mobilnya, ditempat yang pernah kita kunjungi berduda 10 tahun yang lalu.

Ia keluar dari mobil, dan membukakan pintu mobil untukku. Sebuah lapangan baseball yang memang terbuka untuk umum. Dulu, aku sering menemaninya bermain baseball yaa tentu aku tidak ikut bermain, aku hanya duduk memandanginya di bangku penonton.

Kini, kami berdua mengunjungi tempat ini kembali. Lapangan itu memang sudah terlihat sepi, ia berlari menuju tengah lapangan aku memandanginya dari dalam mobil.

Ia berdiri persis di bawah lampu lapangan, ia begitu terlihat bersinar. Tak berapa lama ia tersenyum kepadaku, dan ia sudah mulai terhanyut oleh suasana tempat itu tanpa sadar ia menari dibawah cahaya lampu. Aku masih memandanginya dari dalam mobil.

“Dia begitu terlihat sempurna ketika menari. Ia begitu bersinar.”

Karena semakin tak tahan, akhirnya akupun menyusulnya ke tengah lapangan.

Aku berjalan pelan menuju kearahnya, namun tubuhnya masih terus menari dengan indahnya. Tiba-tiba, ia berlutut didepanku dan itu membuatku kaget, ia melepas topinya dihadapanku.

Kuberikan tepuk tangan khusus untuknya, karena ia benar-benar keren.

“Kuanggap itu suatu penghargaan dari fansku yang benar-benar special.” Ujarnya.

Kuulurkan tanganku, untuk membantunya berdiri. Dan ia meraih tanganku.

“Sebentar, jangan bergerak.” Sontak aku langsung mematung ketika ia berucap seperti itu. Apa yang akan terjadi padaku? Oh, pikiranku sudah melayang kemana-mana.

Tangannya mengarah ke wajahku, akupun menutup mata ini , siapa tahu ada kejadian yang akan terjadi selanjutnya. Yak, dia mulai menyentuh wajahku dan oh, tidak ! kenapa dia tak berhenti ? Kenapa tangannya tidak berhenti tepat di wajahku ?

akupun segera membuka mata. Aku melihat kearah benda yang ia maksud,  sepertinya ia tak berniat untuk menyentuh wajahku.

Tangannya tertuju pada sebuah benda yang tepat berada dibelakang kepalaku, sebuah pamflet  yang tertempel di tiang lampu. Posisiku berdiri saat ini adalah didepan tiang tersebut.

Ia segera melepas pamphlet yang sudah tertempel di tiang lampu tersebut, akupun mendekatinya untuk mengetahui apa isi dari pamflet tersebut.

“Segera Kirimkan Video Teromantis kamu dan pasangan kamu. Yang paling teromantis akan mendapatkan paket Diner di tanggal 14 Februari. Ayo segera buat, dan kirimkan lewat e-mail yang tertera dibawah ini !

Hadiah romanris yang lainnya juga akan menyusul untuk kamu, SI PEMENANG !”

Taeyang seketika itu langsung menoleh kearahku sambil tersenyum.

“Oh,tidak!”

“Ayolah, Dara. Aku ingin kita jadi pemenangnya. Aku akan ambil handycam didalam mobilku, setelah aku kembali kau harus sudah siap. Oiya,jangan lupa.” Ia langsung merapikan rambutku

“Orang-orang harus mengetahui bahwa kau ini cantik.”

Setelah itu dia langsung berlari menuju mobil.

***

Seminggu kemudian,

Aku menemukan inbox di emailku,

To : Sandara

Aku pihak dari lomba yang telah kau ikuti bersama pasanganmu itu, kau dan pasanganmu dinyatakan menang dalam lomab ini. Untuk itu diharapkan kau dan pasanganmu harus datang Jam 1 siang nanti di café “ Paradise Island”. Aku menunggu kehadiran kalian berdua.

Kulirik jam ditanganku, jam menunjukkan pukul 10 pagi, masih ada beberapa jam waktuku untuk kesana.

“Dara?” suara Ji Yong mengagetkanku. Aku sedang berada diruangan kantor, ia membawakan secangkir kopi untukku, akupun menerima nya.

“Ada inbox apa di e-mailmu? Dari penggemarmu lagi?” kata Ji Yong sambil menyeduh kopi miliknya.

“Bukan, seminggu yang lalu aku ikut lomba video teromantis, dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah dinner di malam valentine nanti. Dan…”

“Dan kau jadi pemenangnya, begitu?”

Aku pun mengangguk.

“Oh, iya. Peristiwa mati lampu yang kemarin itu, apa benar kau pergi dengan Taeyang ? Sebab, aku seperti mendengar suaranya berucap seperti ini..”

