You Da One

Gambar

“You Da One”

Created by : admin TOP 🙂

Cast : Taeyang, Sandara Park, and G-Dragon

[ NB : pembaca akan menjadi tokoh “Sandara Park” ]

Tolong dibaca and diberi coment ya say :)

bila ada kesamaan nama atau alur cerita, mianhada….

Fanfic ini udah mimin buat setaun yg lalu loh :) (ah, mimin ah..nulisnya setaun yg lalu mulu) *eh..emang say, ini kumpulan fanfic karya mimin yg terpendam sejak setaun yg lalu dan baru admin publish in saat ini :D*

*Fanfic ini udah tidur selema setaun loh :p* udah ah becandanya ^^

Happy Reading, ya dear ^^ ***

Jam ditangan menunjukkan pukul 23.30 KST, namun hari ini entah mengapa aku sangat merasa lelah.

Aku Sandara Park seorang penyiar radio di salah satu radio di korea. Jam siar ku dari jam delapan malam sampai jam dua belas malam (waktu korea). Saat ini sedang diputar lagu, jadi aku bisa istirahat sejenak menatap jalanan didepan gedung tempat aku bekerja yang secara perlahan terlihat sepi.

Aku memang suka seperti ini, sambil meneguk kopi favorite bahkan tak jarang aku terhanyut dalam sebuah lamunan. Namun, sebelum aku terjun bebas didalam lamunanku sang operator pasti telah memanggilku, menyuruhku untuk segera stand by ke program radio yang sedang aku jalani.

Namun, hari ini sungguh berbeda dari biasanya. Aku begitu merasa lelah, aku sering menghela nafas. Mungkin, ini terjadi karena kedatangannya di tempat kerjaku sejam yang lalu.

“Hal ini terjadi lagi.” Desahku.

Ya, peristiwa mati lampu kembali terjadi. Diantara penyiar lainnya, aku yang paling sering merasakan mati lampu didalam studio. Biasanya temanku yang posisinya sebagai staf kantor akan menyuruhku untuk tetap berada di tempat dan benar saja,

“Dara, kau ada disana?”

“Iya, seperti biasa.”

“ Baiklah, kau tetap disana. Aku akan memanggil teknisi dulu, kalau ada apa-apa segera hubungi aku.”

Kemudian dia menutup pintu ruangan dan pergi.

Didalam studio benar-benar gelap, tak ada benda yang bisa kulihat kecuali jam tangan yang kugunakan.

“Krrrrrrrrrkkk” suara pintu studio yang dibuka seseorang tiba-tiba mengejutkanku

“Ji Yong? Apakah itu kau?”

aku mencoba memastikan apakah dia Ji Yong, temanku sekaligus orang yang selalu mencemaskanku ketika lampu di kantor ini mati.

“Bukan. Aku hanya ingin mengambil topiku yang tertinggal, bolehkah aku menyalakan ponsel disini? Aku butuh cahaya untuk mencari topiku.”

Seketika itu ia langsung menyalakan ponselnya. Sinar ponselnya menerangi wajahnya, kini aku bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Aku berada persis di depannya, jadi dia juga tentu dapat melihat tubuhku yang bediri didepannya.

Kemudian ia langsung mengarahkan ponselnya kearah sofa yang berada disampingnya. Tak butuh waktu yang lama, topi yang dia cari berada diatas sofa itu. Ia mengambilnya dan langsung memakainya kembali.

“Apa sebaiknya aku masukkan ponsel ini kedalam saku celanaku? atau tetap kubiarkan seperti ini, agar kita dapat melihat jelas satu sama lain?”

“Terserah, kau saja.” Di luar dunia kerja ku, aku masih menyimpan luka dengan orang ini.

“Sandara, kau masih marah kepadaku?”

“Untuk apa aku marah kepadamu? Memikirkanmu saja aku sudah tak sudi.”

“Dara, aku minta maaf..sungguh…”

“Kau tidak bersalah, jadi tak perlu minta maaf. Aku yang telah terlalu ikut campur dalam urusanmu. Lupakan masalah itu.”

“Kau suruh aku untuk melupakan kejadian itu, Dara ? Namun, sikapmu didepanku masih seperti yang dulu? Kau yang membuatku untuk tak bisa melupakannya.”

“Aku? Kau bilang aku ? Kau masih sama seperti yang dulu, kau selalu menyalahkanku. Semua ini salahku dan kau selalu yang benar.”

Emosi ku terhadapnya benar benar tak tertahankan, kepalaku rasanya mau pecah, mendadak dada ini juga merasa sesak.