“Sssstttt….” Aku menyuruh Ji Yong untuk tidak melanjutkan kalimatnya.

Ji Yong segera mengambil tas milikku yang ada disebelahnya.

“Ini, ayo cepat pergi. Ini kesempatanmu” Ji Yong  segera menyuruhku untuk segera pergi.

Ji Yong  mengetahui apa yang menjadi masalahku dengan Taeyang sepuluh tahun yang lalu, jadi kali ini dia benar-benar mendukungku.

Ditengah perjalanan, aku mendapati Ji Yong mengirimkan pesan kepadaku

To : Ji Yong

0163228xxx

Selamat bersenang-senang, yaa . Kalau terjadi apa-apa segera hubungi aku, aku pasti akan segera datang . Ingat, hubungi aku !

Aku tersenyum membaca pesan dari nya.

Ji Yong memandangiku yang setengah berlari menuju halte dari jendela ruangan kerja nya.

***

 

Di dalam bus,

Lagu milik Taeyang ‘I Need A Girl’ menemaniku selama di perjalanan. Aku memandang kearah jendela bus, kuingat peristiwa sepuluh tahun yang lalu.

*FLASHBACK*

Aku datang ke rumahnya dengan menggenggam 2 buah tiket nonton. Namun, apa yang kulihat tidaklah tepat waktu. Ayah dan Ibu nya sedang bertengkar, aku melihat Taeyang berlari menuju ke luar, aku mengejarnya. Kejadian ini begitu mendadak, cukup jauh ia berlari hingga aku kelelahan karena mengejarnya.

Ternyata ia mengetahui kalau aku mengikutinya, kemudian ia pun berhenti. Aku yang berlari dibelakangnya pun juga berhenti.

“Dara. Sudah jangan ikuti aku, jangan berusaha untuk menghiburku. Aku tidak selemah yang kau bayangkan, kumohon pergilah Dara…”

“Taeyang….”

“Sudahlah, Dara. Kalau kau terus membantuku, aku takut jika aku tak mampu membalas kebaikanmu, kelak. Aku ini laki-laki, Dara..”

Kemudian ia melanjutkan langkahnya, dan ia masih tetap terus berlari. Di tikungan itu, tubuhnya menghilang. Aku tak mampu untuk mengikutinya lagi, aku berjalan tanpa semangat menuju rumah. Kusimpan dua tiket yang sebenarnya ingin kuberikan untukknya.

Seminggu kemudian, aku mendengar bahwa orang tua nya bercerai. Semenjak itu, aku tak pernah melihat sosoknya lagi.

*FLASHBACK END*

Dan beberapa tahun kemudian, pekerjaanku sebagai Penyiar Radio mengenalkanku pada kehidupan baru nya. Ketika pertama kali aku mengetahui keadaanya, perasaanku campur aduk senang, sekaligus sedih dan rasa marah masih berkecamuk.

Belum selesai aku mengenang semua nya, ponselku tiba-tiba bergetar. Kudapati sebuah message, dan segera kubuka message tsb

From : Tae Yang

0164450xxx

Dara, aku sudah bertemu dengan pihak lomba tsb.

Kata nya, kau harus tiba nanti jam 7 malam di restoran “Moonlight”. Dan kaulau kau sedang berada diperjalanan, mampirlah ke butik “Soft”. Aku sudah bilang kepada staff nya untuk melayani mu, kau bisa memilih gaun dan aksesoris lainnya di butik tersebut. Butik tsb sudah aku sewa, untukmu.”

“Hah! Apa ini, kebaikan yang kau balas untukku? Dulu, aku melakukan ini karena aku menyukaimu, Taeyang”  Desahku..

Kulangkahkan kaki menuju meja yang sudah dipesan, semua tamu memandangiku.

Ketika aku sampai di butik tsb, aku tertarik dengan gaun yang terpajang didepan butik. Warna biru nya telah menyilaukan mataku. Dan malam ini, gaun itulah yang aku gunakan. Kapan ya, terakhir kali aku berdandan seperti ini?

***

Dari kejauhan aku dapat memandang seorang laki-laki yang sudah duduk di meja yang terletak di pojok ruangan.

Kakiku melangkah kearah meja tsb. Ia tersenyum menyambutku, jas hitam yang dia kenakan kini tampak nyata, karena biasanya aku hanya melihatnya dengan jas hitam lewat kumpulan video nya yang aku miliki.

Aku memang selama ini, secara diam-diam mengoleksi  video nya, entah music video nya atau konser-konser nya. Ketika aku merindukannya, aku pasti akan menonton video itu.

“Kau begitu cantik.” Kata kata itulah yang muncul pertama kali ketika ia menyambutku.

“Terima kasih.” Akupun segera duduk di kursi yang telah ia sediakan.

“Kau mempunyai selera yang bagus.”

“Ini seperti, mimpi bagiku.” Lanjutnya

“Aku bisa berada di satu meja makan denganmu…”

“Sebenarnya, aku telah menolak hadiah tersebut. Aku menemui pihak acara, dan menyuruhnya untuk memberikan hadiah tersebut kepada peserta lain yang lebih berhak. Ini semua nya, aku lakukan untuk membalas kebaikanmu yang telah kau berikan padaku dulu.”  lanjutnya.

“Apa maksudmu ? Taeyang, kebaikanku waktu dulu aku berikan bukan karena aku…”

“Namun, apa kau tahu? Semenjak aku menghilang dan melanjutkan dunia baru, kehidupan baru, di saat aku sedang sendiri aku selalu teringat olehmu.

Senyummu…

Suaramu…

Sikap manja mu yang sesekali kau tunjukkan di depanku..

Awalnya, aku berfikir apa ini karena aku telah lama bergantung padamu. Aku mencoba menepis semua, tapi semaikn kutepis, bayangan mu selalu ada dipikiranku.

Aku mencoba mencarimu, untuk memastikan mengenai perasaan yang aku rasakan ini. Namun, aku mendapati kabar bahwa kau pindah rumah, kau sudah tak tinggal dirumah itu lagi. Sekarang, didepanmu perasaanku semakin jelas . Ini bukan karena aku terlalu bergantung padamu, aku memang membutuhkan mu untuk selalu ada disampingku. Perasaanku lebih dalam, dari sekedar kata butuh.

“Aku menyukaimu, Dara.” Ia mengecup lembut tanganku.

Tak berapa lama, ia mengeluarkan sebuah kotak merah dan menunjukkan isi nya padaku.

Sebuah cincin, terselip di kotak tersebut. Ia mengambil cincin tersebut dan memasangkannya di jari manisku.

“Kubiarkan jika media mengetahui tentang cincin ini. Karena, akan lebih baik daripada jika aku terus menyembunyikan perasaanku ini padamu, Dara.”

Sebuah cincin berlian, kini melingkar di jari manisku. Aku tak pernah sampai membayangkan, akan seperti ini akhir perasaan yang kami rasakan berdua. Alunan biola malam itu, semakin menambah suasana romantis.

Saat ini, rasanya dunia hanya milik kita berdua.

Malam ini, seakaan hanya milikku dan Taeyang seorang….

“Namun, apakah ini mimpi? Kalau ini mimpi, kuharap takkan ada orang yang akan membangunkanku”

PART GD

Di balkon Apartement…

Ji Yong tengah duduk santai dibawah cahaya rembulan.

Ia memutar-mutar ponselnya, menunggu panggilan dariku karena biasanya setiap acara makan malam, aku selalu gagal.

Aku pasti akan selalu menghubunginya ketika acara sudah selesai. Namun malam ini, aku tak meneleponnya.

Sinar rembulan yang memantul pada gantungan ponsel yang kuberikan untuknya, memperlihatkan raut kecewa di wajahnya. Dan fotoku yang ia jadikan wallpaper di ponselnya, nampaknya akan menjadi sedikit hiburan untuk hati nya yang sedang merasa kalut.

Benar-benar tak ada telepon masuk dariku, malam itu.

“Nampaknya malam ini kau berhasil, Dara.” Ujarnya lirih, dan tak terasa angin malam membawanya untuk terhanyut tidur dibawah sinar rembulan.

I LOVE BOTH

FANFIC

“I LOVE BOTH”

Created by : admin TOP 🙂

Cast : TOP and G-DRAGON (BIGBANG)

[ NB : pembaca akan menjadi tokoh  “Jung Mi Na”]

 

“Brukkk”

Kujatuhkan tubuhku diatas tempat tidur. Ingin rasanya aku menangis, mengetahui bahwa ayah dan ibu lagi-lagi tak bisa menemani saat saat liburanku. Tiket wahana barusan kudapat, tapi ada kabar dari ayah bahwa beliau tak bisa menemaniku liburan.

Kuambil boneka beruang yang berada didekat kepalaku, kuremas kencang boneka itu. Perasaan kesal,sedih jadi satu. Hingga akupun akhirnya merasa lelah sendiri, dan tanpa terasa akupun tertidur hingga keesokan hari.