Namun, pria ini meraih tanganku dan segera merangkulku

“Dara, maafkan aku. Kali ini aku tulus meminta maaf kepadamu, dulu sungguh aku tak bermaksud berkata seperti itu. Perasaanku sedang kacau, peristiwa berpisahnya ayah dan ibu masih belum bisa aku terima. Dan kau pihak yang seharusnya tak terluka, malah menjadi terluka karena aku. Selama ini aku mencarimu keberadaanmu Dara, aku mengunjungi rumahmu namun katanya kau sudah pindah. Dan aku mendapatimu malam ini, setelah sekian lama aku mencarimu.”

Ia tak tahu bahwa diam-diam air mata ini telah keluar.

“Kenapa kau selalu beginikan aku, Taeyang” akupun menangis dipelukannya.

“Ayo, kita keluar.” Mendadak ia menarik tanganku.

“Hei, ditengah suasana mati lampu seperti sekarang ini? Apa kau gila ? lagi pula acaraku belum selesai. Taeyang, lepaskan !” perintahku tapi dia enggan mengabulkannya, ia tetap menarik tanganku.

Menuruni tangga ruangan, kami berpapasan dengan Ji Yong yang sepertinya  ingin memberiku penerangan padaku, ya seperti yang dia lakukan ketika mati lampu sedang terjadi.

“Hei, Ji Yong. Aku pinjam dulu penyiarmu ini, aku hanya ingin reunian sebentar  dengan penyiarmu ini.” Sambil berlalu Taeyang mengucapkan itu kepada Ji Yong.

“Ji Yong” jeritku. Tapi nampaknya dia belum sadar kalau aku sudah ditarik paksa oleh Taeyang.

***

 

“Sudah tiba” ujar Taeyang sambil  memberhentikan mobilnya, ditempat yang pernah kita kunjungi berduda 10 tahun yang lalu.

Ia keluar dari mobil, dan membukakan pintu mobil untukku. Sebuah lapangan baseball yang memang terbuka untuk umum. Dulu, aku sering menemaninya bermain baseball yaa tentu aku tidak ikut bermain, aku hanya duduk memandanginya di bangku penonton.

Kini, kami berdua mengunjungi tempat ini kembali. Lapangan itu memang sudah terlihat sepi, ia berlari menuju tengah lapangan aku memandanginya dari dalam mobil.

Ia berdiri persis di bawah lampu lapangan, ia begitu terlihat bersinar. Tak berapa lama ia tersenyum kepadaku, dan ia sudah mulai terhanyut oleh suasana tempat itu tanpa sadar ia menari dibawah cahaya lampu. Aku masih memandanginya dari dalam mobil.

“Dia begitu terlihat sempurna ketika menari. Ia begitu bersinar.”

Karena semakin tak tahan, akhirnya akupun menyusulnya ke tengah lapangan.

Aku berjalan pelan menuju kearahnya, namun tubuhnya masih terus menari dengan indahnya. Tiba-tiba, ia berlutut didepanku dan itu membuatku kaget, ia melepas topinya dihadapanku.

Kuberikan tepuk tangan khusus untuknya, karena ia benar-benar keren.

“Kuanggap itu suatu penghargaan dari fansku yang benar-benar special.” Ujarnya.

Kuulurkan tanganku, untuk membantunya berdiri. Dan ia meraih tanganku.

“Sebentar, jangan bergerak.” Sontak aku langsung mematung ketika ia berucap seperti itu. Apa yang akan terjadi padaku? Oh, pikiranku sudah melayang kemana-mana.

Tangannya mengarah ke wajahku, akupun menutup mata ini , siapa tahu ada kejadian yang akan terjadi selanjutnya. Yak, dia mulai menyentuh wajahku dan oh, tidak ! kenapa dia tak berhenti ? Kenapa tangannya tidak berhenti tepat di wajahku ?

akupun segera membuka mata. Aku melihat kearah benda yang ia maksud,  sepertinya ia tak berniat untuk menyentuh wajahku.

Tangannya tertuju pada sebuah benda yang tepat berada dibelakang kepalaku, sebuah pamflet  yang tertempel di tiang lampu. Posisiku berdiri saat ini adalah didepan tiang tersebut.

Ia segera melepas pamphlet yang sudah tertempel di tiang lampu tersebut, akupun mendekatinya untuk mengetahui apa isi dari pamflet tersebut.

“Segera Kirimkan Video Teromantis kamu dan pasangan kamu. Yang paling teromantis akan mendapatkan paket Diner di tanggal 14 Februari. Ayo segera buat, dan kirimkan lewat e-mail yang tertera dibawah ini !

Hadiah romanris yang lainnya juga akan menyusul untuk kamu, SI PEMENANG !”

Taeyang seketika itu langsung menoleh kearahku sambil tersenyum.

“Oh,tidak!”

“Ayolah, Dara. Aku ingin kita jadi pemenangnya. Aku akan ambil handycam didalam mobilku, setelah aku kembali kau harus sudah siap. Oiya,jangan lupa.” Ia langsung merapikan rambutku

“Orang-orang harus mengetahui bahwa kau ini cantik.”

Setelah itu dia langsung berlari menuju mobil.

***

Seminggu kemudian,

Aku menemukan inbox di emailku,

To : Sandara

Aku pihak dari lomba yang telah kau ikuti bersama pasanganmu itu, kau dan pasanganmu dinyatakan menang dalam lomab ini. Untuk itu diharapkan kau dan pasanganmu harus datang Jam 1 siang nanti di café “ Paradise Island”. Aku menunggu kehadiran kalian berdua.

Kulirik jam ditanganku, jam menunjukkan pukul 10 pagi, masih ada beberapa jam waktuku untuk kesana.

“Dara?” suara Ji Yong mengagetkanku. Aku sedang berada diruangan kantor, ia membawakan secangkir kopi untukku, akupun menerima nya.

“Ada inbox apa di e-mailmu? Dari penggemarmu lagi?” kata Ji Yong sambil menyeduh kopi miliknya.

“Bukan, seminggu yang lalu aku ikut lomba video teromantis, dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah dinner di malam valentine nanti. Dan…”

“Dan kau jadi pemenangnya, begitu?”

Aku pun mengangguk.

“Oh, iya. Peristiwa mati lampu yang kemarin itu, apa benar kau pergi dengan Taeyang ? Sebab, aku seperti mendengar suaranya berucap seperti ini..”

“Sssstttt….” Aku menyuruh Ji Yong untuk tidak melanjutkan kalimatnya.

Ji Yong segera mengambil tas milikku yang ada disebelahnya.

“Ini, ayo cepat pergi. Ini kesempatanmu” Ji Yong  segera menyuruhku untuk segera pergi.

Ji Yong  mengetahui apa yang menjadi masalahku dengan Taeyang sepuluh tahun yang lalu, jadi kali ini dia benar-benar mendukungku.

Ditengah perjalanan, aku mendapati Ji Yong mengirimkan pesan kepadaku

To : Ji Yong

0163228xxx

Selamat bersenang-senang, yaa . Kalau terjadi apa-apa segera hubungi aku, aku pasti akan segera datang . Ingat, hubungi aku !

Aku tersenyum membaca pesan dari nya.

Ji Yong memandangiku yang setengah berlari menuju halte dari jendela ruangan kerja nya.

***

 

Di dalam bus,

Lagu milik Taeyang ‘I Need A Girl’ menemaniku selama di perjalanan. Aku memandang kearah jendela bus, kuingat peristiwa sepuluh tahun yang lalu.

*FLASHBACK*

Aku datang ke rumahnya dengan menggenggam 2 buah tiket nonton. Namun, apa yang kulihat tidaklah tepat waktu. Ayah dan Ibu nya sedang bertengkar, aku melihat Taeyang berlari menuju ke luar, aku mengejarnya. Kejadian ini begitu mendadak, cukup jauh ia berlari hingga aku kelelahan karena mengejarnya.

Ternyata ia mengetahui kalau aku mengikutinya, kemudian ia pun berhenti. Aku yang berlari dibelakangnya pun juga berhenti.

“Dara. Sudah jangan ikuti aku, jangan berusaha untuk menghiburku. Aku tidak selemah yang kau bayangkan, kumohon pergilah Dara…”

“Taeyang….”

“Sudahlah, Dara. Kalau kau terus membantuku, aku takut jika aku tak mampu membalas kebaikanmu, kelak. Aku ini laki-laki, Dara..”

Kemudian ia melanjutkan langkahnya, dan ia masih tetap terus berlari. Di tikungan itu, tubuhnya menghilang. Aku tak mampu untuk mengikutinya lagi, aku berjalan tanpa semangat menuju rumah. Kusimpan dua tiket yang sebenarnya ingin kuberikan untukknya.

Seminggu kemudian, aku mendengar bahwa orang tua nya bercerai. Semenjak itu, aku tak pernah melihat sosoknya lagi.

*FLASHBACK END*

Dan beberapa tahun kemudian, pekerjaanku sebagai Penyiar Radio mengenalkanku pada kehidupan baru nya. Ketika pertama kali aku mengetahui keadaanya, perasaanku campur aduk senang, sekaligus sedih dan rasa marah masih berkecamuk.

Belum selesai aku mengenang semua nya, ponselku tiba-tiba bergetar. Kudapati sebuah message, dan segera kubuka message tsb

From : Tae Yang

0164450xxx

Dara, aku sudah bertemu dengan pihak lomba tsb.

Kata nya, kau harus tiba nanti jam 7 malam di restoran “Moonlight”. Dan kaulau kau sedang berada diperjalanan, mampirlah ke butik “Soft”. Aku sudah bilang kepada staff nya untuk melayani mu, kau bisa memilih gaun dan aksesoris lainnya di butik tersebut. Butik tsb sudah aku sewa, untukmu.”