Paginya…

suara alarm dikamar membangunkanku. Hawa malas untuk bangun masih menyelimutiku, namun tiba-tiba aku ingat akan hari ini.

“Seharusnya hari ini aku pergi bersenang-senang di wahana dengan ayah dan ibu” Gerutuku.

***

Perasaan semalam kurasakan kembali, kutendang-tendang bantal dan guling yang ada disekitarku hingga semuanya terjatuh kebawah. Sesaat aku terdiam, berfikir untuk mengendalikan amarah. Ada sekitar lima menitan aku terdiam, hingga akhirnya aku bangun dari tempat tidur mengambil pita rambut yang ada dilemari rias dekat tempat tidurku dan mulai kukucir rambutku.

“Blaamm” bunyi suara pintu kamar yang sedikit kubanting.

aku berjalan menuju telepon yang ada diruang tengah dan mengecek apakah ada pesan untukku yang masuk semalam. Setelah aku check, ternyata tak ada pesan untukku, akupun segera berjalan menuju kamar mandi untuk segera mandi.

“Ponsel, sudah. Tiket,sudah. Uang, juga sudah.. Hmmmm nampaknya semua sudah komplit untuk kubawa” gumamku yang sedang bersiap-siap.

Sekali lagi aku bercermin merapikan rambut sejenak,setelah merasa  beres akupun segera melangkah keluar. Kukunci pintu rumah, kulangkahkan kaki ini menuju ke Stasiun.

Hari ini, aku positif pergi sendirian ke wahana itu. Kubuka kembali ponselku, berharap ada kabar gembira dari ayah namun sepertinya harapanku tak terkabulkan. Tak ada pesan masuk, ataupun panggilan yang masuk untukku.

Kini, aku sudah sampai didalam kereta.

Kugenggam erat-erat tiket kereta yang sudah kubeli.

Kereta hari ini nampak dipadati oleh banyak orang, aku sampai khawatir apakah aku akan mendapatkan tempat duduk karena perjalanan menuju wahana bisa dibilang cukup jauh dan akan cukup melelahkan jika sepanjang perjalanan aku harus berdiri karena tak dapat tempat duduk.

Nampaknya ada petugas kereta yang memahami kekhawatiranku, ia mendekatiku dan menanyakan padaku .

Lalu dia menunjukkanku jalan, dan berharap aku mengikutinya. Sampailah disebuah kursi, dimana disana ada dua orang pria disitu.

Yang satu, pria dengan tubuh kecil yang sepertinya sedang asyik mendengarkan lagu yang mp3 player yang ia letakkan disaku celana. Dan yang satunya lagi, pria tersebut terlihat  lebih besar dari pria kecil yang berada disampingnya, pria itu mengenakan suits berwarna abu-abu dan ia sedang asik  membaca majalah.

Namun, ada jarak duduk diantara mereka berdua. Petugas kereta menyarankan agar aku duduk ditengah-tengah mereka karena sebentar lagi kereta akan berjalan. Akupun mengiyakannya, agak canggung memang karena aku duduk diantara dua pria yang tidak aku kenal.

Kugeledah isi tasku, aku mencari mp3 player agar perjalanan dikereta nantinya tak terasa membosankan.

Tiba-tiba saja tubuhku tersentak, rem yang diinjak sang masinis begitu mengejutkan para penumpang yang ada didalam kereta, tak terkecuali aku. Gara-gara peristiwa tadi, pria kecil yang ada disebelah kiriku terjatuh dipundakku. Akupun kaget, kutolehkan kepalaku kearahnya namun ternyata ia tertidur. Aku berusaha membetulkan posisinya kembali.

“Percuma saja jika kau membetulkan posisinya. Nanti dia juga akan jatuh lagi kepundakmu” ia menutup majalah yang sedang dibacanya

“Kau mengenalnya?”

“Ya..” jawabnya

Baiklah, aku turuti perkataan pria itu. Kubiarkan setidaknya satu jam ia berada dipundakku.

“Siapa?” Suara pria besar yang ada disebelah kananku, mengagetkanku.

“Maaf,apa?” tanyaku dengan raut wajah bingung.

“Namamu,siapa? Boleh aku tahu?” Pria itu menjulurkan tangannya kepadaku

“ Jung Mi na”  kubalas jabatan tangannya.

“Oh..kau asli orang Korea ?”

“Memangnya kenapa?” aku mengerutkan alis.

“Ahh..tidak, hanya saja kau tak terlihat seperti orang Korea.”

Aku menunjuk kearah mataku, ia mengangguk. Aku memang memiliki mata seperti layaknya orang Eropa. Ibuku orang perancis, jadi mata biru ini kudapat dari ibuku. Nampaknya, ia mengerti mengenai apa yang barusan aku jelaskan tadi.