“Hah! Apa ini, kebaikan yang kau balas untukku? Dulu, aku melakukan ini karena aku menyukaimu, Taeyang”  Desahku..

Kulangkahkan kaki menuju meja yang sudah dipesan, semua tamu memandangiku.

Ketika aku sampai di butik tsb, aku tertarik dengan gaun yang terpajang didepan butik. Warna biru nya telah menyilaukan mataku. Dan malam ini, gaun itulah yang aku gunakan. Kapan ya, terakhir kali aku berdandan seperti ini?

***

Dari kejauhan aku dapat memandang seorang laki-laki yang sudah duduk di meja yang terletak di pojok ruangan.

Kakiku melangkah kearah meja tsb. Ia tersenyum menyambutku, jas hitam yang dia kenakan kini tampak nyata, karena biasanya aku hanya melihatnya dengan jas hitam lewat kumpulan video nya yang aku miliki.

Aku memang selama ini, secara diam-diam mengoleksi  video nya, entah music video nya atau konser-konser nya. Ketika aku merindukannya, aku pasti akan menonton video itu.

“Kau begitu cantik.” Kata kata itulah yang muncul pertama kali ketika ia menyambutku.

“Terima kasih.” Akupun segera duduk di kursi yang telah ia sediakan.

“Kau mempunyai selera yang bagus.”

“Ini seperti, mimpi bagiku.” Lanjutnya

“Aku bisa berada di satu meja makan denganmu…”

“Sebenarnya, aku telah menolak hadiah tersebut. Aku menemui pihak acara, dan menyuruhnya untuk memberikan hadiah tersebut kepada peserta lain yang lebih berhak. Ini semua nya, aku lakukan untuk membalas kebaikanmu yang telah kau berikan padaku dulu.”  lanjutnya.

“Apa maksudmu ? Taeyang, kebaikanku waktu dulu aku berikan bukan karena aku…”

“Namun, apa kau tahu? Semenjak aku menghilang dan melanjutkan dunia baru, kehidupan baru, di saat aku sedang sendiri aku selalu teringat olehmu.

Senyummu…

Suaramu…

Sikap manja mu yang sesekali kau tunjukkan di depanku..

Awalnya, aku berfikir apa ini karena aku telah lama bergantung padamu. Aku mencoba menepis semua, tapi semaikn kutepis, bayangan mu selalu ada dipikiranku.

Aku mencoba mencarimu, untuk memastikan mengenai perasaan yang aku rasakan ini. Namun, aku mendapati kabar bahwa kau pindah rumah, kau sudah tak tinggal dirumah itu lagi. Sekarang, didepanmu perasaanku semakin jelas . Ini bukan karena aku terlalu bergantung padamu, aku memang membutuhkan mu untuk selalu ada disampingku. Perasaanku lebih dalam, dari sekedar kata butuh.

“Aku menyukaimu, Dara.” Ia mengecup lembut tanganku.

Tak berapa lama, ia mengeluarkan sebuah kotak merah dan menunjukkan isi nya padaku.

Sebuah cincin, terselip di kotak tersebut. Ia mengambil cincin tersebut dan memasangkannya di jari manisku.

“Kubiarkan jika media mengetahui tentang cincin ini. Karena, akan lebih baik daripada jika aku terus menyembunyikan perasaanku ini padamu, Dara.”

Sebuah cincin berlian, kini melingkar di jari manisku. Aku tak pernah sampai membayangkan, akan seperti ini akhir perasaan yang kami rasakan berdua. Alunan biola malam itu, semakin menambah suasana romantis.

Saat ini, rasanya dunia hanya milik kita berdua.

Malam ini, seakaan hanya milikku dan Taeyang seorang….

“Namun, apakah ini mimpi? Kalau ini mimpi, kuharap takkan ada orang yang akan membangunkanku”

PART GD

Di balkon Apartement…

Ji Yong tengah duduk santai dibawah cahaya rembulan.

Ia memutar-mutar ponselnya, menunggu panggilan dariku karena biasanya setiap acara makan malam, aku selalu gagal.

Aku pasti akan selalu menghubunginya ketika acara sudah selesai. Namun malam ini, aku tak meneleponnya.

Sinar rembulan yang memantul pada gantungan ponsel yang kuberikan untuknya, memperlihatkan raut kecewa di wajahnya. Dan fotoku yang ia jadikan wallpaper di ponselnya, nampaknya akan menjadi sedikit hiburan untuk hati nya yang sedang merasa kalut.

Benar-benar tak ada telepon masuk dariku, malam itu.

“Nampaknya malam ini kau berhasil, Dara.” Ujarnya lirih, dan tak terasa angin malam membawanya untuk terhanyut tidur dibawah sinar rembulan.

2 thoughts on “You Da One

Leave a comment