“Kau?”

“Aku orang Korea, juga”

“Bukan, maksudku namamu. Aku belum tahu siapa namamu?”

“namaku, TOP”

“Hah ? TOP ? nama apa itu ? namamu dalam sebuah kelompok genk ? Hahahaha, itu sangat terlihat konyol. Ayolah,serius sedikit denganku..”

aku yakin itu bukan nama asli. Tapi, tunggu dulu !

kenapa dengan santainya aku menyebutkan nama asliku?  Aku jadi teringat kata-kata ayah yang menyuruhku untuk jangan terlalu akrab dengan orang yang baru kukenal. Dia saja tak menyebutkan nama aslinya, kenapa kusebutkan nama asliku?

“BODOH, MINA! KAU BODOH ! “ teriakku dalam hati

“Apa aku terlihat seperti ketua genk ? Hah..” ia mendesah

“Itu memang bukan nama asliku” lanjutnya sambil tersenyum

“Lalu siapa nama aslimu ?”

Ia hanya tersenyum dan menggeleng. Aku mulai merasa khawatir, Oh Tuhan ! Lindungilah perjalananku kali ini. Selamatkan aku sampai tujuan, doaku dalam hati.

“Kau mau kemana?” lagi-lagi ia mulai mengajakku berbicara.

“Aku ingin pergi ke wahana.”

“Sendiri?”

Akupun mengangguk perlahan.

“Ayah dan ibumu ?”

Aku menggeleng .

“Boleh aku mendengarkannya juga?” ia menunjuk kearah mp3 playerku.

“Oh..baiklah, ini satu untukmu.”

Kulanjutkan percakapan,

“Ayah dan ibu lagi-lagi tak bisa menemaniku. Jadi aku pergi sendiri, percuma kalau tiket yang sudah susah payah kubeli harus terbuang percuma.” Jawabku lirih.

Ia terdiam mendengar ceritaku sambil tetap memandangiku.

“Apakah ini hari ulang tahunmu?”

Aku menoleh kearahnya dengan raut wajah kaget. Seperti dapat tamparan keras, aku segera membuka ponselku untuk melihat kalender. Namun, ketika ponsel kubuka ada pesan masuk dari ayah. Beliau mengucapkan permohonan maaf dan mengucapkan selamat ulang tahun untukku. Dan setelah kulihat harinya, aku semakin terbelalak. Ternyata ini adalah hari ulang tahunku, dan akupun tak menyadarinya.

Aku segera  menoleh kearah TOP

“Iyaa..hari ini ulang tahunku. Darimana kau tahu?”

Ia tak menjawab perkataanku, perlahan ia mendekat kearahku, dan mendekatkan bibirnya ketelingaku sambil berkata

“Selamat ulang tahun, Nona cantik.”

Bisikkannya begitu lembut ditelinga. Seolah-olah membuat dunia berhenti bergerak. Namun, seketika itu suasana romantic jadi hancur karena suara tawa yang ia keluarkan setelah membisikiku.

“Jangan terlalu serius,seperti itu.” Katanya, sambil terus tertawa melihatku.

Kupukul dia sekencang-kencangnya. Setidaknya, dari tadi dia tahu aku begitu tegang dan berkat dia suasana tegang dalam diriku lama-lama mulai berkurang.

Tanpa terasa sudah satu jam lamanya, pengumuman untuk segera turun ke stasiun berikutnya juga barusan kudengar.

Bergegas kurapikan isi tasku, yang sempat kukeluarkan tadi karena TOP penasaran dengan isi tas yang kubawa.

“Terima kasih sudah menemani perjalananku, nampaknya kita harus berpisah disini. Aku akan segera turun disini. Semoga kau selamat sampai tempat tujuanmu.” kukatakan kepadanya sambil merapikan tasku.

Setelah semuanya sudah beres,akupun beranjak untuk bangun . Aku lupa,bahwa daritadi pria kecil tersebut bersandar dibahuku. Kepalanya terjatuh membentur kursi penumpang.

“Aww…” Pria kecil itupun terbangun dari tidurnya. Ia membuka kacamatanya, dan melihat kearahku. Matanya yang sipit dan merah karena bangun tidur begitu terlihat jelas. Kemudian, ia memakai kacamatanya kembali.

“Maafkan aku,maafkan aku. Mari sini kubantu”

Namun pria tersebut enggan untuk dibantu. Masinis telah memberhentikan keretanya. Gerbong keretapun sudah dibuka, setelah meminta maaf kepada pria kecil itu, aku segera mengikuti kerumunan penumpang lainnya yang hendak menuju keluar.

“Siapa nama gadis itu,hyung?” Tanya pria kecil tersebut.

“Mina”

“Ayo,segera rapikan barang-barangmu. Kita akan segera turun” perintah TOP, terhadap pria kecil itu.

***

“Hahhh…” desasku ketika sampai di wahana itu.

“Semua pergi bersama keluarga, ada yang dengan kekasihnya, ada yang bersama teman-temannya” sambil melihat-lihat pengunjung yang hadir di wahana tersebut.

Kumainkan tali ransel kecilku, aku masih bingung ingin bermain diwahana apa. Tiba-tiba ada suara yang mengagetkanku.

“Hei,mina ! kau harus tanggung jawab”

Kubalikkan badan ini menuju kearah suara yang memanggil namaku. Namun aku tak menemukan sosok orang yang telah memanggil namaku itu. Namun tiba-tiba secara mengejutkan TOP, dan pria kecil itu  sudah ada disebelahku. Langkah kakipun terhenti, kupandangi pria kecil itu dengan raut heran. Pria kecil itu melepaskan topi yang sedang dikenakannya dan memasangkannya diatas kepalaku serta merapikan rambutku. Aku hanya terdiam memandangnya.

“Kenalkan, namaku Jiyong”  ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum.

Oh,tuhan ! Ini bukan mimpi kan ? kenapa lagi-lagi dunia seakan-akan berhenti berputar. Aku berada diantara dua pria yang barusan kukenal, namun entah mengapa mereka begitu berkharisma. Lantas, apa yang membuat kita bertemu kembali ? Inikah takdir ?

“Kita akan naik ke wahana yang mana ?” Tanya top, entah hanya kepadaku atau kepada jiyong juga.

“Jetcoster, yeahhh ! “ Teriak jiyong dengan semangat.

“Hei..apa apaan ini? Apa maksud kalian?”

“Kami berdua akan menemanimu seharian di wahana ini Nona Mina” ucap Jiyong disusul dengan anggukan TOP.

“Apapun yang kau inginkan akan kami kabulkan. Dan, satu lagi…”

“Apa?”

“Selamat ulang tahun, Mina” kecupan dipipi yang diberikan oleh Jiyong membuat darah ku seakan berhenti beredar. Perasaanku kacau saat ini karena kehaadiran mereka berdua.

Aku ingin menangis rasanya, karena  saat ini aku tak sendirian. Aku tak kebingungan lagi ingin naik wahana yang mana. Aku tak akan berpura-pura bahagia dihadapan orang-orang yang lalu lalang dihadapanku.

“Terima kasih” ujarku lirih, entah mereka mendengar atau tidak. TOP segera merangkulku, dan segera mengajak untuk menuju ke wahana jetcoster.

“Mina, apa kau suka naik jetcoster?”

“Aku sangat suka.”

Mendadak, airmata ini keluar secara perlahan. Air mata bahagia, karena setidaknya dihari ulang tahunku aku tidak kesepian. Terima kasih, Tuhan. Engkau sudah menurunkan malaikatmu untuk menemaniku dihari ulang tahunku ini.

Sesampainya di wahana jetcoster..

Semua penumpang sudah duduk dikursi masing-masing, tinggal kursi paling depan dan barisan kedua yang masih kosong. Penjaga wahana jetcoster,segera mempersilahkan kami untuk menduduki tempat ini.

“Aku tak akan membiarkan wanita duduk sendirian.” Ucap jiyong.

“Baiklah kalau begitu. Aku ada dibelakangmu” jawab TOP

Jiyong mempersilahkanku untuk duduk, kemudian ia menyusul untuk duduk disebelahku. Orang-orang yang naik wahana Jetcoster melihat kearah kami semua.

“Apa kami terlihat begitu mencolok? Sehingga orang-orang melihat kami bertiga? Atau karena kami duduk dibarisan paling depan? Jadi kami menjadi pusat sorotan seperti ini?” Gumamku dalam hati.

Setelah selesai mengenakan sabuk pengaman, wahana pun segera dijalankan. Semua penumpangpun mulai berteriak. Laju jetcoster semakin cepat, aku dan jiyong semakin bersemangat. Namun,ketika posisi jetcoster sedang berada dipuncak tiba-tiba saja secara mengejutkan jetcoster tersebut  berhenti.

“1..2..3…. Akan terjadi suatu sensasi” ucap jiyong.

Dan benar saja, jetcoster tiba-tiba turun dan berjalan mundur dengan kecepatan kencang. Semua penumpang berteriak histeris, tak terkecuali jiyong

“Minaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”

Aku menoleh kearahnya, dan bergantian untuk berteriak sekencang-kencangnya

“Jiyongggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg”

Ketika wahana sudah berhenti, akupun melepaskan sabuk pengaman.

“Wuuooooo” teriak jiyong puas, disampingku.

Aku tertawa melihatnya.

“Hei, kenapa kau tadi meneriaki namaku?” tanyanya sambil membantuku turun.

“Kau juga , tadi memanggil kenapa meneriaki namaku?”  Ia juga balik bertanya kepadaku.

Tiba-tiba mataku tertuju oleh sebuah wahana, sebuah perahu yang melintasi medan seperti air terjun.

“Ayo kita kesana! ” pintaku kepada mereka berdua.

Mereka berdua terdiam sejenak, kemudian top berkata

“Apa kau membawa baju ganti?”

Aku menggeleng..

“Lihat!” ujar top sambil menujukkan tanganya ke wahana yang kutuju.

“Kalau kau naik itu, bajumu pasti akan basah. Sekarang… kau mau naik itu, kalau bajumu basah bagaimana? “ lanjutnya

“Basah ? Ya, tak masalah.” Jawabku enteng

“Bukan begitu. Kau ini perempuan, jika bajumu basah otomatis nanti bentuk badanmu akan mudah terlihat oleh orang. Aku dan jiyong tak menginginkan hal itu terjadi,mengerti.” Ucapnya.

Sejenak TOP mengingatkanku pada ayah. Ia juga begitu, ia takkan rela membiarkan sesuatu yang nantinya akan terjadi padaku. Sosok lembut yang selalu ingin melindungi seseorang dengan tulus. Aku bisa membaca  kelembutan hatinya.

“Begini saja..” jiyong pun membuka suara

“Nanti kita sama-sama membeli baju setelah ini? Bagaimana ?”

AHA ! itu ide yang bagus, pikirku. Akupun mengiyakan perkataan jiyong.

Terlihat top sedang berfikir sejenak, kemudian ia mengiyakan saran dari jiyong. Aku dan jiyong pun terlihat senang.

Kami berjalan bertiga menuju wahana selanjutnya.

Jiyong menggenggam tanganku, sambil terdengar bernyanyi nyanyi kecil. Suaranya indah ketika bernyanyi. Top berjalan disebelahku, namun ia tak menyentuh tanganku. Mungkin, tadi ketika menuju wahana jetcoster ia telah merangkulku, sekarang gantian jiyong yang bertugas untuk menjagaku.

Fantasikupun mulai bermain, berkat kedua pria ini.

Aku sedang menunggu kehadiran jiyong yang katakannya mau membelikan baju untukku sejenak. Kini kami berdua menunggunya didepan pintu masuk kamar mandi. Badan kami bertiga basah semua, TOP menyarankan agar aku segera mengganti bajuku.

“Ayah…”

Tanpa sadar aku memanggil ayah. TOP menoleh kearahku..

“Aku rindu ayah dan ibu.. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya. Suasana piknik yang kurasakan sampai umurku menginjak 7 tahun, kini tak pernah kurasakan lagi. Aku selalu mengidolakan ayah, semua nasehat; kata kata ayah yang diucapkan melalui telepon selalu kuingat dan kujalani baik-baik. Dan Ibu, aku sangat merindukan masakan buatannya.. Tapi sekarang, aku tak pernah lagi merasakan masakannya. Sampai sekarang, masih kusimpan foto kita bertiga didalam dompet.. Aku bangga menjadi anak ayah dan ibu…

Aku sangat rindu dengan mereka”

Tangisanku pun meledak, tubuhku gemetar akibat tangisanku yang kuluapkan semua. Selama ini, perasaanku selalu kupendam dan entah kenapa ketika berada disamping TOP rasanya aku ingin menceritakan dan meluapkan semuanya.

TOP berjalan mendekat dan merangkulku.

“Mereka juga pasti rindu terhadapmu. Percayalah” ucapannya begituterdengar lembut.

Ia semakin mengingatkanku pada ayah. Terakhir kali ayah mengusap-usap rambutku ketika aku berulang tahun diumur yang ke 7. Aku tak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini lagi, namun hari ini. Dihari ulang tahunku, aku mendapatkannya kembali..

Aku benar-benar senang….

“Hei..kalian berdua sedang apa?”  suara Jiyong mengagetkan kami berdua. TOP melepaskan pelukannya, akupun berusaha mengusap airmataku.

“Mina kau menangis?” Jiyong bertanya, sambil memandangi wajahku. Raut wajahnya terlihat khawatir.

“Aku tak apa-apa”

Ia menoleh kearah TOP untuk meyakinkan semuanya. TOP pun mengangguk, kemudian raut khawatir dari wajahnya perlahan hilang.

“Ini baju untukmu. Pakailah”  Aku menerima baju yang ia berikan. Aku meninggalkan mereka berdua dan mulai masuk ke kamar mandi.

Setelah aku selesai berganti baju, aku dikejutkan dengan kerumunan orang yang ramai sekali didepan pintu masuk kamar mandi. Kulihat, semua kerumunan itu adalah wanita.

Tiba-tiba ada yang menarik tanganku, ia menarikku untuk menembus kerumunan. Aku tak bisa melihat sosoknya. Sesak,sempit dan tak leluasa itulah perasaan yang kurasakan ketika aku berlari didalam kerumunan.

Setelah beberapa meter kami berlari, aku baru bisa melihat sosok yang menarik tanganku tadi. Ternyata mereka berdua TOP dan Jiyong.

TOP mengenakan jaket hitam dibadanku. Belum sempat aku menanyakkan alasannya, Jiyong kembali menarik tanganku untuk berlari. TOP ada disamping kami, kulihat kearah belakang dan aku terkejut bahwa kami dikejar oleh kerumunan yang tadi aku lihat didepan pintu masuk toilet.

Puluhan wanita belari dan berteriak memanggil nama “GD&TOP”

Tunggu ! Sebenarnya, siapa mereka berdua?

“Sebentar lagi pintu gerbang. Apa kau sudah meneleponnya?” teriak jiyong.

“Sudah.. Nah, mobil hitam yang disana? Kau melihatnya? Kuharap dia melihat kita dan segera membuka pintu mobilnya.”

Pintu gerbang berhasil kita lewati, namun kerumunan wanita itu tetap saja mengejar Dan, Happ!

Kami bertiga berhasil masuk kedalam mobil.

“Sebenarnya siapa kalian?” dengan nafas yang masih terengah-engah kutanyakan pertanyaan ini pada mereka.

Malam itu, aku dengan selamat diantar pulang dengan mereka berdua.

Entah mengapa rasa penasaranku lebih besar daripada rasa lelah yang kudapatkan hari ini. Kubuka segera laptopku, aku segera mencarinya di google kuketik nama yang selama ini membuatku penasaran “GD&TOP”

Aku tercengang ketika menemui hasil yang kudapatkan..

ONCE WEEKS AGO…

“Sayang, sudah belum? Ayo, ayahmu hampir tua karena begitu menunggumu” teriak ibu dari luar kamar.

Aku hanya bisa tertawa mendengar lelucon dari ibu.

Hari ini, aku akan berjalan-jalan dengan ayah dan ibu. Ayah telah menunggu didalam mobil, dan ibu bertugas untuk mengambil paksa aku. Hahahahaha, aku senang ketika mendengar lelucon mereka berdua. Ayah memang sengaja mengambil libur, katanya ini semua untuk mengganti ketidak hadiran ayah dan ibu dihari ulang tahunku seminggu yang lalu.

Akupun keluar dari kamar.

“Tapi sebelumnya, aku mau diantarkan terlebih dulu dibandara. Aku harus mengantarkan temanku. Hari ini jadwal keberangkatannya.”

“Untuk itukah kau berdandan dengan cantik ? Oh… Mina kau sudah tumbuh dewasa, kau terlihat cantik,sayang.” Puji ibu sambil memelukku.

“Ibu mau tau, siapa pria itu? Ayo kenalkan pada ayah dan ibumu ini?”

“Ahh..ibu..tidak, kita hanya berteman. Tidak, aku tak mau mengenalkannya pada ibu, nanti ibu pasti akan tertarik pada temanku itu.. nanti bisa bahaya,bu. Hahahaha”

“Setampan apa orangnya? Apa melebihi tampannya ayah?”

Kami terus bercanda disepanjang jalan, hingga kulihat ayah melambaikan tangannya dari dalam mobil.

Aku menatap langit

“Cepat sekali, TUHAN. Hari ini aku akan berpisah dengan dua malaikat itu.. Kuatkan hatiku nanti, ketika aku mengantarkan mereka  dibandara.”

Kucium lembut, jaket hitam yang kugunakan hari ini.

Hari ini..

kukenakan semua topi, baju dan jaket yang diberikan mereka kepadaku dihari itu. Agar, mereka selalu ingat akan  kenangan kita yang terjadi bersama dihari ulang tahunku.

-THE END-